Bantuan Modal UMKM Bagi dan Dari Pelaku UMKM Sendiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masalah permodalan kerap dihadapi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Karenanya, sejumlah pihak tergerak untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Salah satunya dilakukan oleh Yayasan Dimensi untuk Indonesia (YDUI) melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). YDUI kembali menggulirkan Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga (BPMTB) kepada pelaku UMKM di wilayah Bogor, Jawa Barat, pada 6 Oktober lalu.
Sebanyak tujuh pedagang kecil mendapat giliran mendapat pinjaman yang disaksikan langsung oleh Pelindung YDUI Brigjend Arkamelvi Karmani dan Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada.
“Teman-teman terima manfaat, membayarnya sejumlah yang dipinjam, misal pinjam Rp5 juta, dibayarnya Rp500 ribu selama 10 bulan. Jadi nggak ada bunga. Di sini ada Bapak Arkamelvi yang mengawasi,” kata Menhefari, Founder Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi) di hadapan tujuh pedagang kecil penerima BPMTB.
Menurut Menhefari, dana CSR YDUI terkumpul dari sumbangan atau zakat para pelaku internet marketing yang bergabung di komunitas Dimensi. Sebelumnya, Menhefari bersama teman-teman telah memberikan pelatihan digital marketing secara gratis kepada pedagang kecil. Setelah sukses, para pedagang tersebut sering mengirimkan hadiah dan hasil dagangan mereka secara gratis, lalu dia meminta untuk dihentikan.
“Hadiahnya sudah kebanyakan. Lalu saya bilang kalau mau kasih hadiah ditransfer saja. Nah hasil transferan itu diputar untuk pinjaman ini,” kata Menhefari, yang sudah membantu sekitar 80-an pedagang kecil di Solok, Padang, dan Bogor.
Sementara itu Arkamelvi mengatakan, program BPMTB yang digulirkan YDUI sudah tepat ketimbang memberikan secara cuma-cuma dalam bentuk hibah.
“Dengan pola pengembalian pinjaman itu akan menjadi pemicu bagi seseorang untuk giat bekerja keras dan secara tidak langsung melahirkan karakter UKM yang peduli terhadap sesama UKM,” ujarnya.
Menhefari melanjutkan, Dimensi menyalurkan dana tergantung dari yang didapatkan. Dimensi juga kerap memberikan pelatihan internet marketing bagi anggota Yayasan Dimensi.
“Kami ajak Pak Wientor karena beliau pejabat yang mengerti soal UKM. Meski beliau belum setahun di Smesco, tapi sudah terlihat ada perubahan signifikan. Di sana teman-teman UKM yang ingin berjualan online, tinggal belajar saja karena barang dan gudang sudah disediakan pemerintah, ada di Gedung Smesco lantai 11. Hanya kirim resi, nanti semua barang dikirim dari sana. Ini sangat membantu orang-orang kecil yang berjualan online," beber Menhefari.
Wientor Rah Mada menimpali, untuk membuka akses pasar bagi UKM diperlukan suatu solusi logistik. Termasuk untuk mengakses pasar domestik. Maka itu, Smesco menyediakan solusi yakni Smesco Fulfillment Center.
“Kami siapkan sebagai tempat transit produk-produk UKM dari Sumatera, Pulau Jawa, dan Madura,” katanya.
Dalam program ini Smesco bekerja sama dengan JNE dan Guyub. Semua produk UMKM nantinya dijual melalui Siren.id.
Salah satunya dilakukan oleh Yayasan Dimensi untuk Indonesia (YDUI) melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). YDUI kembali menggulirkan Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga (BPMTB) kepada pelaku UMKM di wilayah Bogor, Jawa Barat, pada 6 Oktober lalu.
Sebanyak tujuh pedagang kecil mendapat giliran mendapat pinjaman yang disaksikan langsung oleh Pelindung YDUI Brigjend Arkamelvi Karmani dan Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada.
“Teman-teman terima manfaat, membayarnya sejumlah yang dipinjam, misal pinjam Rp5 juta, dibayarnya Rp500 ribu selama 10 bulan. Jadi nggak ada bunga. Di sini ada Bapak Arkamelvi yang mengawasi,” kata Menhefari, Founder Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi) di hadapan tujuh pedagang kecil penerima BPMTB.
Menurut Menhefari, dana CSR YDUI terkumpul dari sumbangan atau zakat para pelaku internet marketing yang bergabung di komunitas Dimensi. Sebelumnya, Menhefari bersama teman-teman telah memberikan pelatihan digital marketing secara gratis kepada pedagang kecil. Setelah sukses, para pedagang tersebut sering mengirimkan hadiah dan hasil dagangan mereka secara gratis, lalu dia meminta untuk dihentikan.
“Hadiahnya sudah kebanyakan. Lalu saya bilang kalau mau kasih hadiah ditransfer saja. Nah hasil transferan itu diputar untuk pinjaman ini,” kata Menhefari, yang sudah membantu sekitar 80-an pedagang kecil di Solok, Padang, dan Bogor.
Sementara itu Arkamelvi mengatakan, program BPMTB yang digulirkan YDUI sudah tepat ketimbang memberikan secara cuma-cuma dalam bentuk hibah.
“Dengan pola pengembalian pinjaman itu akan menjadi pemicu bagi seseorang untuk giat bekerja keras dan secara tidak langsung melahirkan karakter UKM yang peduli terhadap sesama UKM,” ujarnya.
Menhefari melanjutkan, Dimensi menyalurkan dana tergantung dari yang didapatkan. Dimensi juga kerap memberikan pelatihan internet marketing bagi anggota Yayasan Dimensi.
“Kami ajak Pak Wientor karena beliau pejabat yang mengerti soal UKM. Meski beliau belum setahun di Smesco, tapi sudah terlihat ada perubahan signifikan. Di sana teman-teman UKM yang ingin berjualan online, tinggal belajar saja karena barang dan gudang sudah disediakan pemerintah, ada di Gedung Smesco lantai 11. Hanya kirim resi, nanti semua barang dikirim dari sana. Ini sangat membantu orang-orang kecil yang berjualan online," beber Menhefari.
Wientor Rah Mada menimpali, untuk membuka akses pasar bagi UKM diperlukan suatu solusi logistik. Termasuk untuk mengakses pasar domestik. Maka itu, Smesco menyediakan solusi yakni Smesco Fulfillment Center.
“Kami siapkan sebagai tempat transit produk-produk UKM dari Sumatera, Pulau Jawa, dan Madura,” katanya.
Dalam program ini Smesco bekerja sama dengan JNE dan Guyub. Semua produk UMKM nantinya dijual melalui Siren.id.
(tsa)