Janda Muda Makin Menjamur di Pedesaan, Ini 4 Penyebabnya

Jum'at, 18 Februari 2022 - 06:29 WIB
loading...
Janda Muda Makin Menjamur...
Janda merupakan status yang melekat pada seorang wanita yang telah resmi bercerai atau ditinggal mati suaminya. Foto Ilustrasi/Unsplash
A A A
JAKARTA - Janda merupakan status yang melekat pada seorang wanita yang telah resmi bercerai atau ditinggal mati suaminya. Khusus janda cerai, beberapa wanita terpaksa memilih berpisah dengan suami karena berbagai faktor kehidupan yang tidak bisa ditemukan solusinya.

Dalam hal ini, kasus perceraian yang terus berlanjut menyebabkan beberapa wanita muda harus hidup dengan status janda sampai jangka waktu yang belum diketahui.



Berikut beberapa penyebab meningkatnya angka janda muda di pedesaan.

1. Faktor Pernikahan Dini

Pernikahan dini menjadi faktor utama meningkatnya angka janda muda di desa-desa. Hal ini dikarenakan stereotip atau kebiasaan yang sudah melekat pada warga desa untuk segera menikahkan anak perempuan.

Para orangtua dalam hal ini, lebih memilih menikahkan anak perempuan mereka daripada harus mengirim anak untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Masih banyak orangtua yang menganggap bahwa kodrat perempuan adalah menikah dan melayani suaminya. Sehingga mereka lebih memilih untuk segera menikahkan si anak perempuan walaupun masih terlalu dini usianya.

Hal tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka janda muda di desa, karena beberapa perceraian terjadi ketika anak tersebut belum siap untuk menikah, namun tetap dipaksa untuk segera menikah. Hasilnya adalah dia gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang istri, dan berakhir dengan perceraian.





2. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor yang paling umum untuk dijadikan alasan dalam perceraian. Hal tersebut tidak bisa dibantah, karena faktor ekonomi yang buruk biasanya akan menciptakan rumah tangga yang kurang harmonis.

Faktor ekonomi ini sangat berpengaruh dalam meningkatnya angka janda muda di desa-desa. Mungkin bagi sebagian warga desa, hidup secara sederhana sudahlah cukup. Namun, ada juga sebagian yang merasa kurang ketika kebutuhan sehari-harinya tidak terpenuhi. Hal tersebut yang menyulut pertengkaran antara suami dan istri, lalu berakhir dengan perceraian.

Faktor ekonomi yang buruk diperparah dengan keadaan pandemi corona yang saat ini masih melanda. Banyak suami yang kehilangan mata pencaharian. Mereka di PHK, usaha mereka bangkrut, dan berbagai alasan lain menyebabkan suami tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

3. Faktor Kesehatan

Faktor kesehatan juga cukup berpengaruh pada peningkatan angka janda muda di desa-desa. Hal ini biasanya terjadi karena sang suami telah meninggal dunia dan menjadikan istrinya berstatus janda.

Selain itu, ada juga faktor tentang kondisi kesehatan buruk yang dialami seorang suami atau istri menjadikan salah satu di antara mereka memilih untuk berpisah. Sebagai contoh, hal ini terjadi ketika suami merasa lelah untuk merawat istrinya yang sakit-sakitan, sehingga jalan pintas yang dicarinya hanyalah melalui perceraian.

4. Faktor Ditinggalkan Suami

Faktor terakhir yang menyebabkan meningkatnya angka janda muda di desa adalah ditinggalkan suami. Ini sering terjadi ketika suami istri tersebut sudah tidak memiliki rasa cinta dan hubungan yang harmonis. Hal tersebut membuat suami memilih wanita lain dan meninggalkan istrinya.

Selain itu, biasanya alasan suami yang tega meninggalkan istrinya adalah karena utang. Sehingga si suami kabur dan meninggalkan istrinya menjadi seorang janda.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1517 seconds (0.1#10.140)