Usai Pandemi, Pariwisata Lebih Condong Ke Sustainable Tourism

Minggu, 26 April 2020 - 08:27 WIB
loading...
Usai Pandemi, Pariwisata Lebih Condong Ke Sustainable Tourism
Potret pariwisata Bali. Foto/Dok Kemenparkraf
A A A
JAKARTA - Sektor pariwisata adalah sektor paling terdampak pandemi dan memiliki imbas kepada sektor lain.
"Sekarang semua sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar bahwa pariwisata adalah tulang punggung ekonomi. COVID-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi,” kata Hermawan saat diskusi virtual dengan tema Industry Roundtable Tourism and Hospitality Industry Perspective, di Jakarta.

Dia menilai, walau diterpa COVID-19, Bali menjadi contoh bagus dalam mengkombinasikan “God, people, nature” dalam sektor pariwisata. Karena ia memprediksi bahwa setelah COVID-19 akan semakin banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi tujuan.

Mereka menginginkan destinasi berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik, sistem mitigasi, di mana bisa terjadi dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut.

"Kalau bicara bertahan atau surviving itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara preparing atau mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah COVID-19. Bali jadi contoh dan punya ketahanan. Nusa Tenggara Barat juga sekarang sedang preparing karena melihat potensi di masa depan. Seperti yang sudah saya katakan, daerah-daerah tersebut sadar bahwa pariwisata adalah penggerak ekonomi," kata Hermawan.

Di forum yang sama,Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan,usai Pandemi COVID-19 ini berakhir, diprediksi akan terjadi perubahan tren wisata dunia termasuk di Indonesia. Perubahan ditengarai akan lebih condong kepada prinsip sustainable tourism yang didalamnya termasuk soal kesehatan dan keamanan,

“Kami akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi new normal tersebut,” katanya dalan siaran persnya, Minggu (26/4).
.
Ni Wayan Giri Adnyani juga menjelaskan, pemerintah membagi tiga tahapan dalam penanganan COVID-19 yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Pemerintah juga telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat COVID-19.

Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan masa tanggap darurat untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. "Di forum ini juga kami meminta untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi situasi saat ini," kata Ni Wayan Giri Adnyani.
(wid)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0901 seconds (0.1#10.140)