Musim Hujan Rawan DBD, Ini Waktu Kritis Seseorang Terkena Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti

Senin, 31 Januari 2022 - 17:26 WIB
loading...
Musim Hujan Rawan DBD, Ini Waktu Kritis Seseorang Terkena Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti
Penyakit DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang beroperasi ketika rush hour atau jam sibuk seperti di jam 08.00 – 10.00, kemudian siang di jam 14.00 – 16.00. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Selain kasus Covid-19 yang semakin meningkat, masyarakat juga diimbau agar berhati-hati dengan ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) muncul di musim penghujan. DBD tidak bisa diremehkan sebab memiliki potensi menyebabkan kematian.

Sebagaimana diketahui DBD ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. Nyamuk ini sering sekali menetaskan telur-telurnya di genangan air. Tak heran jika populasi nyamuk ini bertambah dengan cepat di musim penghujan.

Kapan nyamuk Aedes Aegypti beroperasi?

Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tular Vektor dan Zoonosis, Dinkes DKI Jakarta, Roosvita Nur Aini, mengatakan bahwa nyamuk Aedes Aegypti beroperasi ketika rush hour atau jam sibuk seperti di jam 08.00 – 10.00, kemudian siang di jam 14.00 – 16.00.

Ketika seseorang terkena gigitan, gejala baru akan muncul di hari ketiga setelah gigitan. Gejalanya meliputi demam tinggi di hari 1-3, sakit kepala berat, mual, susah makan, ruam atau bintik merah. Kondisi yang dan lebih parah lainya ialah pendarahan.



“Di Faskes kita sudah ada pemeriksaan dini untuk meneliti apakah sudah ada virus Dengue di tubuh. Pemeriksaan ini dimulai dari hari 1-3 demam tinggi, dengan cara pengecekan darah," kata dr. Roosvita, sebagaimana dirangkum dari laman resmi Dinas Kesehatan Jakarta, Senin (31/01/2022).

Bagaimana gejala orang dengan Immunocompromised?

Dokter Roosvita mengatakan perbedaan yang paling terlihat hanya pada demam. Jika manusia normal akan merasakan demam tinggi, namun bagi penderita Immunocompromised mereka akan mengalami demam biasa namun gejala lainnya seperti hilang nafsu makan, sakit kepala dan lain-lain sama.

"Oleh karena itu sebaiknya jika penderita Immunocompromised mengalami gejala DBD lainnya selain demam, segera memeriksakan diri ke Faskes terdekat," tuntasnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)