Pentingnya Memulai Pola Hidup Sehat dengan Mengosumsi Makanan Tanpa MSG
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selain garam, penggunaan MSG atau micin harus dibatasi karena konsumsi yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan yang ditimbulkan seiring waktu. Lantas, bagaimana caranya mengurangi asupan micin dari makanan? Yuk, simak tipsnya berikut ini.
Berapa banyak Anda boleh makan MSG per hari?
MSG atau yang dikenal dengan sebutan micin memang membuat rasa makanan makin lezat. Meski rasanya memanjakan lidah, penggunaan MSG harus diperhatikan.
Konsumsi micin yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti sakit kepala, hipertensi, atau mual, terutama bagi orang yang sensitif dengan bahan tersebut.
Hal ini patut diperhatikan juga bagi ayah dan ibu, karena efek MSG yang berlebihan tersebut juga dapat dirasakan oleh anak-anak.
Pada orang dengan masalah kesehatan tertentu, penggunaan MSG perlu dibatasi. Jika Anda ingin mengurangi asupan micin pada makanan, ketahui dahulu seberapa banyak Anda boleh mengonsumsi MSG per hari.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa batas aman konsumsi MSG per hari adalah 120 mg/kg berat badan per hari.
Itu artinya, seseorang yang memiliki berat 50 kg, tidak boleh mengonsumsi micin lebih dari 6 gram atau sekitar 1 sendok teh.
Menghitung asupan MSG per hari memang sulit bagi Anda yang tidak terbiasa. Namun, jangan berkecil hati, Anda bisa meminta bantuan dokter maupun ahli gizi.
Pilihan pola hidup sehat untuk mengurangi asupan micin
Supaya penggunaan micin berkurang, ada beberapa cara untuk mengakalinya. Mari bahas satu per satu cara tersebut berikut ini
1. Buat makanan sendiri
Kurangi kebiasaan membeli makan di luar rumah. Alasannya, masakan resto atau pedagang kaki lima, cenderung menggunakan banyak micin, tinggi garam, dan minyak. Jika Anda ingin mengurangi asupan micin, buat makanan sendiri jadi solusinya.
Anda bisa mengatur seberapa banyak penggunaan micin. Bahkan, Anda bebas untuk mengolah makanan tanpa MSG.
Selain itu, Anda juga dapat menerapkan teknik masak yang menghasilkan makanan yang lebih sehat dan tetap sedap. Cobalah teknik memasak seperti memanggang atau merebus untuk memecah kandungan glutamat alami dari bahan makanan yang dimasak, sehingga rasanya lebih gurih. Tentunya dengan memasak makanan sendiri dirumah, kebersihan makanan pun jadi lebih terjamin.
Untuk makanan dalam kemasan, pilihlah produk tanpa MSG. Untuk mie instan misalnya. Jika Anda belum bisa sepenuhnya lepas konsumsi mie instan, pilihlah varian yang tanpa MSG. Jika Anda ingin membuat goreng-gorengan, Anda bisa menggunakan produk tepung bumbu yang tanpa MSG. Anda juga bisa memilih minyak yang lebih sehat untuk menggorengnya, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
2. Gunakan penyedap alternatif
Cara lain untuk mengurangi asupan micin adalah menggunakan bumbu penyedap alternatif.
Manfaatkan bahan makanan yang Anda punya di rumah untuk menggantikan kegunaan MSG, seperti:
â—Ź garam dan gula,
â—Ź rempah-rempah,
â—Ź rumput laut,
â—Ź terasi, teri atau rebon,
â—Ź jamur shitake, serta
â—Ź kaldu alami seperti air kaldu daging.
Selain itu, Anda juga bisa memperkaya masakan dengan jenis rempah tertentu, seperti bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar, atau rosemary.
Semua penyedap ini bisa meningkatkan cita rasa masakan sehingga membuat makanan tetap lezat meski tanpa micin. Agar khasiatnya tetap tinggi, pastikan bahwa rempah tersebut masih segar dan disimpan dengan baik.
Jika tidak disimpan dengan baik, kesegaran rempah dan kandungan zat gizinya bisa menurun. Rempah yang tidak segar juga bisa memengaruhi cita rasa makanan.
3. Disiplin dengan pola makan
Selain menerapkan cara-cara di atas, Anda bisa mengurangi konsumsi micin dengan mulai meningkatkan kedisplinan dalam menjaga pola makan.
Meskipun Anda sudah menjaga asupan dengan makan makanan yang sehat, porsi yang dikonsumsi juga harus tetap seimbang.
Makanlah dalam porsi yang secukupnya dan berhentilah kira-kira ketika Anda sudah mencapai 80% rasa kenyang.
Hal ini dikarenakan makan secara berlebihan tidak hanya berdampak negatif untuk berat badan, tapi juga bisa mengganggu kinerja pencernaan.
Selain itu, porsi makan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, mulailah untuk disiplin dalam menjaga pola makan dari segi asupan dan porsinya. Pilih makan makanan non MSG dan atur porsinya agar tidak terlalu berlebihan.
