Kue Gandus, Si Kenyal Ber-topping untuk Berbuka
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Membicarakan kuliner khas di Palembang tak ada habisnya. Kuliner di Bumi Sriwijaya tidak hanya soal olahan ikan alias pempek dan turunannya, namun terdapat sejumlah kue manis dan khas serta melegenda.
Salah satunya yang paling banyak muncul di bulan Ramadhan yakni kue gandus. Sekilas namanya mirip nama salah satu kecamatan di Kota Palembang yakni, Kecamatan Gandus.
Namun, ini kue tradisional yang khas dan telah menenami perjalanan sejarah lidah Wong Palembang. Kue manis dan lembut serta dihiasai toping khas potongan cabai ini melegenda dan menjadi salah satu menu pilihan warga Palembang untuk berbuka puasa.
Gandus merupakan salah satu kue basah yang dimasak dengan cara dikukus tanpa bungkus. Pada proses pengukusan ini ada dua tahapan. Yang sederhana cukup sekali pengukusan lalu dipasang topping dan kudapan ini siap disantap. (Baca juga: Pedas Nikmat Sambal Udang Pete)
Namun, ada yang juga melalui dua tahapan pengukusan. Setelah pengukusan pertama, kue yang berbahan utama tepung beras dan santan ini diangkat dipasang topping yang terdiri dari udang kering yang dihaluskan, potongan daun seledri hingga potongan cabai. Kemudian kue dikukus kembali untuk merekatkan toping dan memperkuat aroma.
Untuk topping dapat dikreasikan sesuai selera. Dapat juga tanpa udang, dan diganti daging ayam cincang, potongan cabai, daun seledri dan bawang goreng.
Kue gandus dibikin dari bahan utama tepung beras ditambah santan dan tambahan pandan. Pertama-tama santan dan pandan direbus dengan dicampur tepung sedikit demi sedikit hingga mengental. Jangan lupa diberi sedikit garam.
Setelah adonan mengental lalu dimasukkan ke cetakan atau Loyang untuk proses pengukusan. Setelah dirasakan matang, adonan diangkat lalu dipotong dengan ukuran sesuai selera.
Tahap selanjutnya, tiap potongan dihiasai dengan topping yang akan membuatnya menggoda untuk dijadikan kudapan atau menu berbuka puasa.
Melihat bahannya dasarnya yang hanya tepung peras dan santan, tentu kebayang tekstur kudapan tradisional asal Palembang satu ini. Kelembutannya ditambah udang dan bawang goreng pada toppingnya, akan terasa sangat gurih panganan satu ini.
Wak Uban, salah satu perajin berbagai jenis kue di Sukarami Palembang mengatakan, kue gandus sejak dahulu telah digunakan dalam hajatan orang – orang Palembang asli atau hajatan yang banyak menghadirkan orang-orang tua.
“Karena memang orang jaman dahulu, orang tua sangat senang dengan kue gandus. Mungkin karena lembut dan tidak menggunakan penguat rasa,” katanya.
Jika ingin menikmati kue gandus khas Palembang untuk gampangnya langsung saja ke Pasar Cinde Palembang, akan tersedia banyak ragam kue khas Palembang dan Sumsel pada umumnya.
Salah satunya yang paling banyak muncul di bulan Ramadhan yakni kue gandus. Sekilas namanya mirip nama salah satu kecamatan di Kota Palembang yakni, Kecamatan Gandus.
Namun, ini kue tradisional yang khas dan telah menenami perjalanan sejarah lidah Wong Palembang. Kue manis dan lembut serta dihiasai toping khas potongan cabai ini melegenda dan menjadi salah satu menu pilihan warga Palembang untuk berbuka puasa.
Gandus merupakan salah satu kue basah yang dimasak dengan cara dikukus tanpa bungkus. Pada proses pengukusan ini ada dua tahapan. Yang sederhana cukup sekali pengukusan lalu dipasang topping dan kudapan ini siap disantap. (Baca juga: Pedas Nikmat Sambal Udang Pete)
Namun, ada yang juga melalui dua tahapan pengukusan. Setelah pengukusan pertama, kue yang berbahan utama tepung beras dan santan ini diangkat dipasang topping yang terdiri dari udang kering yang dihaluskan, potongan daun seledri hingga potongan cabai. Kemudian kue dikukus kembali untuk merekatkan toping dan memperkuat aroma.
Untuk topping dapat dikreasikan sesuai selera. Dapat juga tanpa udang, dan diganti daging ayam cincang, potongan cabai, daun seledri dan bawang goreng.
Kue gandus dibikin dari bahan utama tepung beras ditambah santan dan tambahan pandan. Pertama-tama santan dan pandan direbus dengan dicampur tepung sedikit demi sedikit hingga mengental. Jangan lupa diberi sedikit garam.
Setelah adonan mengental lalu dimasukkan ke cetakan atau Loyang untuk proses pengukusan. Setelah dirasakan matang, adonan diangkat lalu dipotong dengan ukuran sesuai selera.
Tahap selanjutnya, tiap potongan dihiasai dengan topping yang akan membuatnya menggoda untuk dijadikan kudapan atau menu berbuka puasa.
Melihat bahannya dasarnya yang hanya tepung peras dan santan, tentu kebayang tekstur kudapan tradisional asal Palembang satu ini. Kelembutannya ditambah udang dan bawang goreng pada toppingnya, akan terasa sangat gurih panganan satu ini.
Wak Uban, salah satu perajin berbagai jenis kue di Sukarami Palembang mengatakan, kue gandus sejak dahulu telah digunakan dalam hajatan orang – orang Palembang asli atau hajatan yang banyak menghadirkan orang-orang tua.
“Karena memang orang jaman dahulu, orang tua sangat senang dengan kue gandus. Mungkin karena lembut dan tidak menggunakan penguat rasa,” katanya.
Jika ingin menikmati kue gandus khas Palembang untuk gampangnya langsung saja ke Pasar Cinde Palembang, akan tersedia banyak ragam kue khas Palembang dan Sumsel pada umumnya.
(boy)