Hadirkan Tema Intimate Experience, Wall of Fades 2022 Bangkitkan Industri Denim Tanah Air
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pameran dan marketplace bagi merek lokal, khususnya denim , Wall Of Fades 2022 akan kembali digelar secara hybrid yakni offline dan online. Tahun ini digelar secara offline di Roastman Experience Bandung pada 4-6 Maret 2022 dan Senayan Park Jakarta pada 24-27 Maret 2022.
Sejak pandemi, Wall of Fades belum pernah mengadakan lagi offline experience, maka dari itu Wall of Fades 2022 akan menjadi pagelaran yang spesial dengan banyak kegiatan interaktif secara langsung untuk memuaskan para pecinta denim.
Acara yang digagas oleh Darahkubiru sebagai media dan komunitas yang peduli dengan ekosistem industri kreatif, terutama produk denim, itu berkolaborasi dengan Teamup. Selain pameran, Wall Of Fades juga memberikan edukasi mengenai denim dan memperkenalkan industri kreatif lokal kepada masyarakat luas ditengah kondisi pandemi saat ini.
Rizqi Alkautsar selaku Ketua Umum Wall Of Fades 2022 ini mengatakan secara umum, ada empat kegiatan utama yang diselenggarakan Wall of Fades 2022 yaitu eksibisi, edukasi, musik, dan market. Eksibisi dibagi dua yaitu Denim Exhibition dan Art Installation. Sedangkan edukasi berisikan kegiatan Talks dan Workshop. Untuk musik, ada Live Music dan juga Live Online Music. Begitupun dengan market yang menghadirkan pengalaman Offline Market, Online Market, dan Community Corner.
“Tema untuk tahun 2022 kita angkat Intimate Experience karena terakhir adakan offline pada 2019 lalu dan pada 2020-2021 kita lakukan event kita semua agak sulit terbatas dan gunakan aktivitas baru dengan online sebatas virtual dan akhirnya kita kangen dan pengen ketemu sama temen lama agar apa pengalaman yang bisa dirasakan terutama komunitas bisa merasakan kumpul dan tatap muka bareng setelah 2 tahun online dengan intimate experience,” ujar Rizqi Alkautsar selaku ketua umum menjawab pertanyaan SINDOnews.com dalam jumpa pers Wall Of Fades di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Rizqi mengungkapkan bahwa denim tidak hanya tentang fashion, tetapi juga kreativitas dan seni. Dengan ini kami menghadirkan 4 dimensi berbeda dari Wall of Fades, yaitu Denim, Experience, Art Movement, dan Hybrid. WOF akan memberikan pengalaman denim yang lebih intim kepada penonton.
Panca Novianto selaku CEO Darahkubiru menjelaskan bahwa kegiatan utama tentunya adalah hybrid market, dimana Wall of Fades 2022 kembali menjual barang secara offline lagi, dengan kurasi yang berkualitas. Tenant yang dapat berpartisipasi adalah tenant yang menawarkan pengalaman selain hanya menjual barang-barang mereka. Dengan cara ini baik acara maupun pengunjung akan mendapatkan lebih banyak konten dan pengalaman.
Sedangkan untuk tenant lainnya, Wall of Fades 2022 melakukan kerjasama khusus dengan Blibli untuk menjual barangnya di online marketplace. Selain itu Blibli juga menjadi partner untuk penjual tiket. Untuk Denim Exhibition, Wall of Fades 2022 ingin memberikan pengalaman yang berbeda kepada orang-orang dari 2 tahun terakhir yang diisi dengan kebanyakan acara online. Pameran akan fokus secara offline, dengan visual yang interaktif dan pendekatan pola pikir seni.
“Pengalaman online juga tetap terpenuhi dengan menghadirkan pameran offline ke format online dengan menggunakan teknologi seperti VR atau IP Live. Eksibis denim akan fokus membawa denim kembali ke pengalaman biasa dengan menunjukkan anatomi denim, sejarah denim, evolusi denim, dan penataan denim,” ucapnya.
Sedangkan dalam Art Installation, Ahmad Romero selaku Co founder sTeam Up mengungkapkan bahwa Wall of Fades 2022 berkolaborasi dengan seniman ternama yang akan merespon denim sebagai inspirasi utama mereka dalam instalasinya. Instalasi ini akan memberikan pengalaman penuh bagi penonton dan artis itu sendiri dengan membuat sesuatu yang melibatkan keduanya. “Instalasi akan berupa tenda yang terbuat dari bahan denim berwarna terang. Satu sisi tenda akan dilukis oleh seniman dan sisi lainnya akan dihias, dilukis, dan digambar oleh penonton. Instalasi seni juga dilakukan secara online dengan menggunakan teknologi VR atau IP Live,”sebutnya.
Ahmad Romero mengatakan setiap tahun selalu memberikan edukasi dalam Panggung Talks yang akan diisi dengan pembicaraan mendalam dari orang-orang yang menginspirasi di industri kreatif, tetapi kali ini juga dalam format hybrid. Sementara pembicaraan akan dilakukan secara offline, itu juga akan disiarkan langsung secara online melalui saluran kami.
