Rumah Bekas Film KKN di Desa Penari Dijual Rp60 Juta, Pernah Terjadi Hal Mistis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rumah bekas syuting film KKN di Desa Penari berencana akan dijual. Memasang harga Rp60 juta, istri Mbah Ngadiyo selaku pemilik rumah mengaku enggan menempati kediamannya lagi lantaran mengaku takut.
Rumah yang terletak di Dusun Ngluweng, Ngleri Kapanewon Playen, Gunungkidul, Jogjakarta itu dirasa pemilik rumah semakin terasa menyeramkan setelah digunakan sebagai lokasi syuting film KKN di Desa Penari.
Karena itu, kini rumah tersebut dibiarkan kosong. Istri Mbah Ngadiyo pun lebih memilih untuk tinggal bersama anak-anaknya. Terlebih, Mbah Ngadiyo sendiri telah meninggal dunia tak lama setelah syuting film horor tersebut.
"Mbah Ngadiyo itu juga meninggal usai syuting film tersebut. Tetapi bukan karena syuting, beliau sudah sakit cukup lama," kata Rahayu seorang warga dekat rumah tersebut.
Rahayu mengaku pernah mengalami kejadian mistis di rumah Mbah Ngadiyo. Kala itu dia tengah mengantar zakat mal dari seorang warga dan salamnya mendapat jawaban dari arah dalam rumah. Anehnya, setelah menunggu lama, pemilik rumah tak kunjung keluar.
Dia kemudian memutuskan untuk mengunjungi rumah tetangga lainnya. Namun, saat di jalan, Rahayu bertemu dengan cucu Mbah Ngadiyo, yang mana diakui sang cucu bahwa kakek dan neneknya tengah tidak ada di rumah.
"Saya tanya 'Mbah Ngadiyo dan istrinya ke mana?'. Si cucunya tadi jawab baru terapi. Saya terus lari pulang. Lha terus siapa yang jawab salam dari dalam rumah tadi, bikin merinding," jelas Rahayu.
Menurut penuturan Rahayu, sampai saat ini rumah tersebut belum ada yang menawar untuk membeli. Rumah ini berada di pinggiran cukup terpencil dan dipilih menjadi pusat atau rumah utama syuting film KKN di Desa Penari.
Rumah berdinding bambu dan kayu ini dilkelilingi pohon bambu yang rimbun. Akibatnya, banyak warga sekitar menganggap rumah itu angker.
"Ini kalau ada yang mau beli. Dua rumah limasan ukuran 8x12 dijual Rp60 juta. Rumah bekas syuting film KKN di Desa Penari," tutup Rahayu.
Di sisi lain, selain rumah Mbah Ngadiyo, ada rumah warga lainnya yang juga dijadikan lokasi syuting film yang tengah tayang di bioskop tersebut. Di antaranya adalah rumah Ngadinah, Ngatimin dan Marsono.
Rumah yang terletak di Dusun Ngluweng, Ngleri Kapanewon Playen, Gunungkidul, Jogjakarta itu dirasa pemilik rumah semakin terasa menyeramkan setelah digunakan sebagai lokasi syuting film KKN di Desa Penari.
Karena itu, kini rumah tersebut dibiarkan kosong. Istri Mbah Ngadiyo pun lebih memilih untuk tinggal bersama anak-anaknya. Terlebih, Mbah Ngadiyo sendiri telah meninggal dunia tak lama setelah syuting film horor tersebut.
"Mbah Ngadiyo itu juga meninggal usai syuting film tersebut. Tetapi bukan karena syuting, beliau sudah sakit cukup lama," kata Rahayu seorang warga dekat rumah tersebut.
Rahayu mengaku pernah mengalami kejadian mistis di rumah Mbah Ngadiyo. Kala itu dia tengah mengantar zakat mal dari seorang warga dan salamnya mendapat jawaban dari arah dalam rumah. Anehnya, setelah menunggu lama, pemilik rumah tak kunjung keluar.
Dia kemudian memutuskan untuk mengunjungi rumah tetangga lainnya. Namun, saat di jalan, Rahayu bertemu dengan cucu Mbah Ngadiyo, yang mana diakui sang cucu bahwa kakek dan neneknya tengah tidak ada di rumah.
"Saya tanya 'Mbah Ngadiyo dan istrinya ke mana?'. Si cucunya tadi jawab baru terapi. Saya terus lari pulang. Lha terus siapa yang jawab salam dari dalam rumah tadi, bikin merinding," jelas Rahayu.
Menurut penuturan Rahayu, sampai saat ini rumah tersebut belum ada yang menawar untuk membeli. Rumah ini berada di pinggiran cukup terpencil dan dipilih menjadi pusat atau rumah utama syuting film KKN di Desa Penari.
Baca Juga
Rumah berdinding bambu dan kayu ini dilkelilingi pohon bambu yang rimbun. Akibatnya, banyak warga sekitar menganggap rumah itu angker.
"Ini kalau ada yang mau beli. Dua rumah limasan ukuran 8x12 dijual Rp60 juta. Rumah bekas syuting film KKN di Desa Penari," tutup Rahayu.
Di sisi lain, selain rumah Mbah Ngadiyo, ada rumah warga lainnya yang juga dijadikan lokasi syuting film yang tengah tayang di bioskop tersebut. Di antaranya adalah rumah Ngadinah, Ngatimin dan Marsono.
(dra)