Ada di Lebih dari 80 Negara, Covid-19 Varian Delta Menyebar Sangat Cepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian Delta Covid-19 sudah banyak ditemukan di Indonesia. Di Kudus saja misalnya, kini tercatat ada 28 kasus yang ditemukan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca juga: Nino RAN Positif Covid-19, Warganet Doakan Cepat Sembuh
Secara global, varian Delta Covid-19 (B.1.617), yang kali pertama teridentifikasi di India, jumlahnya terus meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun baru mengeluarkan angka baru pada varian ini.
"Varian Delta sekarang ada di lebih dari 80 negara di seluruh dunia dan menyebar sangat cepat," lapor CNBC melalui WHO, dikutip dari Newser, Kamis (17/6).
Di Inggris saja varian Delta diketahui mendominasi kasus Covid-19 dengan persentase 60 persen. Amerika Serikat mencatat, kenaikan kasus varian Delta mulai dari 6 persen, kini sudah tercatat 10 persen dari total kasus dalam seminggu terakhir.
Laman The Guardian sendiri melaporkan bahwa varian Delta dianggap lebih menular daripada strain aslinya maupun varian Alpha yang kali pertama teridentifikasi di Inggris.
Kemudian, apakah masyarakat perlu khawatir?
Dokter Robert Wachter, Ketua Departemen Kedokteran di University of California, San Fransisco, menerangkan jika Anda sudah divaksin Covid-19, akan setidaknya bisa merasa baik-baik saja asal sudah mendapatkan dua dosis vaksin.
"Jadi, jika kasus varian Delta ini terus melonjak angka kejadiannya dan seseorang memutuskan untuk divaksin, maka mereka perlu lima atau enam minggu untuk terlindungi," katanya pada USA Today.
Baca juga: Drama Racket Boys Dinilai Beri Kesan Buruk dan Rendahkan Indonesia, SBS Didesak Segera Minta Maaf
Di sisi lain, kantor berita CNN mengutip statistik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang menunjukkan pada Rabu (16/6), "43,9% dari semua orang Amerika telah divaksinasi dua dosis," sebutnya. Artinya, masih panjang perjuangan untuk mencapai herd immunity yang diharapkan.
Baca juga: Nino RAN Positif Covid-19, Warganet Doakan Cepat Sembuh
Secara global, varian Delta Covid-19 (B.1.617), yang kali pertama teridentifikasi di India, jumlahnya terus meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun baru mengeluarkan angka baru pada varian ini.
"Varian Delta sekarang ada di lebih dari 80 negara di seluruh dunia dan menyebar sangat cepat," lapor CNBC melalui WHO, dikutip dari Newser, Kamis (17/6).
Di Inggris saja varian Delta diketahui mendominasi kasus Covid-19 dengan persentase 60 persen. Amerika Serikat mencatat, kenaikan kasus varian Delta mulai dari 6 persen, kini sudah tercatat 10 persen dari total kasus dalam seminggu terakhir.
Laman The Guardian sendiri melaporkan bahwa varian Delta dianggap lebih menular daripada strain aslinya maupun varian Alpha yang kali pertama teridentifikasi di Inggris.
Kemudian, apakah masyarakat perlu khawatir?
Dokter Robert Wachter, Ketua Departemen Kedokteran di University of California, San Fransisco, menerangkan jika Anda sudah divaksin Covid-19, akan setidaknya bisa merasa baik-baik saja asal sudah mendapatkan dua dosis vaksin.
"Jadi, jika kasus varian Delta ini terus melonjak angka kejadiannya dan seseorang memutuskan untuk divaksin, maka mereka perlu lima atau enam minggu untuk terlindungi," katanya pada USA Today.
Baca juga: Drama Racket Boys Dinilai Beri Kesan Buruk dan Rendahkan Indonesia, SBS Didesak Segera Minta Maaf
Di sisi lain, kantor berita CNN mengutip statistik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang menunjukkan pada Rabu (16/6), "43,9% dari semua orang Amerika telah divaksinasi dua dosis," sebutnya. Artinya, masih panjang perjuangan untuk mencapai herd immunity yang diharapkan.
(nug)