5 Potret Nasida Ria, Grup Kasidah Semarang yang Sukses Manggung di Jerman
loading...
A
A
A
Foto/Instagram Nasida Ria
Mereka kemudian hari mendapatkan gitar bas, biola, dan gitar. Album debut Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dibuat 3 tahun kemudian dan dipasarkan oleh Ira Puspita Records. Lagu mereka berdasarkan dakwah dan menarik ilham dari musik Arab.
Tiga album mereka berikutnya menggunakan tema yang sama dan banyak berbahas Arab. Setelah saran dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu mereka akan lebih efektif jika semuanya berbahasa Indonesia, gaya Nasida Ria diubah. Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.
Foto/Instagram Nasida Ria
Foto/Instagram Nasida Ria
Gaya Nasida Ria yang baru ternyata popular, dengan beberapa lagu mereka seperti Pengantin Baru, Tahun 2000, Jilbab Putih, Anakku, dan Kota Santri, banyak diputar di radio, baik di pedesaan maupun kota. Mereka juga muncul di telivisi nasional dan melakukan tur di seluruh Indonesia.
Nasida Ria juga mengadakan konser di Malaysia untuk merayakan Tahun Baru Islam pada 1 Muharram. 6 tahun kemudian, mereka diundang ke Berlin, Jerman untuk bermain di Die Garten des Islam (Pameran Budaya Islam) oleh Haus der Kulturen der Welt. Pada bulan Juli 1996, mereka kembali ke Jerman untuk Festival Heimatklange, dengan acara di Berlin, Mulheim, dan Dusseldorf.
(dra)