Menhub Ingin 'Sulap' Bogor dari Kota Sejuta Angkot menjadi Kota Seribu Bus

Rabu, 28 April 2021 - 14:05 WIB
loading...
Menhub Ingin Sulap Bogor dari Kota Sejuta Angkot menjadi Kota Seribu Bus
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengembangkan program pembelian layanan angkutan perkotaan atau buy the service (BTS) di Jabodetabek. Salah satu kota yang akan menjadi percobaan adalah Bogor .

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dengan kehadiran BTS diharapkan bisa sedikit mengubah citra dari kota Bogor tentang transportasi massal. Sebelumnya kota hujan itu juga sangat terkenal dengan kota sejuta angkot, sehingga dengan adanya BTS menjadi seribu bus.

Baca juga:Tembus Rp6.445 Triliun, Pengusaha Muda Semprit Utang Pemerintah

“Kota bogor menjadi percontohan pertama dengan adanya BTS ini bisa mengubah kota sejuta angkot menjadi seribu bus,” ujarnya dalam acara Webinar, Rabu (28/4/2021).

Namun, Menhub mengingatkan jika program ini jangan hanya fokus pada ketersediaan armada busnya saja. Akan tetapi pengorganisasianya juga harus diatur dengan baik.

“BTS bukan hanya persoalan adanya armada, tapi juga pengorganisasiannya, bagaimana melibatkan stakeholder lainnya,” ucapnya.

Menurut Menhub, kehadiran BTS diharapkan bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Karena selain bisa terhindar dari kemacetan, juga ongkos atau biaya angkutannya jauh lebih murah.

“Rasa aman dan nyaman masyarakat juga ini menjadi solusi dari kemacetan. Dengan adanya BTS mereka akan lebih murah dari segi ekonomi. Kita minta dari upaya ini dijalankan secara seksama dan pembahasan yang matang,” jelasnya.

Baca juga:Korea Selatan Kirim Bantuan Medis ke India

Jika Bogor selesai, maka BTS akan dikembangkan di wilayah Jabodetabek lainya. Oleh karena itu, dirinya berharap uji coba atau percobaan (pilot project) dari BTS di Bogor harus dijalankan dengan sebaik mungkin.

“BTS akan dikembangkan di wilayah Jabodetabek lain, sehingga di Kota Bogor ini kita lakukan dengan teliti dan cermat dengan melibatkan satakeholder, sehingga transportasi masal yang modern ini lebih sehingga coverage layanan di suatu kota bisa lebih luas,” kata Budi.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1188 seconds (0.1#10.140)