Mengenang Nike Ardilla, Penyanyi Era 90-an yang Meninggal di Puncak Karier
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nike Ardilla merupakan penyanyi era 1990-an yang meninggal dunia di puncak karier . Nike meninggal dunia pada 19 Maret 1995 dan namanya masih dikenang hingga sekarang.
Nike Ardilla, terkenal sebagai ikon aliran musik slow rock. Memulai karier sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), pemilik nama asli Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi ini, sudah tampil menyanyi dari panggung ke panggung sebagai penampil pembuka dalam sejumlah konser penyanyi senior. Di antaranya saja Nicky Astria , Ita Purnamasari , dan Ikang Fawzi .
Mulai terjun di industri hiburan sejak 1985, perempuan asal Bandung ini sempat menggunakan nama panggung Nike Astrina. Nama ini diberikan dengan tujuan agar Nike kelak bisa menyaingi Nicky Astria, lady rocker yang kariernya gemerlap pada masa itu.
Di tahun 1986, Nike memasuki dapur rekaman dan merilis sebuah single berjudul Lupa Diri. Lagu ini masuk ke dalam album kompilasi bertajuk Bandung Rock Power (1987). Lalu, tiga tahun kemudian, Nike merilis album pertamanya, Seberkas Sinar pada 1989.
Album tersebut sukses besar di pasaran dan langsung mengangkat nama Nike Ardilla sebagai lady rocker papan atas Indonesia. Di album yang diproduseri oleh Deddy Dores tersebut, perempuan kelahiran 27 Desember 1975 ini meninggalkan nama Nike Astrina dan menggantinya dengan Nike Ardilla, nama yang terkenang hingga sekarang.
Di era 1990-an, Nike adalah artis multitalenta yang sangat produktif. Dia kembali merilis sejumlah album yang meledak di pasaran dan populer sampai sekarang.
Di antaranya Bintang Kehidupan (1990), Nyalakan Api (1990), Matahariku/Izinkan (1991), Biarlah Aku Mengalah (1992), Biarkan Cintamu Berlalu (1994), Duri Terlindung (1994), Suara Hatiku (1995), Sandiwara Cinta (1995), dan Mama Aku Ingin Pulang (1995).
Tak hanya musik, Nike juga terjun di industri film dan sinetron. Dia memulai karier aktingnya dengan membintangi sebuah film layar lebar berjudul Gadis Foto Model (1989).
Dari situ, dia banyak membintangi judul-judul film populer pada masanya seperti Ricky (1989), di mana dia beradu akting dengan Ryan Hidayat, Lupus IV (1989), Cinta Anak Muda (1990), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Olga dan Sepatu Roda (1991), dan Si Kabayan Saba Metropolitan (1992).
Sejumlah judul sinetron Tanah Air juga telah dia bintangi selama hidup di dunia. Beberapa di antaranya yang populer adalah Sukreni Gadis Bali (1992), Trauma Marissa (1993), Warisan Darah Biru (1994), dan Sekelam Dendam Marissa (1995).
Namun, di tengah puncak kariernya sebagai penyanyi sekaligus aktris film dan sinetron, Nike Ardilla harus menemui takdir kematiannya pada tahun 1995. Tepatnya pada 19 Maret 1995 akibat kecelakaan tunggal di Jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung, Jawa Barat.
Kabar kematian Nike Ardilla saat itu menghebohkan industri hiburan. Media pemberitaan bahkan memberitakan kematian sang legenda itu selama tiga bulan berturut-turut. Bahkan hingga hari ini, kematian seorang Nike Ardilla masih dikenang, baik oleh keluarga, sahabat, rekan musisi, hingga jutaan penggemarnya.
Nike Ardilla, terkenal sebagai ikon aliran musik slow rock. Memulai karier sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), pemilik nama asli Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi ini, sudah tampil menyanyi dari panggung ke panggung sebagai penampil pembuka dalam sejumlah konser penyanyi senior. Di antaranya saja Nicky Astria , Ita Purnamasari , dan Ikang Fawzi .
Mulai terjun di industri hiburan sejak 1985, perempuan asal Bandung ini sempat menggunakan nama panggung Nike Astrina. Nama ini diberikan dengan tujuan agar Nike kelak bisa menyaingi Nicky Astria, lady rocker yang kariernya gemerlap pada masa itu.
Di tahun 1986, Nike memasuki dapur rekaman dan merilis sebuah single berjudul Lupa Diri. Lagu ini masuk ke dalam album kompilasi bertajuk Bandung Rock Power (1987). Lalu, tiga tahun kemudian, Nike merilis album pertamanya, Seberkas Sinar pada 1989.
Album tersebut sukses besar di pasaran dan langsung mengangkat nama Nike Ardilla sebagai lady rocker papan atas Indonesia. Di album yang diproduseri oleh Deddy Dores tersebut, perempuan kelahiran 27 Desember 1975 ini meninggalkan nama Nike Astrina dan menggantinya dengan Nike Ardilla, nama yang terkenang hingga sekarang.
Di era 1990-an, Nike adalah artis multitalenta yang sangat produktif. Dia kembali merilis sejumlah album yang meledak di pasaran dan populer sampai sekarang.
Di antaranya Bintang Kehidupan (1990), Nyalakan Api (1990), Matahariku/Izinkan (1991), Biarlah Aku Mengalah (1992), Biarkan Cintamu Berlalu (1994), Duri Terlindung (1994), Suara Hatiku (1995), Sandiwara Cinta (1995), dan Mama Aku Ingin Pulang (1995).
Tak hanya musik, Nike juga terjun di industri film dan sinetron. Dia memulai karier aktingnya dengan membintangi sebuah film layar lebar berjudul Gadis Foto Model (1989).
Dari situ, dia banyak membintangi judul-judul film populer pada masanya seperti Ricky (1989), di mana dia beradu akting dengan Ryan Hidayat, Lupus IV (1989), Cinta Anak Muda (1990), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Olga dan Sepatu Roda (1991), dan Si Kabayan Saba Metropolitan (1992).
Sejumlah judul sinetron Tanah Air juga telah dia bintangi selama hidup di dunia. Beberapa di antaranya yang populer adalah Sukreni Gadis Bali (1992), Trauma Marissa (1993), Warisan Darah Biru (1994), dan Sekelam Dendam Marissa (1995).
Namun, di tengah puncak kariernya sebagai penyanyi sekaligus aktris film dan sinetron, Nike Ardilla harus menemui takdir kematiannya pada tahun 1995. Tepatnya pada 19 Maret 1995 akibat kecelakaan tunggal di Jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung, Jawa Barat.
Kabar kematian Nike Ardilla saat itu menghebohkan industri hiburan. Media pemberitaan bahkan memberitakan kematian sang legenda itu selama tiga bulan berturut-turut. Bahkan hingga hari ini, kematian seorang Nike Ardilla masih dikenang, baik oleh keluarga, sahabat, rekan musisi, hingga jutaan penggemarnya.
(dra)