Pengukuran Data Sangat Penting dalam Mendukung Kesetaraan Gender
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengukuran data kesetaraan gender sangat penting dalam pelaporan perusahaan yang memiliki komitmen dalam mendukung kesetaraan gender. Data ini hanya bisa diperoleh jika masing-masing perusahaan melakukan pengukuran tingkat kesetaraan gender.
Baca juga: Cha Eun Woo Diincar Bintangi Drama Korea Dak Gang Jeong
"Pengukuran data itu bagi saya sangat penting, orang mungkin berpikir, itu hanya report tapi kita tidak bisa melaporkan jika tidak ada data. Dan data itu hanya bisa didapat kalau kita mengukur. Prinsipnya adalah, jika kita tidak bisa mengukur, kita tidak bisa mengatur. Kan harus jelas objektifnya, apa yang mau dicapai, dan bisa diukur serta ditelusuri sehingga hasilnya bisa tepat sasaran," tutur Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia dalam Katadata SAFE Forum 2021, Kamis (26/8/2021).
Dia juga menambahkan, komitmen untuk mendorong kesetaraan gender hanya permulaan saja. Masih banyak proses yang perlu dilakukan perusahaan untuk mencapainya, mulai dari komitmen, transformasi budaya hingga rencana kerja.
"Mulai dari komitmen lalu kami memulai dengan budaya korporasi, kami mau mengubah budaya kita yang maskulin menjadi inklusif dan mempromosikan learning together. Jadi inklusi dan keberagaman menjadi pilar yang sangat penting untuk mendorong dan mengakselerasi dalam transformasi budaya tersebut. Dan kami berusaha untuk membuat inklusi dan keberagaman menjadi jati diri perusahaan. Dengan adanya tune from the top, lalu terintegrasi secara budaya lalu muncul charter. Lalu dari charter transit menjadi norma, kebijakan, standar dan prosedur," jelasnya.
PT Bank BTPN Indonesia juga menyatakan hal senada, menurut Andrie Darusman, Head of Corporate Communication and DAYA, data kesetaraan gender menjadi nilai tambah dalam laporan berkelanjutan tahun 2020 yang disusun Bank BTPN.
"Ini adalah laporan berkelanjutan pertama yang kami keluarkan sesuai dengan aturan POJK 51 dan alhamdulillah laporan ini mendapat gold rating dari Asia Sustainability Reporting Standard. Dan mungkin kami mendapat gold rating karena kontribusi dari tools GEARS ini," ujarnya.
Dari data komposisi karyawan Bank BTPN tahun 2020, tercatat ada 234 karyawan perempuan baru, sekitar 37 persen dan 402 karyawan laki-laki atau sekitar 63 persen. Secara keseluruhan, komposisi jumlah karyawan Bank BTPN mencapai 3.090 karyawan perempuan atau sebanyak 42 persen, dan 4.392 karyawan laki-laki. Sementara pada level karyawan manajemen ke atas itu sudah melebihi 37 persen.
"Kalau dilihat across level of responsibility, komposisi gender di karyawan dan karyawan baru, angkanya sudah seimbang. Dan di level board itu 43 persen perempuan, jadi bisa dibilang kami sedang menuju ke arah itu (keseimbangan). Dari GEARS ini kami juga mendapat beberapa key inisiatives yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan, misalnya perlu dilakukannya pelatihan tentang kesetaraan gender," ungkapnya.
Sementara itu, PT HM Sampoerna menyatakan bahwa kesinambungan adalah topik bisnis, sehingga perlu adanya dorongan dari seluruh level karyawan untuk mencapai kesetaraan gender di tempat kerja.
"Ada satu kesungguhan dari manajemen, bahkan dari parent company kami, yaitu Phillip Morris sudah memberikan pernyataan publik. Yaitu di akhir tahun 2022, level pemimpin harus mencapai 40 persen. Dan tentunya kami menjadi bagian dari pergerakan itu juga," ungkap Ripy Mangkoesoebroto, Direktur People & Culture.
Baca juga: Mengenal Bulimia dan Anoreksia, Dua Jenis Eating Disorder yang Paling Sering Dialami Orang
Sementara itu, sebuah riset menunjukkan, jaminan informasi keberlanjutan kini telah menjadi praktik standar untuk perusahaan besar dan menengah di seluruh dunia. Di antara 250 perusahaan terbesar di dunia, tren yang mendasari jaminan pihak ketiga atas data keberlanjutan adalah 71 persen.
