Waspada, Gangguan Pendengaran Anak Hambat Perkembangan Bicara

Kamis, 25 Maret 2021 - 18:41 WIB
loading...
Waspada, Gangguan Pendengaran Anak Hambat Perkembangan Bicara
Faktor pendukung proses perkembangan bicara anak adalah masuknya stimulus kata-kata atau kalimat di telinga. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Pendengaran ternyata memiliki pengaruh pengaruh yang sangat besar dalam proses perkembangan bicara anak . Demikian sebagaimana diungkapkan Dokter Spesialis Telinga, Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher, Dr. dr. Siti Faisa Abiratno, Sp.T.H.T.K.L (K) M.Sc Aud-Vestib Med dalam webinar profesional Penatalaksanaan Gangguan Dengar pada Anak, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Wow! Ternyata Jok Motor Bisa Disulap Jadi Alat Musik Timur Tengah

"Terkadang orang tua beralasan anak belum bisa bicara karena belum waktunya atau karena lidahnya pendek. Ini yang menyebabkan penanganan terlambat," ungkap dr. Siti pada webinar yang diselenggarakan Perhati KL Cabang Sumatera Utara dan Kasoem Hearing Center tersebut.

Menurut dr. Siti Faisa, faktor pendukung proses perkembangan bicara anak adalah masuknya stimulus kata-kata atau kalimat di telinga yang diteruskan via jalur saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak. Di sini suara/kata-kata di interpretasi dan disimpan untuk dasar perkembangan berbicara lebih lanjut.

"Dengan demikian masalah kemampuan mendengar merupakan hal yang penting dalam perkembangan proses berbicara pada anak. Dimulai dengan anak paham apa yang didengar. Masalah gangguan dengar pada anak sering tidak disadari oleh para orangtua," papar dia.

"Anak yang kurang responsif terhadap bunyi di sekitar atau apabila dipanggil tidak respons, dianggap oleh karena anak cuek padahal kemungkinan ada masalah kurang dengar," lanjutnya.

dr. Siti Faisa, yang juga dokter konsultan di Kasoem Hearing Center, mengungkapkan, perkembangan bicara anak dapat juga dipengaruhi oleh status mental, kesehatan anak dan lingkungan. Anak yang sering dirawat di rumah sakit karena sakit, bisa menghambat perkembangan bicara pada anak.

"Jadi masalah gangguan dengar bukan saja input pendengaran yang terganggu, tetapi juga masalah auditory feedback. Masalah gangguan dengar di samping kata-kata tidak terdengar dengan sempurna, saat-anak menirukan/mengucapkan kata-kata akan terdengar di telinganya sendiri. Hal tersebut dapat mengakibatkan cara pengucapan/artikulasi, terutama huruf konsonan tertentu dan intonasi kata-kata tidak sempurna," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, dr. M. Pahala Hanafi Harahap M.Ked (ORL-HNS), Sp.T.H.T.K.L (K), mengatakan, masalah gangguan pendengaran pada anak disebabkan oleh masalah lingkungan dan masalah genetik. "Penyebabnya bisa karena masalah ibu terkena virus saat hamil hingga kondisi prematur dan masalah lain," ujarnya.

Sementara itu, Deputy Direktur Kasoem Hearing Center, Trista Mutia Kasoem mengatakan bahwa webinar profesional seperti ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Tujuannya, lanjut Trista, agar masalah gangguan pendengaran diketahui oleh dokter spesialis maupun dokter umum. Sehingga saat ada masalah gangguan pendengaran bisa segera diberikan solusi seperti Alat Bantu Dengar atau Cochlear Implant.

Baca juga: Terdapat dalam Rukun Iman yang Keenam, Apakah Takdir Bisa Salah?

Hal ini sesuai dengan visi misi Kasoem untuk berperan aktif dalam menanggulangi masalah gangguan pendengaran di Indonesia. "Kami akan konsisten mengadakan program pelatihan dan edukasi untuk profesional secara terus-menerus untuk jadwalnya sendiri bisa dilihat di kasoemhearingcenter.com dan terlihat juga antusias dokter spesialis, dokter umum hingga perawat yang mengikuti webinar kali ini hingga 400 peserta," pungkasnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1551 seconds (0.1#10.140)