Bela-belain Pulang Cepat dari Yaman, Ini yang Buat Kartika Putri Merasa Dipermainkan

JAKARTA - Artis Kartika Putri mengaku sengaja mempercepat pulang ke Indonesia demi mengikuti mediasi terakhir dengan dokter Richard Lee di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Rabu (14/4/2021). Namun dokter Richard Lee tidak juga kunjung hadir.

"Saya saat dia (dokter Richard Lee) meminta hal tersebut (pertemuan) saya masih di Yaman. Karena saya menghormati dan ini di bulan Ramadhan, kenapa tidak kita duduk bersama dengan kepala dingin. Saya harusnya pulang tanggal 12, tapi saya percepat pulang tanaggal 8 malam, tanggal 9 saya sudah sampai di Jakarta. Karena mediasi hari ini atas permintaan kuasa hukum dokter Richard Lee," ujar Kartika Putri.



Kartika Putri mengaku sangat kecewa dan merasa dipermainkan oleh dokter Richard Lee. Pasalnya tanggal mediasi pada 14 April 2021 adalah atas permintaan dokter Richard Lee beserta kuasa hukumnya.



"Namun ternyata setelah saya pulang jauh-jauh dari Yaman agar bisa memenuhi kewajiban karantina, tetapi yang bersangkutan tidak hadir karena alasannya saya baru pulang dari luar negeri. Saya kecewa, seharusnya saya bersama putri sulung saya di Yaman, tapi saya harus pulang lebih cepat demi itikad baik, tapi malah dipermainkan seperti ini," ungkap Kartika Putri kecewa.


Kartika Putri dan dokter Richard Lee.

Kartika Putri menilai alasan dokter Richard Lee mengada-ngada hanya karena dirinya baru saja dari luar negeri.

"Hasil PCR saya di Yaman tanggal 7 negatif, dari pihak Kementerian Kesehatan juga sudah memeriksa, saya sudah karantina 5 hari. Sebelum saya ke kepolisian, saya mengecek ulang dengan tes PCR dan hasilnya baru keluar hari ini saya negatif Covid-19," ungkap Kartika Putri.



Sebagaimana diketahui, perselisihan antara Kartika Putri dengan dokter Richard Lee bermula dari perselisihan pendapat keduanya mengenai salah satu produk kosmetik pada 2020 silam. Keduanya saling melaporkan ke kepolisian terkait perselisihan tersebut.

Dalam UU ITE sebelum pelaporan kasus diproses oleh pihak kepolisian, sesuai Peraturan Kapolri harus ada mediasi antara kedua belah pihak antara pelapor dan terlapor.