Fast Food Perlambat Kerja Otak

Selasa, 23 Desember 2014 - 09:40 WIB
Fast Food Perlambat Kerja Otak
Fast Food Perlambat Kerja Otak
A A A
WASHINGTON - Makanan cepat saji atau fast food memang menyebabkan banyak masalah kesehatan dari obesitas sampai kulit yang jelek. Tapi, kajian terbaru menemukan, makanan jenis ini juga bisa memperlambat kerja otak.

Menurut riset itu, anak-anak yang lebih banyak makan fast food meraih nilai buruk pada matematika, sains dan membaca.

Salah satu teori penyebab yang dikemukakan periset adalah kurangnya zat besi—yang berasosiasi dengan fast food—menyebabkan perlambatan perkembangan proses tertentu di otak. Ide lainnya adalah diet kaya lemak dan gula tambahan memiliki dampak negatif terhadap proses belajar.

“Riset ini difokuskan pada bagaimana konsumsi makanan anak-anak berkontribusi terhadap epidemi obesitas pada anak. Penemuan kami memberikan bukti bahwa makan fast food terkait masalah lain, yaitu hasil akademik yang lebih buruk,” papar Kelly Purtell yang memimpin kajian di Ohio State University seperti dikutip The Daily Mail.

Periset menggunakan data dari sampel perwakilan nasional dari 8.500 anak sekolah dari Amerika Serikat (AS), yang konsumsi makanan cepat sajinya diukur pada saat berusia 10 tahun. Ini kemudian dibandingkan dengan hasil tes akademik tiga tahu kemudian setelah mempertimbangkan lebih dari dua lusin faktor lain yang relevan.

Anak-anak itu kemudian ditanyai berapa kali mereka makan atau mengudap dari restoran fast food, termasuk McDonald’s, Pizza Hut, Burger King, dan KFC.

Dalam kajian itu, sekitar 52% mengonsumsi fast food 1—3 kali pada pekan sebelumnya dan 10% menyantapnya 4—6 kali. Sementara, 10% lainnya menyantapnya tiap hari.

Dalam bidang sains, yang makan fast food tiap hari mencetak rata-rata 79 poin dibanding 83 yang diraih mereka yang tidak pernah makan fast food. Perbedaan yang sama dalam capaian akademik ini juga terjadi pada membaca dan matematika.

Tahun lalu, periset Australia mengungkapkan makan fast food bisa memiliki efek penurunan memori—pada tikus, setidaknya.

Ilmuwan di University of New South Wales memperlihatkan tikus yang diberi makan diet kaya lemak dan gula menderita peradangan di hippocampus, area otak yang terkait memori verbal dan spatial.

Memori spatial membantu seseorang mengingat banyak hal, seperti tata letak kota. Setelah diberi diet kaya gula lupa jalan mereka. Riset itu juga menunjukkan obesitas bisa memicu perubahan pada otak, yang menyebabkan peradangan.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6240 seconds (0.1#10.140)