Mampu Hasilnya Hormon Bahagia, Ngemil Bantu Jaga Kesehatan Mental
loading...
A
A
A
JAKARTA - Survei The State of Snacking ke-3 yang digelar Mondelez International mengungkap, 93% responden mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental, lebih tinggi dibandingkan data global yang tercatat yakni 75%. Sebanyak 72% responden juga mengatakan bahwa motivasi utama mereka dalam memilih camilan adalah sebagai hadiah untuk diri sendiri (self-reward).
Bahkan, kegiatan ngemil dianggap sebagai waktu untuk melepaskan diri dari beban mental yang mengelilingi setiap hari, di mana 61% setuju bahwa camilan memang seharusnya ditujukan untuk kebahagiaan atau kepuasan diri.
Memahami pentingnya peran camilan untuk kesehatan mental sesuai dengan hasil survei The State of Snacking tersebut, Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari mengajak masyarakat untuk menerapkan #JamNgemil, yaitu meluangkan waktu sejenak di antara kesibukan sehari-hari, untuk menikmati camilan favorit, sehingga momen ini dapat digunakan sebagai cara sederhana dalam menyenangkan dan mengapresiasi diri.
Inisiatif #JamNgemil merupakan bentuk lanjutan dari inisiatif #NgemilBijak yang telah diluncurkan Mondelez Indonesia pada tahun sebelumnya, guna mendorong masyarakat agar bisa meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan juga pikiran.
“Momen #JamNgemil sebaiknya diterapkan secara #NgemilBijak (mindful snacking), yakni dengan sepenuhnya fokus akan momen ngemil tersebut, sehingga dapat menyadari kebutuhan tubuh, dan mendapatkan manfaat baik dari camilan untuk membahagiakan diri,” jelas Khrisma dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/3/2022).
Menanggapi temuan tersebut, Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi menjelaskan, kebutuhan ngemil banyak muncul untuk meredam stres dan mencari kenyamanan yang dibutuhkan ketika jeda atau menyelesaikan pekerjaan, terutama bagi milenial dan Gen Z.
"Hal tersebut sangatlah mungkin, karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward system di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamine),” kata Saskhya.
Saskhya menjelaskan, dengan melakukan self reward seseorang akan merasa senang, sehingga bisa memotivasi diri untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Namun sayang, banyak orang yang belum terlalu memahami bahwa self reward itu sesuatu yang perlu, tidak egois, tidak lari dari tanggung jawab, dan sebaliknya justru akan meningkatkan kinerja, kesehatan mental, serta fisik.
“Bagi kebanyakan orang, self reward merupakan kemampuan yang perlu dilatih, sebagai penghargaan untuk diri sendiri setelah melakukan suatu hal yang menjadi tujuan atau target, sehingga menerapkan momen pengingat seperti #JamNgemil dapat menjadi salah satu cara untuk melatih keterampilan self reward,” pungkas Saskya.
Bahkan, kegiatan ngemil dianggap sebagai waktu untuk melepaskan diri dari beban mental yang mengelilingi setiap hari, di mana 61% setuju bahwa camilan memang seharusnya ditujukan untuk kebahagiaan atau kepuasan diri.
Memahami pentingnya peran camilan untuk kesehatan mental sesuai dengan hasil survei The State of Snacking tersebut, Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari mengajak masyarakat untuk menerapkan #JamNgemil, yaitu meluangkan waktu sejenak di antara kesibukan sehari-hari, untuk menikmati camilan favorit, sehingga momen ini dapat digunakan sebagai cara sederhana dalam menyenangkan dan mengapresiasi diri.
Inisiatif #JamNgemil merupakan bentuk lanjutan dari inisiatif #NgemilBijak yang telah diluncurkan Mondelez Indonesia pada tahun sebelumnya, guna mendorong masyarakat agar bisa meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan juga pikiran.
“Momen #JamNgemil sebaiknya diterapkan secara #NgemilBijak (mindful snacking), yakni dengan sepenuhnya fokus akan momen ngemil tersebut, sehingga dapat menyadari kebutuhan tubuh, dan mendapatkan manfaat baik dari camilan untuk membahagiakan diri,” jelas Khrisma dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/3/2022).
Menanggapi temuan tersebut, Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi menjelaskan, kebutuhan ngemil banyak muncul untuk meredam stres dan mencari kenyamanan yang dibutuhkan ketika jeda atau menyelesaikan pekerjaan, terutama bagi milenial dan Gen Z.
"Hal tersebut sangatlah mungkin, karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward system di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamine),” kata Saskhya.
Saskhya menjelaskan, dengan melakukan self reward seseorang akan merasa senang, sehingga bisa memotivasi diri untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Namun sayang, banyak orang yang belum terlalu memahami bahwa self reward itu sesuatu yang perlu, tidak egois, tidak lari dari tanggung jawab, dan sebaliknya justru akan meningkatkan kinerja, kesehatan mental, serta fisik.
“Bagi kebanyakan orang, self reward merupakan kemampuan yang perlu dilatih, sebagai penghargaan untuk diri sendiri setelah melakukan suatu hal yang menjadi tujuan atau target, sehingga menerapkan momen pengingat seperti #JamNgemil dapat menjadi salah satu cara untuk melatih keterampilan self reward,” pungkas Saskya.
(tsa)