Serunya Menikmati ‘Sepotong Surga’ dari Ende

Rabu, 17 Agustus 2022 - 09:30 WIB
loading...
Serunya Menikmati ‘Sepotong Surga’ dari Ende
(Foto: Dok Tangkapan layar/YouTube iNews)
A A A
NUSA TENGGARA TIMUR - Bumi Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) memang selalu punya cerita. Keindahan, keunikan dan kekayaan alam dan masyarakatnya selalu membawa hasrat para pelancong untuk kembali. Danau Kelimutu yang terletak di puncak gunung Kelimutu, Kabupaten Ende menjadi satu dari sekian banyak destinasi utama yang berkunjung ke provinsi di timur Indonesia ini.

Ada tiga buah danau di puncak Gunung Kelimutu. Menariknya ketiganya memiliki warna yang berbeda. Masyarakat setempat percaya ketiga danau ini dihuni oleh arwah para leluhur. Biasanya warna danau tersebut yaitu biru kehitaman, hijau tosca dan coklat kehitaman.

Masyarakat setempat juga percaya, warna danau ini menunjukkan kabar dari alam. Hijau atau biru itu berarti kemakmuran atau kesejahteraan, coklat berarti mengabarkan gagal panen. Ketiga adalah warna merah, yaitu warna yang paling tidak diharapkan terjadi, karena mengabarkan adanya bencana alam atau sesuatu buruk akan terjadi. Namun secara ilmiah terjadinya perubahan warna di Danau Kelimutu itu akibat adanya reaksi kimia di dalam danau. Lepas dari semua anggapan masyarakat, Pemandangan Danau Kelimutu sangat memesona, dan jarang ditemukan di manapun.

Setelah mengunjungi Danau Kelimutu yang terletak di kawasan Taman Nasional Kelimutu, bisa dilanjutkan dengan mengunjungi desa wisata yang sangat cantik yaitu Desa Detusoko Barat. Desa ini berjarak 30 km dari Kelimutu, atau 40 menit saja ditempuh dengan kendaraan.
Serunya Menikmati ‘Sepotong Surga’ dari Ende


Pemandangan yang begitu indah dan hijau, membuat tempat ini kerap disebut sebagai ‘sepotong surga di dunia’ oleh para wisatawan. Sepanjang mata memandang, disuguhi hamparan sawah yang hijau. Udaranya bersih dan segar, suasananya nyaman sehingga siapa pun yang akan berkunjung ke tempat ini akan merasakan tentram dan loh jinawi.

Ada hal spesial yang Anda rasakan saat berkunjung ke desa ini, yakni sambutan warga. Mereka menggelar sambutan khusus bagi tamu dengan tarian adat yang menawan. Eitss kita pun bisa turut berbaur menari dengan masyarakat adatnya lhoo.

Sebelum tinggal sementara di desa ini, Anda mesti menghadap pada ketua adat untuk meminta izinnya. Selanjutnya akan disuguhi sirih, rokok dan arak lokal atau dinamakan moke. Suguhan tersebut merupakan simbolis penerimaan suku akan kehadiran kita. Seru bukan?

Di desa wisata ini, kita bisa menyaksikan sejumlah rumah adat yang kental dengan nuansa budaya asli. Rumah adat tersebut tampak rapi dan bersih. Mereka, para warga ini memiliki kesepakatan untuk rutin merapikan rumah adat secara bersama-sama setiap tiga tahun sekali. Selanjutnya rumah adat bakal diganti secara rutin setiap 10 tahun sekali. Saat bekerja sama memelihara rumah adat ini, juga digelar upacara tarian perayaan.

Susur Sawah
Serunya Menikmati ‘Sepotong Surga’ dari Ende

Selain melihat masyarakatnya yang masih kental memegang teguh tradisi budaya leluhur, di desa ini Anda bisa menikmati hamparan sawah dengan paket wisata susur sawah. Di susur sawah ini, bisa turut serta membajak secara tradisional dengan para petani. Ehm bersentuhan langsung dengan kerbau dan tanah lumpur yang menghasilkan padi untuk makanan sehari-hari adalah pengalaman yang tak terlupakan. Oh ya kalau Anda datang berkunjung pada Mei atau Juni, bisa berkesempatan turut memanen padi. Petani di desa ini memiliki hasil sawah andalan yani beras merah dan beras hitam yang bernilai gizi tinggi.

Menangkap Katak
Keseruan lainnya, Anda bisa berbaur dengan anak-anak desa untuk menangkap katak. Mereka dengan lincah mengintip lubang satu ke lubang lain di sepanjang pematang sawah untuk mengintai dan menangkap katak.

Anak-anak biasanya menangkap kata setiap Sabtu dan Minggu Aristo misalnya, siswa SMP ini rutin menangkap katak di sela liburnya. Aristo dan teman-temannya juga sudah lihai membedakan, lubang katak dan lubang tikus atau ular. “Jika lubang kering itu berarti berisi ular atau tikus. Tetapi jika lubang itu basah pasti di dalamnya katak, “katanya dengan pasti.

