Tertekan Sikap Kerajaan, Meghan Markle Ingin Bunuh Diri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meghan Markle mengatakan, kehidupan di Kerajaan Inggris sangat merugikan kesehatan mentalnya. Kepada Oprah Winfrey dalam sebuah wawancara, wanita bergelar Duchess of Sussex itu mengungkapkan bahwa dirinya memiliki pikiran untuk bunuh diri dan tak ingin hidup lagi.
"Saya malu mengatakannya pada saat itu dan malu harus mengakuinya kepada Harry. Tetapi, saya tahu bahwa jika saya tidak mengatakannya, maka saya akan melakukannya," kata Meghan, seperti dilansir dari laman People, Senin (8/3).
"Saya tidak ingin hidup lagi. Itu pikiran yang jelas dan nyata sekaligus menakutkan dan konstan," sambungnya.
Kala itu Meghan berpikir, bunuh diri bakal menyelesaikan segalanya untuk semua orang. Bintang film Suits ini merasa telah menjadi korban pembunuhan karakter dan bahwa tekanan tersebut mendorongnya ke titik untuk menyakiti diri sendiri.
Dilansir dari NBC News, dalam wawancara yang ditayangkan di CBS, perempuan 39 tahun ini juga mengungkapkan tuduhan meresahkan tentang pandangan keluarga kerajaan soal ras. Pada bulan-bulan menjelang kelahiran putra mereka, Archie, Meghan menjelaskan dia dan Harry diberi tahu kalau orang dalam kerajaan telah mengungkapkan kekhawatiran serta percakapan tentang seberapa gelap kulitnya ketika sang anak lahir.
Pengungkapan itu membuat heran Winfrey. Winfrey mendesak Meghan untuk menyebutkan nama, tapi dia menolak. "Ada beberapa percakapan secara potensial dan apa arti atau tampilannya. Saya pikir itu akan sangat merugikan mereka," jelas Meghan.
Harry mengaku ditanyai seseorang tentang warna kulit putranya, tetapi tidak mengidentifikasi siapa yang bertanya atau kapan pertanyaan itu dilontarkan.
"Percakapan itu tidak akan pernah saya bagikan. Tetapi pada saat itu, semuanya baik-baik saja, saya sedikit terkejut. Saya tidak nyaman membagikannya," ujar Harry.
Meghan juga mengungkapkan bahwa dia meneteskan air mata sebelum pernikahannya karena perselisihan dengan saudara iparnya, Kate Middleton, sang Duchess of Cambridge.
"Saya malu mengatakannya pada saat itu dan malu harus mengakuinya kepada Harry. Tetapi, saya tahu bahwa jika saya tidak mengatakannya, maka saya akan melakukannya," kata Meghan, seperti dilansir dari laman People, Senin (8/3).
"Saya tidak ingin hidup lagi. Itu pikiran yang jelas dan nyata sekaligus menakutkan dan konstan," sambungnya.
Kala itu Meghan berpikir, bunuh diri bakal menyelesaikan segalanya untuk semua orang. Bintang film Suits ini merasa telah menjadi korban pembunuhan karakter dan bahwa tekanan tersebut mendorongnya ke titik untuk menyakiti diri sendiri.
Dilansir dari NBC News, dalam wawancara yang ditayangkan di CBS, perempuan 39 tahun ini juga mengungkapkan tuduhan meresahkan tentang pandangan keluarga kerajaan soal ras. Pada bulan-bulan menjelang kelahiran putra mereka, Archie, Meghan menjelaskan dia dan Harry diberi tahu kalau orang dalam kerajaan telah mengungkapkan kekhawatiran serta percakapan tentang seberapa gelap kulitnya ketika sang anak lahir.
Pengungkapan itu membuat heran Winfrey. Winfrey mendesak Meghan untuk menyebutkan nama, tapi dia menolak. "Ada beberapa percakapan secara potensial dan apa arti atau tampilannya. Saya pikir itu akan sangat merugikan mereka," jelas Meghan.
Harry mengaku ditanyai seseorang tentang warna kulit putranya, tetapi tidak mengidentifikasi siapa yang bertanya atau kapan pertanyaan itu dilontarkan.
"Percakapan itu tidak akan pernah saya bagikan. Tetapi pada saat itu, semuanya baik-baik saja, saya sedikit terkejut. Saya tidak nyaman membagikannya," ujar Harry.
Meghan juga mengungkapkan bahwa dia meneteskan air mata sebelum pernikahannya karena perselisihan dengan saudara iparnya, Kate Middleton, sang Duchess of Cambridge.