Mengenang Nike Ardilla, Penyanyi Era 90-an yang Meninggal di Puncak Karier

Sabtu, 31 Juli 2021 - 08:00 WIB
loading...
Mengenang Nike Ardilla,...
Mengenang Nike Ardilla, Penyanyi Era 90-an yang Meninggal di Puncak Karier. Foto/Instagram.
A A A
JAKARTA - Nike Ardilla merupakan penyanyi era 1990-an yang meninggal dunia di puncak karier . Nike meninggal dunia pada 19 Maret 1995 dan namanya masih dikenang hingga sekarang.

Nike Ardilla, terkenal sebagai ikon aliran musik slow rock. Memulai karier sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), pemilik nama asli Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi ini, sudah tampil menyanyi dari panggung ke panggung sebagai penampil pembuka dalam sejumlah konser penyanyi senior. Di antaranya saja Nicky Astria , Ita Purnamasari , dan Ikang Fawzi .

Mengenang Nike Ardilla, Penyanyi Era 90-an yang Meninggal di Puncak Karier


Mulai terjun di industri hiburan sejak 1985, perempuan asal Bandung ini sempat menggunakan nama panggung Nike Astrina. Nama ini diberikan dengan tujuan agar Nike kelak bisa menyaingi Nicky Astria, lady rocker yang kariernya gemerlap pada masa itu.

Di tahun 1986, Nike memasuki dapur rekaman dan merilis sebuah single berjudul Lupa Diri. Lagu ini masuk ke dalam album kompilasi bertajuk Bandung Rock Power (1987). Lalu, tiga tahun kemudian, Nike merilis album pertamanya, Seberkas Sinar pada 1989.

Mengenang Nike Ardilla, Penyanyi Era 90-an yang Meninggal di Puncak Karier


Album tersebut sukses besar di pasaran dan langsung mengangkat nama Nike Ardilla sebagai lady rocker papan atas Indonesia. Di album yang diproduseri oleh Deddy Dores tersebut, perempuan kelahiran 27 Desember 1975 ini meninggalkan nama Nike Astrina dan menggantinya dengan Nike Ardilla, nama yang terkenang hingga sekarang.

Di era 1990-an, Nike adalah artis multitalenta yang sangat produktif. Dia kembali merilis sejumlah album yang meledak di pasaran dan populer sampai sekarang.

Mengenang Nike Ardilla, Penyanyi Era 90-an yang Meninggal di Puncak Karier



Di antaranya Bintang Kehidupan (1990), Nyalakan Api (1990), Matahariku/Izinkan (1991), Biarlah Aku Mengalah (1992), Biarkan Cintamu Berlalu (1994), Duri Terlindung (1994), Suara Hatiku (1995), Sandiwara Cinta (1995), dan Mama Aku Ingin Pulang (1995).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2303 seconds (0.1#10.140)