Baca juga: Cha Eun Woo Diincar Bintangi Drama Korea Dak Gang Jeong
"Pengukuran data itu bagi saya sangat penting, orang mungkin berpikir, itu hanya report tapi kita tidak bisa melaporkan jika tidak ada data. Dan data itu hanya bisa didapat kalau kita mengukur. Prinsipnya adalah, jika kita tidak bisa mengukur, kita tidak bisa mengatur. Kan harus jelas objektifnya, apa yang mau dicapai, dan bisa diukur serta ditelusuri sehingga hasilnya bisa tepat sasaran," tutur Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia dalam Katadata SAFE Forum 2021, Kamis (26/8/2021).
Dia juga menambahkan, komitmen untuk mendorong kesetaraan gender hanya permulaan saja. Masih banyak proses yang perlu dilakukan perusahaan untuk mencapainya, mulai dari komitmen, transformasi budaya hingga rencana kerja.
"Mulai dari komitmen lalu kami memulai dengan budaya korporasi, kami mau mengubah budaya kita yang maskulin menjadi inklusif dan mempromosikan learning together. Jadi inklusi dan keberagaman menjadi pilar yang sangat penting untuk mendorong dan mengakselerasi dalam transformasi budaya tersebut. Dan kami berusaha untuk membuat inklusi dan keberagaman menjadi jati diri perusahaan. Dengan adanya tune from the top, lalu terintegrasi secara budaya lalu muncul charter. Lalu dari charter transit menjadi norma, kebijakan, standar dan prosedur," jelasnya.
PT Bank BTPN Indonesia juga menyatakan hal senada, menurut Andrie Darusman, Head of Corporate Communication and DAYA, data kesetaraan gender menjadi nilai tambah dalam laporan berkelanjutan tahun 2020 yang disusun Bank BTPN.
"Ini adalah laporan berkelanjutan pertama yang kami keluarkan sesuai dengan aturan POJK 51 dan alhamdulillah laporan ini mendapat gold rating dari Asia Sustainability Reporting Standard. Dan mungkin kami mendapat gold rating karena kontribusi dari tools GEARS ini," ujarnya.
Dari data komposisi karyawan Bank BTPN tahun 2020, tercatat ada 234 karyawan perempuan baru, sekitar 37 persen dan 402 karyawan laki-laki atau sekitar 63 persen. Secara keseluruhan, komposisi jumlah karyawan Bank BTPN mencapai 3.090 karyawan perempuan atau sebanyak 42 persen, dan 4.392 karyawan laki-laki. Sementara pada level karyawan manajemen ke atas itu sudah melebihi 37 persen.
"Kalau dilihat across level of responsibility, komposisi gender di karyawan dan karyawan baru, angkanya sudah seimbang. Dan di level board itu 43 persen perempuan, jadi bisa dibilang kami sedang menuju ke arah itu (keseimbangan). Dari GEARS ini kami juga mendapat beberapa key inisiatives yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan, misalnya perlu dilakukannya pelatihan tentang kesetaraan gender," ungkapnya.
Sementara itu, PT HM Sampoerna menyatakan bahwa kesinambungan adalah topik bisnis, sehingga perlu adanya dorongan dari seluruh level karyawan untuk mencapai kesetaraan gender di tempat kerja.
"Ada satu kesungguhan dari manajemen, bahkan dari parent company kami, yaitu Phillip Morris sudah memberikan pernyataan publik. Yaitu di akhir tahun 2022, level pemimpin harus mencapai 40 persen. Dan tentunya kami menjadi bagian dari pergerakan itu juga," ungkap Ripy Mangkoesoebroto, Direktur People & Culture.
Baca juga: Mengenal Bulimia dan Anoreksia, Dua Jenis Eating Disorder yang Paling Sering Dialami Orang
Sementara itu, sebuah riset menunjukkan, jaminan informasi keberlanjutan kini telah menjadi praktik standar untuk perusahaan besar dan menengah di seluruh dunia. Di antara 250 perusahaan terbesar di dunia, tren yang mendasari jaminan pihak ketiga atas data keberlanjutan adalah 71 persen.
(nug)