Wisata Bali Dibuka, Kemenparekraf Benahi Infrastruktur Pantai Kuta
loading...
A
A
A
BALI - Bertepatan dengan dibukanya Bali untuk penerbangan internasional, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, secara resmi menyerahkan pilot project revitalisasi toilet di Pantai Kuta, Bali.
Sebelumnya, program ini telah diluncurkan oleh Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno pada 17 Maret lalu. Penyerahan pilot project revitalisasi toilet menandakan bahwa pengerjaannya telah selesai dan siap dimanfaatkan oleh para pengunjung yang berwisata ke Pantai Kuta, Bali.
Kegiatan revitalisasi toilet menjadi salah satu bentuk gerak cepat Kemenparekraf dengan Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) serta Industri Sanitasi, dalam menghadirkan toilet yang nyaman bagi wisatawan sekaligus memenuhi unsur kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlangsungan lingkungan yang menjadi perhatian utama wisatawan pascapandemi.
Saat ini, Indonesia berada di urutan 102 dari 140 negara dalam aspek health and hygiene. Oleh karenanya program revitalisasi toilet di destinasi ini sangat tepat sasaran dan tepat manfaat.
Mulai tahun ini, Pelatihan Pengelolaan Toilet di Destinasi sudah masuk dalam menu DAK (Dana Alokasi Khusus) Non Fisik Pariwisata, sehingga diharapkan toilet yang ada di destinasi tidak lagi terkesan kumuh dan kotor.
"Harapan kami, apa yang sudah kita bangun dan kolaboraksi akan terus berkelanjutan dan pihak industri serta pemda dapat bekerja sama untuk mewujudkan toilet bersih kualitas hotel bintang lima di destinasi. Tahun 2022 program revitalisasi toilet akan kita lanjutkan di Kuta Bali sebagai percontohan untuk daerah lainnya,” ujar Vinsensiu dalam keterangan resmi, Jumat (15/10/2021).
Direktur Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf, Wawan Gunawan, mengatakan hal yang Kemenparekraf lakukan merupakan implementasi dari strategi Kemenparekraf yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, dengan menghadirkan toilet yang bersih dengan standar yang baik.
Selain itu, Kemenparekraf juga akan memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pengelolaanya.
“Membangun toilet itu mudah, tapi memelihara dan mengelolanya membutuhkan skill. Oleh karena itu, memberikan pendampingan dan pelatihan dalam menjaga toilet agar nyaman digunakan perlu kita lakukan,” katanya.
Disisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, mengapresiasi dan berterima kasih atas komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam mendukung bangkitnya pariwisata Bali.
Pemerintah Provinsi Bali dan para pengelola Pantai Kuta pun berkomitmen untuk menjaga toilet hasil revitalisasi Kemenparekraf.
Juga, menurut Wakil Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Nani Sumaryati Firmansyah, toilet bersih adalah salah satu cerminan budaya bangsa. ATI dan industri siap bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk destinasi selanjutnya.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Bidang Pariwisata dan Investasi KSP, Albertien Enang Pirade mengatakan bahwa Bali merupakan barometer pariwisata Indonesia. Oleh karenanya, Kantor Staf Presiden (KSP) hadir untuk memastikan pembukaan kembali Bali, khususnya untuk wisatawan mancanegara agar dapat berjalan lancar.
Selain standar protokol kesehatan CHSE dan vaksinasi yang menjadi syarat mutlak dan sangat krusial, fasilitas pendukung seperti toilet juga perlu dijaga kebersihannya.
"Semoga kondisi pandemi tetap bisa dikendalikan dengan baik dan pembukaan kembali Bali menjadi titik awal pemulihan dan kebangkitan pariwisata Indonesia,” kata Albertien.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan toilet yaitu:
1. Pengelola
Mereka harus paham dan serius dalam merawat toilet agar tetap terjaga.
2. Cleaning service yang andal
Cleaning service harus mampu menjadi agen perubahan yang bisa menegur secara baik kepada pengguna toilet bila ada perilaku yang tidak tepat dalam penggunaan toilet.
3. Pengguna toilet
Ini juga perlu diedukasikan bersama, untuk memudahkan pengguna, di dalam toilet bisa dipasang stiker-stiker edukasi seperti jaga kebersihan, jangan tinggalkan jejak, gunakan air secukupnya, dan sebagainya.
