Peduli Lingkungan, Greenhope Tembus 50 Besar Eco Innovation Awards

Selasa, 26 Juli 2022 - 06:07 WIB
loading...
Peduli Lingkungan, Greenhope Tembus 50 Besar Eco Innovation Awards
Perlu dilakukan upaya yang holistik dalam menangani timbulan sampah, khususnya sampah plastik konvensional yang memerlukan ratusan tahun untuk terurai. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Greenhope, perusahaan yang bergerak dalam penyediaan resin plastik ramah lingkungan dengan teknologi Oxium, Ecoplas dan Naturloop, masuk dalam Top 50 Real Leaders kategori Eco Innovation Technology.

Real Leaders adalah sebuah komunitas yang beranggotakan para-CEO atau pendiri perusahaan dengan platform media global untuk membuat perubahan di dunia. Komunitas ini berbasis di Amerika dan dibentuk sejak 2010.

"Kami sangat bangga bahwa Greenhope telah terpilih dari berbagai perusahaan di dunia, Greenhope berada di posisi #33, sebagai pioneer di Indonesia yang telah memiliki konsep biodegradable technology yang ramah lingkungan," ungkap Head of Sales & Marketing, Arsika Ahmad melalui siaran pers, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: 7 Artis yang Betah Menjanda Lebih dari 10 Tahun, Nomor Terakhir Sudah Jarang Tampil

Menurutnya, Greenhope memiliki beberapa teknologi dari yang paling murah yakni Oxobiodegradable dengan brand Oxium, yakni suatu zat additive untuk membuat plastik konvensional terurai secara alami di alam dalam waktu 3-5 tahun. Lalu, ada juga biobased dengan brand Ecoplas, dan compostable dengan brand Naturloop yang berbahan nabati alami, yakni singkong.

Apa yang dilakukan Greenhope ini karena kepedulian pada Indonesia, terlebih saat ini berada dalam kondisi darurat sampah.

Data KLHK menyebutkan, total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton disumbang sampah plastik.

Meski jumlahnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sampah organik dari sisa makanan, sampah plastik menjadi masalah besar karena sulit terurai secara alami di darat (TPA).

Ironisnya, tidak semua sampah-sampah tersebut terkelola dengan baik di darat. KLHK mencatat, pada 2022 ada 42,8% atau 131.835 ton/tahun sampah tidak terkelola yang akhirnya menyebabkan kebocoran hingga ke sungai dan laut.

Dengan fakta ini, perlu dilakukan upaya yang holistik dalam menangani timbulan sampah, khususnya sampah plastik konvensional yang memerlukan ratusan tahun dapat terurai secara alami.

"Selain melakukan strategi penanganan sampah dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kita memerlukan R tambahan Return to Earth. Konsep Return to Earth merupakan proses sampah plastik terurai secara alami di alam terutama untuk kemasan-kemasan makanan, minuman dan lainnya yang tidak memungkinkan untuk didaur ulang," jelas Arsika Ahmad.

Menanggapi soal masuknya Greenhope sebagai salah satu dari Top 50 Real Leaders kategori Eco Innovation Technology ini, CEO Greenhope, Tommy Tjiptadjaja, mengaku sangat bangga.

Pasalnya, perusahaan rintisan yang didirikannya bersama Sugianto Tandio itu memiliki visi untuk dapat bekerja sama untuk pengelolaan sampah plastik sehingga dapat menciptakan dampak lingkungan yang baik dan bertanggung jawab terhadap bumi.

"Dengan menciptakan produk berteknologi oxo-biodegradable dan bio-based, kami berharap bisa membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan sampah plastik yang sulit terurai di alam," paparnya.

Baca juga: 3 Manfaat Mandi Air Dingin Bagi Kesehatan, Nomor 2 Tak Disangka

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa resin berbasis pati singkong yang dihasilkan Greenhoope, merupakan bentuk kontribusi pihaknya dalam memberdayakan petani singkong yang selama ini sulit memperoleh harga jual yang stabil.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2395 seconds (0.1#10.140)