Artis Terjerat dan Terjerat Lagi Narkoba, Psikolog: Semua Pihak Punya Andil Salah

Rabu, 21 April 2021 - 22:00 WIB
loading...
Artis Terjerat dan Terjerat Lagi Narkoba, Psikolog: Semua Pihak Punya Andil Salah
Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
DEPOK - Artis terjerat dan terjerat lagi narkoba . Kasus terbaru menimpa pesinetron Rio Reifan yang 4 kali dicokok polisi gara-gara narkoba.

Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta menilai pada dasarnya semua pihak punya andil salah dalam hal apapun termasuk penyalahgunaan narkotika. Untuk pemberantasan narkoba tidak akan selesai kalau yang tangani bukan akarnya.
Baca juga: 4 Kali Ditangkap karena Narkoba, Rio Reifan: Saya Ingin Sembuh, Capek Seperti Ini

Dia melihat narkotika ini merupakan sebuah bisnis. “Bisnis yang dilakukan dengan pola marketing yang sangat bagus,” kata Shinta, Rabu (21/4/2021).

Sebenarnya sasaran pengguna narkoba bukan hanya artis. Namun, posisi artis ini jelas lebih tersorot oleh publik.

Menurut dia, ada beberapa faktor mengapa artis rentan mengonsumsi narkoba. Ironisnya, sekali terjebak sulit melepaskan dari barang haram tersebut. Pertama, mulai dari faktor personal si artis itu sendiri. Karena tuntutan kerja (di bidang apa saja) memang terkadang membuat orang tertekan. “Pada orang tertentu yang tidak tahan pada tekanan akan mudah cemas dan stress, maka narkoba menjadi pilihannya,” ujar Shinta.

Kedua, faktor pergaulan. Dalam hal ini dia melihat pergaulan di kalangan artis memang cenderung lebih bebas tidak terikat seperti organisasi formal. Apa yang ada pada pergaulan dengan mudah akan memengaruhinya.

“Nah, pergaulan (relasi) inilah yang dimanfaatkan penjual narkoba untuk memengaruhi masing-masing pribadi. Terutama jika terlihat artis yang membutuhkan,” ucapnya.
Baca juga: Hei Rio Reifan! Tiap 2 Tahun Berurusan Sama Polisi Gara-gara Narkoba

Ketiga, sistem narkobanya itu sendiri. Oleh karena itu, masih banyak hal yang harus dibenahi. “Apalagi kita juga sering lihat penegak hukum terkadang ikut terlibat dalam jaringan narkoba,” katanya.

Kemudian, pada proses rehabilitasi juga tidak mudah karena kemungkinan relapsnya menjadi besar terutama jika sudah keluar dari pusat rehabilitasi. Saat keluar dari pusat rehabilitasi, pengawasan keluarga menjadi sangat penting. “Jika tidak, maka sangat besar kemungkinan pengguna kembali lagi ke narkoba. Jadi semua punya peran di sini,” kata Shinta.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1151 seconds (0.1#10.140)