Plastik Polikarbonat Tahan Panas? Ini Kata Pakar Teknologi Pangan IPB dan Teknik Kimia ITB

Jum'at, 18 Maret 2022 - 20:01 WIB
loading...
Plastik Polikarbonat Tahan Panas? Ini Kata Pakar Teknologi Pangan IPB dan Teknik Kimia ITB
Pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Eko Hari Purnomo, dan Ivan Hadinata Rimbualam  dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan bahwa  plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas. Foto/Ist
A A A
BOGOR - PakarTeknologiPangandari Institut Pertanian Bogor (IPB), DrEkoHari Purnomo, dan Ivan Hadinata Rimbualam dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan bahwa plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas. Titik leleh plastik jenis ini berada di kisaran 265 – 267 derajat celcius.

Eko menyampaikan plastik jenis PC yang mengandung Bisfenol A (BPA) itu digunakan untuk galon air minum salah satunya karena sifat tahan panasnya itu. Selain itu, plastik PC juga keras, kaku, transparan, dan mudah dibentuk. Dia mengatakan kandungan BPA yang terkandung dalam galon air minum dalam kemasan guna ulang ini juga sudah dijamin tidak membahayakan kesehatan karena sudah memiliki ijin edar dari BPOM.

Selain itu, kata Eko, kecil kemungkinan ada migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan galon ke dalam airnya mengingat BPA itu tidak larut dalam air. “BPA ini hanya larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya,” tukasnya.

Hal senada juga disampaikan Ivan Hadinata Rimbualam dari Teknik Kimia ITB yang juga spesialis supplay chain di Perusahaan FMCG Multinasional. Dalam blognya dia menulis polikarbonatadalah suatu kelompokpolimer termoplastik yang mudah dibentuk dengan menggunakanpanas.



Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. “Plastik polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi,” ujarnya.

Mengenai BPA yang menjadi monomer pembuat plastik PC, dia mengatakan berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengamati potensi migrasi BPA dari produk-produk polikarbonat ke dalam makanan dan minuman. “Studi-studi ini telah secara konsisten menunjukkan bahwa potensi migrasi BPA ke dalam makanan dan minuman sangat kecil, rata-rata lebih rendah dari 5 ppb dalam kondisi ruang,” tuturnya.

Hasil berbagai penelitian telah membuktikan bahwa polikarbonat adalah plastik yang ringan dan aman untuk digunakan sebagai bahan produk-produk secara luas. Produk-produk tersebut meliputi termasuk peralatan rumah dan dapur yang melibatkan kontak langsung dengan makanan dan minuman. Contohnya wadah-wadah penampung makanan dan minuman seperti botol minuman, botol bayi, dantableware.

Penelitian The Japanese National Institute of Health Sciences (Kawamura et al, 1998) melakukan studi sensitif terhadap botol-botol bayi. Karena senyawa yang digunakan dalam prosedur analitik adalah campuran 20% etanol, 4% asam asetat dan heptan, limit pendeteksian BPA ditetapkan 0,5 ppb. Uji dilakukan selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dilanjutkan dengan 24 jam pada temperatur kamar. Hasil menunjukkan migrasi BPA lebih kecil dari 1 ppb dan tidak ada BPA yang terdeteksi pada limit deteksi 0,5 ppb. Pengecualian hanya terjadi pada botol baru yang belum dicuci. Jumlah BPA yang termigrasi 3,9 ppb. Setelah pencucian, migrasi BPA turun hingga limit deteksi.

Penelitian yang sama dilakukan oleh United Kingdom’s Department of Trade and Industry (DTI) (Earls et al, 2000). Studi tersebut mengamati 21 botol bayi baru yang dibeli dari berbagai macam merk. Botol-botol tersebut dicuci dan disterilisasi, diisi dengan air mendidih atau 3% larutan asam asetat, kemudian dimasukkan ke dalam kukas selama 24 jam pada temperatur 15oC. Setelah itu, botol-botol dihangatkan dan dianalisis menggunakan metode dengan limit deteksi 10 ppb dan tidak ada BPA yang terdeteksi pada 21 isi botol-botol tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2241 seconds (0.1#10.140)