Tanah Air Project Rilis Single Song of Deliverance, Kenalkan Sejarah Bangsa kepada Pendengarnya

JAKARTA - Tanah Air Project, band bergenre rock sinematik asal Jakarta ini kembali merilis single terbaru mereka yang berjudul Song of Deliverance. Band yang beranggotakan Vialinda (Vokal), Gerard Laisina (Gitar), Daniel Mantiri (Gitar), Ezekiel Rangga (Keyboard & Sequencer) dan Ardika Prayudha (Drum), kembali melahirkan karya sesuai dengan ideologi bermusik mereka yang mengacu pada cerita nusantara dan semangat kebangsaan untuk disampaikan kepada pendengarnya.

"Pemikiran bersama teman teman, untuk memikirkan karya yang bisa dinikmati banyak penikmat musik Tanah Air. Kita terinspirasi dari berdirinya Candi Borobudur yang menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO yang dibangun sekitar abad 7-9 masehi oleh era Kerajaan Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Ini yang kemudian kita terjemahkan lewat lagu ini," ungkap Vialinda vokalis band Tanah Air Project dalam jumpa pers peluncuran single Song Of Deliverance di Hard Rock Cafe, kemarin.

Vialinda mengungkapkan bahwa proses kreatif setiap single yang dibuat grup musiknya ini, katanya, memang berupaya menggali dari sejarah Nusantara untuk kemudian dipresentasikan lewat karya lagu.

"Jadi kita ingin masyarakat Indonesia belajar sejarah melalui musik. Karena kalau kita belajar kadang suka malas apalagi itu tentang sejarah. Tapi dengan sejarah kita coba presentasikan lewat musik, kita berharap bisa memberikan pengetahuan bagi para pendengar lagu kita tentang sejarah berdirinya nusantara ini selain ada unsur hiburannya," sambungnya.



Sebuah karya single kreatif yang sarat akan makna ajakan terhadap perilaku masyarakat pada masa ini, dimana pesan positif untuk membangun tanah kita dan menjadi tuan rumah atas kekayaan lokal kita menjadi bagian penting dari pesan lagu ini.

Sesuai seperti pesan yang selalu disuarakan oleh Tanah Air Project pada setiap penampilan panggung mereka. Menariknya dari single ini adalah keterlibatan mantan bassis dari band legendaris rock Indonesia, Edane, yaitu Daeng Oktav. Bassist yang baru saja hengkang dari Edane tersebut mengisi seluruh part bass dari lagu ini, menjadikan warna lagu menjadi unik dan gahar.