SIS-PIK Hadirkan Program Entrepreneurship dan E-Sports untuk Persiapkan Murid Profesional Mandiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kualitas pendidikan kini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi orang tua dalam memilih sekolah yang tepat. Bukan tanpa alasan, perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang begitu deras sedikit banyak membuat kurikulum pendidikan di sekolah terkesan tidak relevan lagi.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di dunia. Apalagi setelah pandemi Covid-19 melanda. Alhasil berbagai program pendidikan yang bersifat konvensional, rasanya tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan para murid.
Menghadapi tantangan tersebut, sejumlah sekolah di Tanah Air pun mulai meramu formula pendidikan yang tepat bagi para murid mereka. Salah satu sekolah yang cukup vokal melihat isu ini adalah Singapore School, Pantai Indah Kapuk.
Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta mampu berdaya saing di tingkat global, SIS-PIK memperkenalkan program pendidikan abad 21 yang unik bagi para peserta didik di Indonesia. Program tersebut bertajuk International BTEC Courses.
BTEC atau Business Technology Education Council merupakan kurikulum yang menghadirkan pendidikan vokasi agar menghasilkan peserta didik yang siap dalam dunia kerja atau dapat kembali melanjutkan ke jenjang universitas.
Dr Daniel Hyde selaku Kepala Sekolah SIS-PIK mengatakan, alasan pihaknya meluncurkan program ini tidak terlepas dari fakta bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan keunikannya masing-masing.
"Program ini sangat penting bagi kami, karena ini tentang bagaimana kami menyadari bahwa setiap anak itu berbeda. Ada anak yang lebih cocok mengikuti program IB (International Baccalaureate), namun ada juga yang kurang cocok dengan cara belajar tersebut. Dan BTEC bisa jadi pilihan mereka," kata Daniel melalui siaran resminya, Selasa (16/8/2022).
Kehadiran program BTEC, lanjut Daniel, menjadi alternatif untuk menciptakan kurikulum yang berspesialisasi dalam memperkuat talenta dan kemampuan para murid.
BTEC menjadi program tambahan bagi murid yang tertarik dalam beberapa bidang tertentu, seperti entrepreneurship dan e-sports. Program ini juga termasuk dalam kurikulum akademik mereka.
Program BTEC tidak hanya disajikan dalam bentuk textbook, namun lebih difokuskan pada kegiatan praktik, di mana nantinya para murid dapat mempelajari bagaimana industri usaha dan e-sport sebenarnya bekerja.
"Saat mereka mengambil program e-sports, mereka bukan diajarkan bermain game, melainkan mereka akan belajar tentang bisnis, leadership, management, hingga event organization. Selain itu, tentunya mereka akan melakukannya secara senang hati, sehingga bersemangat untuk datang ke sekolah," jelas Daniel.
Di Indonesia sendiri, menurut Daniel, program BTEC sangat cocok untuk dikembangkan karena sejumlah faktor pendukung. Pertama, terkait background dari para murid yang berasal dari keluarga pengusaha. Kedua, tidak terlepas semangat mereka dalam memajukan negara ini.
"Banyak yang ingin menjadi game changer. Mereka ingin mentransformasi bagaimana pola bisnis yang ada menjadi lebih baik. Terlebih melihat fakta bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat memperhatikan perkembangan teknologi," ujar Daniel.
"Contoh paling nyata adalah Gojek. Bagaimana, start up ini mengubah wajah industri transportasi Indonesia. Dan pencetusnya adalah anak bangsa. Di sisi lain, e-sports juga sangat populer dan sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Para murid akan sangat mencintai program ini," tandasnya.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di dunia. Apalagi setelah pandemi Covid-19 melanda. Alhasil berbagai program pendidikan yang bersifat konvensional, rasanya tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan para murid.
Menghadapi tantangan tersebut, sejumlah sekolah di Tanah Air pun mulai meramu formula pendidikan yang tepat bagi para murid mereka. Salah satu sekolah yang cukup vokal melihat isu ini adalah Singapore School, Pantai Indah Kapuk.
Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta mampu berdaya saing di tingkat global, SIS-PIK memperkenalkan program pendidikan abad 21 yang unik bagi para peserta didik di Indonesia. Program tersebut bertajuk International BTEC Courses.
BTEC atau Business Technology Education Council merupakan kurikulum yang menghadirkan pendidikan vokasi agar menghasilkan peserta didik yang siap dalam dunia kerja atau dapat kembali melanjutkan ke jenjang universitas.
Dr Daniel Hyde selaku Kepala Sekolah SIS-PIK mengatakan, alasan pihaknya meluncurkan program ini tidak terlepas dari fakta bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan keunikannya masing-masing.
"Program ini sangat penting bagi kami, karena ini tentang bagaimana kami menyadari bahwa setiap anak itu berbeda. Ada anak yang lebih cocok mengikuti program IB (International Baccalaureate), namun ada juga yang kurang cocok dengan cara belajar tersebut. Dan BTEC bisa jadi pilihan mereka," kata Daniel melalui siaran resminya, Selasa (16/8/2022).
Kehadiran program BTEC, lanjut Daniel, menjadi alternatif untuk menciptakan kurikulum yang berspesialisasi dalam memperkuat talenta dan kemampuan para murid.
BTEC menjadi program tambahan bagi murid yang tertarik dalam beberapa bidang tertentu, seperti entrepreneurship dan e-sports. Program ini juga termasuk dalam kurikulum akademik mereka.
Program BTEC tidak hanya disajikan dalam bentuk textbook, namun lebih difokuskan pada kegiatan praktik, di mana nantinya para murid dapat mempelajari bagaimana industri usaha dan e-sport sebenarnya bekerja.
"Saat mereka mengambil program e-sports, mereka bukan diajarkan bermain game, melainkan mereka akan belajar tentang bisnis, leadership, management, hingga event organization. Selain itu, tentunya mereka akan melakukannya secara senang hati, sehingga bersemangat untuk datang ke sekolah," jelas Daniel.
Di Indonesia sendiri, menurut Daniel, program BTEC sangat cocok untuk dikembangkan karena sejumlah faktor pendukung. Pertama, terkait background dari para murid yang berasal dari keluarga pengusaha. Kedua, tidak terlepas semangat mereka dalam memajukan negara ini.
"Banyak yang ingin menjadi game changer. Mereka ingin mentransformasi bagaimana pola bisnis yang ada menjadi lebih baik. Terlebih melihat fakta bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat memperhatikan perkembangan teknologi," ujar Daniel.
"Contoh paling nyata adalah Gojek. Bagaimana, start up ini mengubah wajah industri transportasi Indonesia. Dan pencetusnya adalah anak bangsa. Di sisi lain, e-sports juga sangat populer dan sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Para murid akan sangat mencintai program ini," tandasnya.
(dra)