3 Makna Lailatul Qadar dan Ibadah yang Dianjurkannya

Jum'at, 07 Mei 2021 - 10:09 WIB
loading...
3 Makna Lailatul Qadar dan Ibadah yang Dianjurkannya
Begitu mulianya malam Lailatul Qadar, banyak amalan yang bisa kita lakukan agar mendapat berkah dan rahmat dari Allah SWT. Foto ilustrasi/SINDOnews
A A A
Sebagai malam yang mulia, Lailatul Qadar mempunyai makna yang begitu dalam . Lantaran makna inilah, setiap umat Islam berbondong-bondong untuk bisa mendapatkan keberkahan malam ini. Lalu apa sebenarnya makna lailatul qadar? Mengapa malam ini disebut lailatul qadar?



Al-qadar memiliki arti takaran atau ukuran , maksudnya adalah Allah Subhanahu wa ta'ala telah menetapkan segala perkara dengan ukuran atau kadar tertentu pada malam tersebut. Hal ini senada dengan firman Allah Ta'ala :

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْناهُ بِقَدَرٍ

“Sungguh, Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (QS. al-Qamar: 49)

Al Imam al-Razy dalam kitab 'Mafatih al-Ghaib' menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan mengapa malam itu disebut malam Lailatul Qadar. Tiga alasan tersebut yakni:



1. Al-Qadar memilki arti takaran atau ukuran

Disebut lailatul qadar karena pada malam tersebut Allah Ta'ala menetapkan segala perkara dengan segala ukuran atau takaranNya termasuk di dalamnya adalah segala perkara yang berkaitan dengan hukum.

Sebuah hadis yang disampaikan sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata bahwa pada malam tersebut di setiap tahun Allah Ta'ala menetapkan hujan, rezeki, hidup, dan mati, serta segala perkara lainnya untuk satu tahun ke depan.

Namun Imam al-Razi menambahkan bahwa Allah Ta'ala telah menetapkan segala takdirNya sejak zaman azali, sebelum Ia menciptakan bumi, langit, dan isinya.



2. Al-Qadar memiliki arti al-Azhamah (keagungan) dan al-syaraf (kemuliaan)

Disebut demikian karena keagungan dan kemuliaan malam ini. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“’Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS. al-Qadr : 3)

Kemuliaan yang dimaksud pada malam tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi seorang hamba ataupun kegiatan yang dilakukan. Dari sisi seorang hamba, maksudnya adalah siapapun umat Nabi SAW yang melakukan kebaikan pada malam tersebut maka ia akan memiliki nilai lebih dan menjadi mulia.



Sedangkan kemuliaan dari sisi kegiatan maksudnya adalah segala kebaikan yang dilakukan pada malam tersebut akan memiliki kadar kemuliaan yang lebih dari malam-malam lainnya.

3. Al-qadar dimaknai sebagai al-dhayyiq atau sempit
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2447 seconds (0.1#10.140)