Lihat Juga: Wisata Malam di Aurora Park Bali, Hutan Alami Sarat Sensasi Multimedia Interaktif Berbasis AI
Sebelumnya, program ini telah diluncurkan oleh Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno pada 17 Maret lalu. Penyerahan pilot project revitalisasi toilet menandakan bahwa pengerjaannya telah selesai dan siap dimanfaatkan oleh para pengunjung yang berwisata ke Pantai Kuta, Bali.
Kegiatan revitalisasi toilet menjadi salah satu bentuk gerak cepat Kemenparekraf dengan Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) serta Industri Sanitasi, dalam menghadirkan toilet yang nyaman bagi wisatawan sekaligus memenuhi unsur kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlangsungan lingkungan yang menjadi perhatian utama wisatawan pascapandemi.
Saat ini, Indonesia berada di urutan 102 dari 140 negara dalam aspek health and hygiene. Oleh karenanya program revitalisasi toilet di destinasi ini sangat tepat sasaran dan tepat manfaat.
Mulai tahun ini, Pelatihan Pengelolaan Toilet di Destinasi sudah masuk dalam menu DAK (Dana Alokasi Khusus) Non Fisik Pariwisata, sehingga diharapkan toilet yang ada di destinasi tidak lagi terkesan kumuh dan kotor.
"Harapan kami, apa yang sudah kita bangun dan kolaboraksi akan terus berkelanjutan dan pihak industri serta pemda dapat bekerja sama untuk mewujudkan toilet bersih kualitas hotel bintang lima di destinasi. Tahun 2022 program revitalisasi toilet akan kita lanjutkan di Kuta Bali sebagai percontohan untuk daerah lainnya,” ujar Vinsensiu dalam keterangan resmi, Jumat (15/10/2021).
Direktur Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf, Wawan Gunawan, mengatakan hal yang Kemenparekraf lakukan merupakan implementasi dari strategi Kemenparekraf yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, dengan menghadirkan toilet yang bersih dengan standar yang baik.
Selain itu, Kemenparekraf juga akan memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pengelolaanya.
“Membangun toilet itu mudah, tapi memelihara dan mengelolanya membutuhkan skill. Oleh karena itu, memberikan pendampingan dan pelatihan dalam menjaga toilet agar nyaman digunakan perlu kita lakukan,” katanya.
Disisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, mengapresiasi dan berterima kasih atas komitmen Kemenparekraf/Baparekraf dalam mendukung bangkitnya pariwisata Bali.
Pemerintah Provinsi Bali dan para pengelola Pantai Kuta pun berkomitmen untuk menjaga toilet hasil revitalisasi Kemenparekraf.
Juga, menurut Wakil Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Nani Sumaryati Firmansyah, toilet bersih adalah salah satu cerminan budaya bangsa. ATI dan industri siap bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk destinasi selanjutnya.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Bidang Pariwisata dan Investasi KSP, Albertien Enang Pirade mengatakan bahwa Bali merupakan barometer pariwisata Indonesia. Oleh karenanya, Kantor Staf Presiden (KSP) hadir untuk memastikan pembukaan kembali Bali, khususnya untuk wisatawan mancanegara agar dapat berjalan lancar.
Selain standar protokol kesehatan CHSE dan vaksinasi yang menjadi syarat mutlak dan sangat krusial, fasilitas pendukung seperti toilet juga perlu dijaga kebersihannya.
"Semoga kondisi pandemi tetap bisa dikendalikan dengan baik dan pembukaan kembali Bali menjadi titik awal pemulihan dan kebangkitan pariwisata Indonesia,” kata Albertien.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan toilet yaitu:
1. Pengelola
Mereka harus paham dan serius dalam merawat toilet agar tetap terjaga.
2. Cleaning service yang andal
Cleaning service harus mampu menjadi agen perubahan yang bisa menegur secara baik kepada pengguna toilet bila ada perilaku yang tidak tepat dalam penggunaan toilet.
3. Pengguna toilet
Ini juga perlu diedukasikan bersama, untuk memudahkan pengguna, di dalam toilet bisa dipasang stiker-stiker edukasi seperti jaga kebersihan, jangan tinggalkan jejak, gunakan air secukupnya, dan sebagainya.
Lihat Juga: Wisata Malam di Aurora Park Bali, Hutan Alami Sarat Sensasi Multimedia Interaktif Berbasis AI
(hri)