Ramai Soal Vaksin Covid-19 Penyebab Hepatitis Misterius, Prof Beri: Tidak Didukung Data

Selasa, 03 Mei 2022 - 10:35 WIB
loading...
Ramai Soal Vaksin Covid-19 Penyebab Hepatitis Misterius, Prof Beri: Tidak Didukung Data
Profesor Zubairi Djoerban alias Prof Beri menjelaskan soal anggapan bahwa vaksin Covid-19 menjadi penyebab hepatitis misterius tidak dapat dibuktikan dengan data. Foto/Ilustrasi/NBCnews
A A A
JAKARTA - Pasien hepatitis misterius ada yang teridentifikasi terpapar Covid-19. Beberapa argumen kemudian bermunculan, salah satunya vaksin Covid-19 sebagai penyebab hepatitis misterius tersebut.

Tapi, apakah vaksin Covid-19 menjadi biang keladi penyakit hepatitis misterius? Jika benar, bagaimana kaitan antara vaksin Covid-19 dengan munculnya penyakit serius tersebut?

Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan soal anggapan bahwa vaksin Covid-19 menjadi penyebab hepatitis misterius tidak dapat dibuktikan dengan data. Artinya, pernyataan tersebut tidak bisa dianggap sebagai suatu kebenaran.

"(Hepatitis misterius) terkait dengan vaksin Covid-19? Hipotesis tersebut tidak didukung data," tegas Prof Zubairi yang merupakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, di Twitter, dikutip MNC Portal, Selasa (3/5/2022).



Di kesempatan itu pun Prof Beri, sapaan akrabnya, memberikan klarifikasi bahwa sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius itu justru belum menerima vaksinasi Covid-19.

Artinya, sangat kecil kemungkinan vaksin Covid-19 menyebabkan hepatitis misterius. Sebab, anak-anak yang teridentifikasi penyakit tersebut bahkan belum menerima vaksin Covid-19.

Hepatitis misterius punya gejala khas yang perlu masyarakat ketahui. Menurut Prof Beri, gejala dari hepatitis misterius ini antara lain pasien anak sebagian besar mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.

"Tes laboratorium juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam," papar Prof Beri.

Untuk mendiagnosis penyakit ini, kata Prof Beri, belum ada tes yang bisa memastikannya. "Tapi, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E, dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter," tambahnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1067 seconds (0.1#10.140)