Raih Kesuksesan di Negeri Orang Berkat Kegigihan dan Kerja Keras
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pepatah kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, mungkin tepatditujukan kepada Zaskia Putri. Wanita 30 tahun ini harus jatuh bangun mengisahkan perjalanan kariernya sebagai lawyer asal Indonesia yang berkecimpung di dunia peradilan Amerika Serikat . Karier yang dia jalankan di AS bukanlah perjalanan yang mulus.
Baca juga: Berawal dari Fangirling Marion Jola, Hadir Don't Touch Me Kolaborasi dengan Danilla Riyadi dan Ramengvrl
Lahir di Jakarta, 1 Mei 1991, Zaskia bisa menjadi contoh sukses perempuan muda Indonesia yang mampu mewujudkan mimpi dan menggapai karier di Negeri Paman Sam. Setelah menerima gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada 2013, dia magang di sebuah firma hukum litigasi di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kemudian, dia kembali ke Jakarta dan menghabiskan 4 tahun di sebuah firma hukum perusahaan besar di bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Guna melanjutkan pendidikan hukumnya, Zaskia mengambil langkah besar ke Seattle, di mana dia memperoleh gelar Master of Law dari University of Washington, Seattle.
Kesuksesan ini pun tak diraihnya dengan mudah. Di awal memutuskan untuk menjalani studi hukum di AS sempat mengalami minder dengan lawyer di AS yang kebanyakan laki-laki, dan terlebih dirinya juga wanita asal Indonesia negara Asia yang merupakan pendatang dan kaum minoritas.
"Awalnya aku minder dalam arti bukan hanya karena perempuan tapi juga berbeda, karena aku bukan orang kulit putih. Di Amerika mayoritasnya kulit putih. Yang kedua, dunia hukum masih didominasi kaum lelaki di Amerika dan mungkin di Indonesia juga," kata Zaskia Putri saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Perjuangannya untuk sukses sudah mulai dia tampakkan. Ketika sebagian besar teman-temannya menghabiskan waktu liburan sekolah dengan liburan, Zaskia memilih menghabiskan waktu liburannya dengan magang di Pengadilan Tinggi King County di Seattle di bawah supervisi Hakim John Ruhl.
Hal tersebut dilakukan Zaskia karena dia bercita-cita untuk berlisensi di Amerika dan kemudian bekerja di Amerika. "Saya menyadari untuk bisa mendapat pekerjaan di Amerika, terutama mendapat visa kerja di sini, bukanlah hal yang mudah," ungkapnya.
Zaskia menambahkan, banyak orang yang tidak tahu bahwa dia sempat gagal ketika mengambil ujian pengacara (bar exam) di Seattle, Washington. Kegagalan tersebut tidak membuatnya putus asa. Dia mencoba lagi untuk kali kedua, dan kegigihannya itu membuahkan hasil. Zaskia dinyatakan lulus dan bisa berpraktik sebagai pengacara di Negara Bagian Washington pada musim panas 2019.
Dia pun memberikan pesan, untuk meraih mimpi dan sukses dalam karier mesti keep going karena memang pasti banyak banget lika-likunya. Berkat kerja kerasnya, Zaskia pun menuai hasilnya. Dia pun mampu menjadi perempuan muda Indonesia dengan Dual Licensed Lawyer di Amerika dan Indonesia.
Dalam pengalamannya, Zaskia juga merupakan orang di balik gugatan hukum Lion Air JT 610 dan Sriwijaya Airlines SJ182 terhadap perusahaan manufaktur AS, Boeing. Zaskia merupakan salah satu anggota tim dari firma hukum Herrmann Law Group yang berbasis di Seattle, Washington. Dia sendiri bergabung dengan Herrmann Law Group pada 2019. Bersama pengacara senior Charles Herrmann dan Mark Lindquist, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menangani kasus kecelakaan Lion Air JT 610 dan sekarang Sriwijaya Air SJ 182.
