Ciri Khas dan Penyebab Tumor Testis seperti yang Dialami Sebastian Haller
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tumor testis seperti yang diidap Sebastian Haller , striker baru Borussia Dortmund, merupakan penyakit kelamin pria yang menimbulkan kanker testis. Biasanya penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri pada salah satu testis dan disertai dengan timbulnya benjolan.
Dikutip dari Jurnal berjudul Studi Kasus Tumor Ganas Pada Testis: Komplikasi Kronis Kriptorkismus oleh Mochamad Aleq Sander dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, tumor testis (seminoma) berasal dari sel germinal atau sel yang memproduksi sperma. Tumor ini memiliki tingkat keganasan yang tinggi namun bila diberi penanganan yang benar penyakit ini dapat disembuhkan.
Penyakit ini sebenarnya jarang ditemukan. Meskipun begitu, tumor testis kebanyakan menyerang pria berusia 20 sampai 36 tahun.
Gejala awal yang timbul dari penyakit ini adalah munculnya benjolan pada testis namun tidak terasa nyeri pada awalnya. Namun, ada juga gejala atau tanda lain yang akan muncul.
Ciri khas gejala yang ditimbulkan oleh tumor testis di antaranya sebagai berikut:
- Merasa nyeri di testis atau skrotum (kantung testis).
- Tertimbunnya cairan di skrotum.
- Sakit atau pegal di area perut, pinggang, atau selangkangan.
- Terdapat perbedaan antara kedua sisi kantong skrotum.
- Kembung perut.
Apabila keluhan ini tetap dibiarkan maka nantinya akan timbul gejala lanjutan seperti:
- Batuk yang terus-menerus, terkadang disertai batuk berdarah.
- Timbul pembengkakan atau benjolan di leher.
- Sesak napas.
- Benjolan di testis semakin membesar dan mengalami perubahan warna.
Jika sudah mengalami ini sebaiknya segeralah periksakan diri ke dokter. Penanganan yang tepat dapat mencegah timbulnya komplikasi.
Meskipun telah dianggap sembuh tentunya penderita perlu berhati-hati karena tumor testis ini bisa kambuh sewaktu-waktu. Karena itu penderita kanker testis yang sudah sembuh tetap perlu melakukan skrining atau kontrol secara berkala, sesuai anjuran dokter.
Beberapa ahli menyarankan untuk melakukan skrining kanker testis tiap 5–10 tahun sekali untuk mengetahui risiko kekambuhan kanker testis.
Karena itu seseorang perlu berhati-hati terhadap penyakit ini. Kenali faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya tumor tersebut, seperti:
- Mengalami kondisi di mana testis tidak dapat turun (kriptorkismus).
- Menderita sindrom Klinefelter atau kelainan yang membuat testis sulit berkembang.
- Menderita HIV/AIDS.
- Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tersebut.
Penyakit tumor testis memang tidak dapat dicegah. Namun, penderita bisa mendeteksinya sendiri dengan memahami ciri-ciri yang telah dijelaskan. Dengan begitu penanganannya, dapat dilakukan secara cepat sebelum tumor tersebut tumbuh lebih parah.
Dikutip dari Jurnal berjudul Studi Kasus Tumor Ganas Pada Testis: Komplikasi Kronis Kriptorkismus oleh Mochamad Aleq Sander dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, tumor testis (seminoma) berasal dari sel germinal atau sel yang memproduksi sperma. Tumor ini memiliki tingkat keganasan yang tinggi namun bila diberi penanganan yang benar penyakit ini dapat disembuhkan.
Penyakit ini sebenarnya jarang ditemukan. Meskipun begitu, tumor testis kebanyakan menyerang pria berusia 20 sampai 36 tahun.
Gejala awal yang timbul dari penyakit ini adalah munculnya benjolan pada testis namun tidak terasa nyeri pada awalnya. Namun, ada juga gejala atau tanda lain yang akan muncul.
Ciri khas gejala yang ditimbulkan oleh tumor testis di antaranya sebagai berikut:
- Merasa nyeri di testis atau skrotum (kantung testis).
- Tertimbunnya cairan di skrotum.
- Sakit atau pegal di area perut, pinggang, atau selangkangan.
- Terdapat perbedaan antara kedua sisi kantong skrotum.
- Kembung perut.
Apabila keluhan ini tetap dibiarkan maka nantinya akan timbul gejala lanjutan seperti:
- Batuk yang terus-menerus, terkadang disertai batuk berdarah.
- Timbul pembengkakan atau benjolan di leher.
- Sesak napas.
- Benjolan di testis semakin membesar dan mengalami perubahan warna.
Jika sudah mengalami ini sebaiknya segeralah periksakan diri ke dokter. Penanganan yang tepat dapat mencegah timbulnya komplikasi.
Meskipun telah dianggap sembuh tentunya penderita perlu berhati-hati karena tumor testis ini bisa kambuh sewaktu-waktu. Karena itu penderita kanker testis yang sudah sembuh tetap perlu melakukan skrining atau kontrol secara berkala, sesuai anjuran dokter.
Beberapa ahli menyarankan untuk melakukan skrining kanker testis tiap 5–10 tahun sekali untuk mengetahui risiko kekambuhan kanker testis.
Karena itu seseorang perlu berhati-hati terhadap penyakit ini. Kenali faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya tumor tersebut, seperti:
- Mengalami kondisi di mana testis tidak dapat turun (kriptorkismus).
- Menderita sindrom Klinefelter atau kelainan yang membuat testis sulit berkembang.
- Menderita HIV/AIDS.
- Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tersebut.
Penyakit tumor testis memang tidak dapat dicegah. Namun, penderita bisa mendeteksinya sendiri dengan memahami ciri-ciri yang telah dijelaskan. Dengan begitu penanganannya, dapat dilakukan secara cepat sebelum tumor tersebut tumbuh lebih parah.
(tsa)