Semakin Anda terbiasa dengan pola makan yang sehat dan tidak berlebihan, maka hasrat untuk mengonsumsi makanan MSG pun semakin berkurang.
Berapa banyak Anda boleh makan MSG per hari?
MSG atau yang dikenal dengan sebutan micin memang membuat rasa makanan makin lezat. Meski rasanya memanjakan lidah, penggunaan MSG harus diperhatikan.
Konsumsi micin yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti sakit kepala, hipertensi, atau mual, terutama bagi orang yang sensitif dengan bahan tersebut.
Hal ini patut diperhatikan juga bagi ayah dan ibu, karena efek MSG yang berlebihan tersebut juga dapat dirasakan oleh anak-anak.
Baca Juga
Pada orang dengan masalah kesehatan tertentu, penggunaan MSG perlu dibatasi. Jika Anda ingin mengurangi asupan micin pada makanan, ketahui dahulu seberapa banyak Anda boleh mengonsumsi MSG per hari.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa batas aman konsumsi MSG per hari adalah 120 mg/kg berat badan per hari.
Itu artinya, seseorang yang memiliki berat 50 kg, tidak boleh mengonsumsi micin lebih dari 6 gram atau sekitar 1 sendok teh.
Menghitung asupan MSG per hari memang sulit bagi Anda yang tidak terbiasa. Namun, jangan berkecil hati, Anda bisa meminta bantuan dokter maupun ahli gizi.
Pilihan pola hidup sehat untuk mengurangi asupan micin
Supaya penggunaan micin berkurang, ada beberapa cara untuk mengakalinya. Mari bahas satu per satu cara tersebut berikut ini
1. Buat makanan sendiri
Kurangi kebiasaan membeli makan di luar rumah. Alasannya, masakan resto atau pedagang kaki lima, cenderung menggunakan banyak micin, tinggi garam, dan minyak. Jika Anda ingin mengurangi asupan micin, buat makanan sendiri jadi solusinya.
Anda bisa mengatur seberapa banyak penggunaan micin. Bahkan, Anda bebas untuk mengolah makanan tanpa MSG.
Selain itu, Anda juga dapat menerapkan teknik masak yang menghasilkan makanan yang lebih sehat dan tetap sedap. Cobalah teknik memasak seperti memanggang atau merebus untuk memecah kandungan glutamat alami dari bahan makanan yang dimasak, sehingga rasanya lebih gurih. Tentunya dengan memasak makanan sendiri dirumah, kebersihan makanan pun jadi lebih terjamin.
Untuk makanan dalam kemasan, pilihlah produk tanpa MSG. Untuk mie instan misalnya. Jika Anda belum bisa sepenuhnya lepas konsumsi mie instan, pilihlah varian yang tanpa MSG. Jika Anda ingin membuat goreng-gorengan, Anda bisa menggunakan produk tepung bumbu yang tanpa MSG. Anda juga bisa memilih minyak yang lebih sehat untuk menggorengnya, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
2. Gunakan penyedap alternatif
Cara lain untuk mengurangi asupan micin adalah menggunakan bumbu penyedap alternatif.
Manfaatkan bahan makanan yang Anda punya di rumah untuk menggantikan kegunaan MSG, seperti:
â—Ź garam dan gula,
â—Ź rempah-rempah,
â—Ź rumput laut,
â—Ź terasi, teri atau rebon,
â—Ź jamur shitake, serta
â—Ź kaldu alami seperti air kaldu daging.
Selain itu, Anda juga bisa memperkaya masakan dengan jenis rempah tertentu, seperti bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar, atau rosemary.
Semua penyedap ini bisa meningkatkan cita rasa masakan sehingga membuat makanan tetap lezat meski tanpa micin. Agar khasiatnya tetap tinggi, pastikan bahwa rempah tersebut masih segar dan disimpan dengan baik.
Jika tidak disimpan dengan baik, kesegaran rempah dan kandungan zat gizinya bisa menurun. Rempah yang tidak segar juga bisa memengaruhi cita rasa makanan.
3. Disiplin dengan pola makan
Selain menerapkan cara-cara di atas, Anda bisa mengurangi konsumsi micin dengan mulai meningkatkan kedisplinan dalam menjaga pola makan.
Meskipun Anda sudah menjaga asupan dengan makan makanan yang sehat, porsi yang dikonsumsi juga harus tetap seimbang.
Makanlah dalam porsi yang secukupnya dan berhentilah kira-kira ketika Anda sudah mencapai 80% rasa kenyang.
Hal ini dikarenakan makan secara berlebihan tidak hanya berdampak negatif untuk berat badan, tapi juga bisa mengganggu kinerja pencernaan.
Selain itu, porsi makan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, mulailah untuk disiplin dalam menjaga pola makan dari segi asupan dan porsinya. Pilih makan makanan non MSG dan atur porsinya agar tidak terlalu berlebihan.
Semakin Anda terbiasa dengan pola makan yang sehat dan tidak berlebihan, maka hasrat untuk mengonsumsi makanan MSG pun semakin berkurang.
(hri)