“Kita juga hadirkan unsur edukasi dalam program talks dimana pada 2020 pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bicara mengenai bangkitnya industri UMKM di tengah pandemi dan kalau tahun ini kita mencoba highlight apa yang ada di komunitas sehingga dari komunitas untuk komunitas dan ada unsur edukasi dalam acara ini,” jelasnya.
Sejak pandemi, Wall of Fades belum pernah mengadakan lagi offline experience, maka dari itu Wall of Fades 2022 akan menjadi pagelaran yang spesial dengan banyak kegiatan interaktif secara langsung untuk memuaskan para pecinta denim.
Acara yang digagas oleh Darahkubiru sebagai media dan komunitas yang peduli dengan ekosistem industri kreatif, terutama produk denim, itu berkolaborasi dengan Teamup. Selain pameran, Wall Of Fades juga memberikan edukasi mengenai denim dan memperkenalkan industri kreatif lokal kepada masyarakat luas ditengah kondisi pandemi saat ini.
Rizqi Alkautsar selaku Ketua Umum Wall Of Fades 2022 ini mengatakan secara umum, ada empat kegiatan utama yang diselenggarakan Wall of Fades 2022 yaitu eksibisi, edukasi, musik, dan market. Eksibisi dibagi dua yaitu Denim Exhibition dan Art Installation. Sedangkan edukasi berisikan kegiatan Talks dan Workshop. Untuk musik, ada Live Music dan juga Live Online Music. Begitupun dengan market yang menghadirkan pengalaman Offline Market, Online Market, dan Community Corner.
“Tema untuk tahun 2022 kita angkat Intimate Experience karena terakhir adakan offline pada 2019 lalu dan pada 2020-2021 kita lakukan event kita semua agak sulit terbatas dan gunakan aktivitas baru dengan online sebatas virtual dan akhirnya kita kangen dan pengen ketemu sama temen lama agar apa pengalaman yang bisa dirasakan terutama komunitas bisa merasakan kumpul dan tatap muka bareng setelah 2 tahun online dengan intimate experience,” ujar Rizqi Alkautsar selaku ketua umum menjawab pertanyaan SINDOnews.com dalam jumpa pers Wall Of Fades di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Rizqi mengungkapkan bahwa denim tidak hanya tentang fashion, tetapi juga kreativitas dan seni. Dengan ini kami menghadirkan 4 dimensi berbeda dari Wall of Fades, yaitu Denim, Experience, Art Movement, dan Hybrid. WOF akan memberikan pengalaman denim yang lebih intim kepada penonton.
Panca Novianto selaku CEO Darahkubiru menjelaskan bahwa kegiatan utama tentunya adalah hybrid market, dimana Wall of Fades 2022 kembali menjual barang secara offline lagi, dengan kurasi yang berkualitas. Tenant yang dapat berpartisipasi adalah tenant yang menawarkan pengalaman selain hanya menjual barang-barang mereka. Dengan cara ini baik acara maupun pengunjung akan mendapatkan lebih banyak konten dan pengalaman.
Sedangkan untuk tenant lainnya, Wall of Fades 2022 melakukan kerjasama khusus dengan Blibli untuk menjual barangnya di online marketplace. Selain itu Blibli juga menjadi partner untuk penjual tiket. Untuk Denim Exhibition, Wall of Fades 2022 ingin memberikan pengalaman yang berbeda kepada orang-orang dari 2 tahun terakhir yang diisi dengan kebanyakan acara online. Pameran akan fokus secara offline, dengan visual yang interaktif dan pendekatan pola pikir seni.
“Pengalaman online juga tetap terpenuhi dengan menghadirkan pameran offline ke format online dengan menggunakan teknologi seperti VR atau IP Live. Eksibis denim akan fokus membawa denim kembali ke pengalaman biasa dengan menunjukkan anatomi denim, sejarah denim, evolusi denim, dan penataan denim,” ucapnya.
Sedangkan dalam Art Installation, Ahmad Romero selaku Co founder sTeam Up mengungkapkan bahwa Wall of Fades 2022 berkolaborasi dengan seniman ternama yang akan merespon denim sebagai inspirasi utama mereka dalam instalasinya. Instalasi ini akan memberikan pengalaman penuh bagi penonton dan artis itu sendiri dengan membuat sesuatu yang melibatkan keduanya. “Instalasi akan berupa tenda yang terbuat dari bahan denim berwarna terang. Satu sisi tenda akan dilukis oleh seniman dan sisi lainnya akan dihias, dilukis, dan digambar oleh penonton. Instalasi seni juga dilakukan secara online dengan menggunakan teknologi VR atau IP Live,”sebutnya.
Ahmad Romero mengatakan setiap tahun selalu memberikan edukasi dalam Panggung Talks yang akan diisi dengan pembicaraan mendalam dari orang-orang yang menginspirasi di industri kreatif, tetapi kali ini juga dalam format hybrid. Sementara pembicaraan akan dilakukan secara offline, itu juga akan disiarkan langsung secara online melalui saluran kami.
“Kita juga hadirkan unsur edukasi dalam program talks dimana pada 2020 pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bicara mengenai bangkitnya industri UMKM di tengah pandemi dan kalau tahun ini kita mencoba highlight apa yang ada di komunitas sehingga dari komunitas untuk komunitas dan ada unsur edukasi dalam acara ini,” jelasnya.
(hri)