Aliando Syarief Idap Gangguan Mental OCD, Begini Gejalanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aliando Syarief mengaku selama ini mengidap penyakit mental yang dikenal sebagai OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Apa OCD itu? Apa pula gejalanya?
OCD adalah gangguan di mana orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi yang berulang dan tidak diinginkan (obsesi) yang membuat mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang (kompulsi).
Kompulsi adalah kegiatan repetitif yang bertujuan untuk mengalihkan penyandang OCD dari obsesinya. Perlu diingat, kompulsi yang dialami oleh penyandang OCD tidak hanya dilakukan sekali dua kali, namun hingga berpuluh-puluh kali.
Berbeda dengan kebanyakan orang, kompulsi ini dilakukan tanpa tujuan, murni karena terpaksa. Selain itu, kompulsi juga dapat timbul dalam bentuk penghindaran. Contohnya, penyandang OCD dengan obsesi kotoran akan menghindari segala sesuatu yang dapat membuatnya kotor.
Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Berdasarkan penelitian dari American Psychiatric Assosiation, ditemukan bahwa faktor genetik dapat meningkatkan risiko timbulnya OCD sama seperti gangguan mental lain.
Namun, uniknya OCD juga dapat timbul akibat infeksi bakteri yaitu Streptokokus. Kondisi ini hanya timbul pada anak-anak. Hanya, tidak diketahui secara pasti apakah infeksi tersebut yang menyebabkan OCD atau hanya memicu gejala OCD pada anak-anak yang memang sudah memilikinya.
Gangguan mental OCD ini bersifat kronis. Tetapi, dengan gabungan terapi serta pengobatan yang sesuai, penyandang OCD dapat belajar mengatasi kondisinya dengan lebih baik.
Namun, yang menjadi permasalahannya, kebanyakan penyandang OCD bahkan tidak sadar mereka memiliki OCD. Dan jika sadar sekali pun memilih untuk tidak mengambil tindakan perawatan. Karena OCD terlalu dianggap enteng di antara gangguan mental yang lain. OCD juga dianggap hanya ketidaknyamanan belaka.
Oleh karena itu, perlu adanya perubahan sikap terhadap OCD, menyadari bahwa hanya karena bagi kita apa yang dialami penyandang OCD tidak dianggap serius bukan berarti hal tersebut tidak nyata bagi mereka.
OCD adalah gangguan di mana orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi yang berulang dan tidak diinginkan (obsesi) yang membuat mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang (kompulsi).
Kompulsi adalah kegiatan repetitif yang bertujuan untuk mengalihkan penyandang OCD dari obsesinya. Perlu diingat, kompulsi yang dialami oleh penyandang OCD tidak hanya dilakukan sekali dua kali, namun hingga berpuluh-puluh kali.
Berbeda dengan kebanyakan orang, kompulsi ini dilakukan tanpa tujuan, murni karena terpaksa. Selain itu, kompulsi juga dapat timbul dalam bentuk penghindaran. Contohnya, penyandang OCD dengan obsesi kotoran akan menghindari segala sesuatu yang dapat membuatnya kotor.
Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Berdasarkan penelitian dari American Psychiatric Assosiation, ditemukan bahwa faktor genetik dapat meningkatkan risiko timbulnya OCD sama seperti gangguan mental lain.
Namun, uniknya OCD juga dapat timbul akibat infeksi bakteri yaitu Streptokokus. Kondisi ini hanya timbul pada anak-anak. Hanya, tidak diketahui secara pasti apakah infeksi tersebut yang menyebabkan OCD atau hanya memicu gejala OCD pada anak-anak yang memang sudah memilikinya.
Gangguan mental OCD ini bersifat kronis. Tetapi, dengan gabungan terapi serta pengobatan yang sesuai, penyandang OCD dapat belajar mengatasi kondisinya dengan lebih baik.
Namun, yang menjadi permasalahannya, kebanyakan penyandang OCD bahkan tidak sadar mereka memiliki OCD. Dan jika sadar sekali pun memilih untuk tidak mengambil tindakan perawatan. Karena OCD terlalu dianggap enteng di antara gangguan mental yang lain. OCD juga dianggap hanya ketidaknyamanan belaka.
Oleh karena itu, perlu adanya perubahan sikap terhadap OCD, menyadari bahwa hanya karena bagi kita apa yang dialami penyandang OCD tidak dianggap serius bukan berarti hal tersebut tidak nyata bagi mereka.
(tsa)