Masih Banyak Korban KDRT yang Enggan Melapor, Kenapa?

Rabu, 12 Oktober 2022 - 21:02 WIB
loading...
Masih Banyak Korban...
Menurut Konselor Bimbingan Pendidikan, Dara Pricelly Rais, pada faktanya masih cukup banyak kasus-kasus KDRT yang tidak terpublikasi. / Foto: tangkapan layar YouTube Partai Perindo
A A A
JAKARTA - Publik masih belum berhenti membicarakan perihal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Isu tersebut menjadi sangat hangat usai dugaan KDRT yang dilakukan Rizky Billar terhadap Lesti Kejora.

Menurut Konselor Bimbingan Pendidikan, Dara Pricelly Rais, pada faktanya masih cukup banyak kasus-kasus KDRT yang tidak terpublikasi.

Beberapa di antaranya ada yang merasa bingung, dan hanya sekadar bercerita kepada orang-orang terdekatnya saja.

Baca juga: Selain Masalah Ekonomi, Ini Beberapa Faktor Pemicu Terjadinya KDRT

"Menurut saya banyak (kasus KDRT), tapi belum banyak yang melapor. Tapi sekadar curhat, baik di lingkungan sekitar, itu banyak," ungkapnya dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Alami KDRT? Bungkam atau Lapor? di kanal YouTube Partai Perindo , Rabu (10/12/2022).

Dara menyebutkan jika KDRT di sini bukan hanya memukul atau kekerasan pada fisik saja. Melainkan ucapan atau verbal juga termasuk di dalamnya, yang mana ini akan berdampak terhadap psikis korban.

"Kemudian ada juga kekerasan dalam seks. Itu kan mau menyampaikannya aja tabu. Jadi ya banyak yang terpendam. Perselingkuhan juga banyak, menutupi, manipulatif," tuturnya.

Sebagai konselor, hanya bertugas untuk menampung setiap curahan hati yang merasa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Terlebih jika pasiennya ini mendapatkan kekerasan dalam rumah tangganya.

Nantinya pasien akan diberikan arahan, apakah masalah yang sedang dihadapinya masih bisa dikendalikan dan selesaikan sendiri, serta jalan keluar paling baiknya bagaimana. Hal itu dilakukan agar orang itu bisa lebih tenang, juga dapat mencerna masalah yang sedang dihadapinya.

Baca juga: Breaking News: Rizky Billar Tersangka Kasus KDRT Lesti Kejora

"Kalau ternyata dirasa kita itu masih berat, kita alihkan ke psikolog," kata dia.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)