Baca juga: Para Pakar Ingatkan Pentingnya Konsumsi Susu Berkualitas untuk Cegah Stunting
"Walaupun saya sekarang berada jauh dari negara asal saya Indonesia, saya masih bisa membantu warga negara Indonesia melalui pekerjaan saya. Sebuah kebanggaan untuk saya pribadi bisa membantu mereka keluarga korban dalam mendapatkan keadilan," tuturnya.
Baca juga: Berawal dari Fangirling Marion Jola, Hadir Don't Touch Me Kolaborasi dengan Danilla Riyadi dan Ramengvrl
Lahir di Jakarta, 1 Mei 1991, Zaskia bisa menjadi contoh sukses perempuan muda Indonesia yang mampu mewujudkan mimpi dan menggapai karier di Negeri Paman Sam. Setelah menerima gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada 2013, dia magang di sebuah firma hukum litigasi di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kemudian, dia kembali ke Jakarta dan menghabiskan 4 tahun di sebuah firma hukum perusahaan besar di bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Guna melanjutkan pendidikan hukumnya, Zaskia mengambil langkah besar ke Seattle, di mana dia memperoleh gelar Master of Law dari University of Washington, Seattle.
Kesuksesan ini pun tak diraihnya dengan mudah. Di awal memutuskan untuk menjalani studi hukum di AS sempat mengalami minder dengan lawyer di AS yang kebanyakan laki-laki, dan terlebih dirinya juga wanita asal Indonesia negara Asia yang merupakan pendatang dan kaum minoritas.
"Awalnya aku minder dalam arti bukan hanya karena perempuan tapi juga berbeda, karena aku bukan orang kulit putih. Di Amerika mayoritasnya kulit putih. Yang kedua, dunia hukum masih didominasi kaum lelaki di Amerika dan mungkin di Indonesia juga," kata Zaskia Putri saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Perjuangannya untuk sukses sudah mulai dia tampakkan. Ketika sebagian besar teman-temannya menghabiskan waktu liburan sekolah dengan liburan, Zaskia memilih menghabiskan waktu liburannya dengan magang di Pengadilan Tinggi King County di Seattle di bawah supervisi Hakim John Ruhl.
Hal tersebut dilakukan Zaskia karena dia bercita-cita untuk berlisensi di Amerika dan kemudian bekerja di Amerika. "Saya menyadari untuk bisa mendapat pekerjaan di Amerika, terutama mendapat visa kerja di sini, bukanlah hal yang mudah," ungkapnya.
Zaskia menambahkan, banyak orang yang tidak tahu bahwa dia sempat gagal ketika mengambil ujian pengacara (bar exam) di Seattle, Washington. Kegagalan tersebut tidak membuatnya putus asa. Dia mencoba lagi untuk kali kedua, dan kegigihannya itu membuahkan hasil. Zaskia dinyatakan lulus dan bisa berpraktik sebagai pengacara di Negara Bagian Washington pada musim panas 2019.
Dia pun memberikan pesan, untuk meraih mimpi dan sukses dalam karier mesti keep going karena memang pasti banyak banget lika-likunya. Berkat kerja kerasnya, Zaskia pun menuai hasilnya. Dia pun mampu menjadi perempuan muda Indonesia dengan Dual Licensed Lawyer di Amerika dan Indonesia.
Dalam pengalamannya, Zaskia juga merupakan orang di balik gugatan hukum Lion Air JT 610 dan Sriwijaya Airlines SJ182 terhadap perusahaan manufaktur AS, Boeing. Zaskia merupakan salah satu anggota tim dari firma hukum Herrmann Law Group yang berbasis di Seattle, Washington. Dia sendiri bergabung dengan Herrmann Law Group pada 2019. Bersama pengacara senior Charles Herrmann dan Mark Lindquist, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menangani kasus kecelakaan Lion Air JT 610 dan sekarang Sriwijaya Air SJ 182.
Baca juga: Para Pakar Ingatkan Pentingnya Konsumsi Susu Berkualitas untuk Cegah Stunting
"Walaupun saya sekarang berada jauh dari negara asal saya Indonesia, saya masih bisa membantu warga negara Indonesia melalui pekerjaan saya. Sebuah kebanggaan untuk saya pribadi bisa membantu mereka keluarga korban dalam mendapatkan keadilan," tuturnya.
(nug)