Tak kurang dari 40 katak berhasil ditangkapnya setiap minggu. Katak yang berhasil ditangkap kemudian dibawa pulang untuk dimasak dan disantap bersama keluarga dan teman.

Ehm, setelah seharian bermain di pematang sawah, saatnya berendam di kolam pemandian air panas. Iya, di desa wisata ini, juga terdapat kolam air panas untuk berendam. Dijamin, otot-otot yang seharian digunakan beraktivitas, bakal kembali lentur dengan berendam. Pendeknya, capek Anda bakal sirna. Tiket masuknya pun juga sangat murah, yakni hanya Rp2000 saja, dan Anda pun bisa berendam sepuasnya.

Usai berendam dan tubuh kembali rileks, saatnya beristirahat. Untuk mencari tempat istirahat yang nyaman, tidak perlu repot. Karena desa ini telah menyediakan homestay yang bersih, aman dan nyaman serta taat protokol kesehatan yang ketat.

Ada 17 homestay yang disediakan. Harga permalamnya hanya Rp150 ribu, termasuk tiga kali makan pada pagi, siang, dan malam. Sambil istirahat, Anda pun bisa berselancar dunia maya dengan gampang, karena sinyal di sini sangat kencang.

Menikmati Seduhan Teh Cengkeh
Pagi harinya, selain mengelilingi desa yang sangat asri untuk mencari udara segar, Anda juga bisa mengunjungi pasar tradisional. Pasar yang hanya buka dua kali seminggu yaitu Rabu dan Sabtu ini, menjual berbagai barang untuk kebutuhan sehari-hari. Yang menarik, selain berbelanja di pasar, warga juga dapat membeli kebutuhan harian mereka seperti beras, sayur mayor dan lainnya secara online, karena hasil panen sawah dan perkebunan di desa ini telah ditampung oleh Bumdes yang bernama Au Wula.Warga tinggal membuka aplikasi, klik barang yang dibutuhkan, lalu barang akan diantar oleh ojek lokal hingga ke tangan konsumen. Sangat Mudah!

Desa ini memang kaya dengan hasil bumi. Tak hanya sawah, tetapi juga perkebunannya. Berbagai hasil perkebunan bisa Anda cicipi. Misalnya saja cengkeh, selain turut memetik buah cengkeh yang telah menua, Anda juga bisa menyeduhnya di tengah-tengah kebun bersama petani. Hmmm, aroma wangi dan segar langsung menguar dari air seduhan. Dijamin, usai minum teh cengkeh, badan terasa hangat dan siap melakukan aktivitas.

Memanen kopi juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi pelancong. Di kebun yang sama dengan cengkeh, Anda bisa turut merasakan memanen kopi yang telah memerah. Kopi di desa ini memiliki kekhasan tersendiri. Tidak hanya berbuah lebat, tetapi aroma fruty-nya menguar. Menurut petani setempat, tanaman ditanam dengan teknik tumpeng sari. Dalam satu kebun ada beragam tanaman, mulai dari cengkeh, kopi, pisang, kelapa dan lain-lain. Tak heran, rasa kopinya turut dipengaruhi aroma buah-buahan di sekelilingnya. Seruu bukan.

Satu lagi hasil kebun yang sangat menarik, yakni kemiri. Kemiri menjadi produk andalan di desa ini. Tak hanya jadi komoditas, hasil bumi kemiri ini menjadi ide sebagai alat permainan anak-anak di desa. Ada sejumlah permainan anak-anak yang berbasiskan kemiri.

Salah satunya Kea. Cara mainnya cukup mudah. Ambil kemiri, lalu lempar ke kemiri lainnya. . Bila lemparan mengenai tempurung maka pelempar mendapatkan kemiri di tempurung tersebut.

Selain itu ada permainan Gana. Para pemain, akan bergantian melempar kemiri ke batang bambu. Bila lemparan mengenai batang bambu maka pelempar berhak mendapatkan kemiri di batang bambu tersebut. Menariknya, saat Menparekraf Sandiaga Uno hadir di desa ini, turut serta memainkan Gana ini. Hasilnya, ia berhasil melempar dengan jitu ke batang bambu. Anda pun bisa turut memainkannya lho jika berkunjung ke sana.

Untuk oleh-oleh, jangan khawatir. Berbagai hasil bumi baik sawah maupun kebun, telah dikemas dengan cantik. Tentunya siap Anda boyong ke kota untuk sanak saudara. Pengemasan yang cantik ini juga tak terlepas dari pendampingan Kemenparekraf. Kepala Desa Ferdinandus Watu menuturkan banyak mendapat pendampingan dari Kemenparekraf. Pendampingan dilakukan dengan berbagai pelatihan hingga pemberian program. “Bahkan dengan pendampingan ini, kami juga berkesempatan mendapat program lain, “ katanya.

Jadi, jangan lewatkan ya Desa Wisata Detusoko Barat ini untuk menjadi destinasi wisata Anda selanjutnya. Temukan inspirasi wisata #diindonesiaaja di www.indonesia.travel.
(srf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1494 seconds (0.1#10.140)