Ini Tips Menjalankan Puasa untuk Pengidap Diabates

Minggu, 26 April 2020 - 11:29 WIB
loading...
Ini Tips Menjalankan...
Puasa Ramadhan memberi tantanagan tersendiri bagi penderita diabates. Tapi, tak perlu khawatir, Anda bisa tetap beribadah. Hanya saja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Menahan rasa lapar dan haus selama bulan suci Ramadhan menjadi tantangan bagi pasien diabetes (diabetesi).

Pasalnya, pengidap harus mengubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara tepat.

Di saat menahan lapar dan haus dalam berpuasa, penderita diabetes tipe 2 memiliki resiko terjadinya hipoglikemia, dan ketika berbuka puasa mereka terpapar resiko meningkatnya kadar gula darah. Tidak jarang, sejumlah diabetesi memilih tidak menjalankan puasa secara penuh karena rasa tidak nyaman yang dialaminya.

"Semua diabetesi yang ingin berpuasa, wajib konsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan puasa. Konsultasi pre-Ramadhan diperlukan untuk memastikan apakah diabetesi beresiko atau tidak untuk melakukan puasa. Diabetesi yang berpuasa sebaiknya mendapatkan edukasi dari dokter sebelum puasa," kata praktisi kesehatan dr Adeline Devita saat acara Nutrisi Tepat Persiapan Berpuasa Bagi Diabetesi, belum lama ini.

Lantas kondisi diabetesi seperti apa yang aman dan tidak aman untuk menjalankan puasa Ramadhan? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi diabetasi aman berpuasa. Berikut ulasannya. (BACA JUGA: Ganggu Kesehatan Mata, Batasi Penggunaan Gawai pada Anak)

1. Kadar gula darah terkontrol (gula darah puasa 80 – 126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80 – 180 mg/dl).
2. Tidak menggunakan suntikan insulin lebih 2x sehari.
3. Faal hati atau liver baik.
4. Tidak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat.
5. Tidak ada kelainan pembuluh darah jantung.
6. Cadangan lemak tubuh cukup.
7. Tidak ada kelainan hormonal lain.
8. Tidak demam tinggi.

Diabetesi yang sebaiknya tidak berpuasa
1. Diabetesi tipe 1 yang sulit terkendali.
2. Diabetesi yang menggunakan suntikan insulin lebih 2 kali perhari.
3. Diabetesi tipe 1 atau 2 yang gula darahnya tidak terkendali.
4. Diabetesi yang sedang hamil.
5. Diabetesi usia lanjut yang diperkirakan sulit memahami komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul.
6. Diabetesi dengan penyakit penyerta yang berat, seperti gagal jantung, stroke atau darah tinggi yang tidak terkontrol.
7. Diabetesi dengan riwayat hipoglikemia berulang.
(vit)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1543 seconds (0.1#10.140)