Varian Baru Covid-19 XBB Cepat Menular, Begini Kata Ahli Mikrobiologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian baru Covid-19, XBB menjadi perhatian utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski tidak ganas, varian ini penularannya sangat cepat.
"WHO itu memberi perhatian pada penularan XBB yang sangat cepat, tapi tidak pada dampaknya karena dinilai tidak sebabkan keparahan saat menginfeksi manusia," jelas Ahli Mikrobiologi Prof. Amin Soebandrio dalam Talkshow BNPB secara daring, Rabu (16/11/2022).
Penularan yang begitu cepat dari XBB dikarenakan proses pembentukannya yang merupakan hasil mutasi dua subvarian Omicron yaitu BA2.1 dan BA2.75. Karena proses mutasi itu juga, kekuatan virusnya semakin lemah.
"Jadi, 'untungnya' virus ini bermutasi terus dengan cepat, karena itu juga bikin dia tidak menimbulkan kasus yang berat atau sampai fatal, beda dengan Delta di 2021," ungkap Prof. Amin.
Kondisi secara global, varian Omicron telah menguasai dunia dengan 95 persen kasus Covid-19 di 35 negara. Hanya ada sebagian kecil kasus Covid-19 di dunia disebabkan varian BQ.1.
Menurut Prof. Amin, Omicron adalah varian Covid-19 yang cerdas. Dia tak hanya bermutasi dengan tubuhnya sendiri, tapi subvarian hasil mutasinya pun bermutasi. Karena 'strategi' tersebut, varian ini masih bertahan hingga sekarang.
Per 15 November 2022, di Indonesia kenaikan kasus positif harian mencapai angka 7.893 kasus. Meski peningkatannya cukup tinggi, kebanyakan adalah orang bergejala ringan atau tanpa gejala.
"Ini sekali membuktikan bahwa XBB begitu mudah menyebar antarorang, tapi tidak ganas karena tidak menyebabkan keparahan kasus yang berarti," ujar Prof. Amin.
Sekalipun tidak ganas, Prof Amin meminta kepada masyarakat untuk tetap patuh menjalankan protokol kesehatan, termasuk memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
Bagi yang belum melengkapi dosis vaksinasi, disarankan segera melakukan vaksin guna memperkuat sistem kekebalan tubuh.
"WHO itu memberi perhatian pada penularan XBB yang sangat cepat, tapi tidak pada dampaknya karena dinilai tidak sebabkan keparahan saat menginfeksi manusia," jelas Ahli Mikrobiologi Prof. Amin Soebandrio dalam Talkshow BNPB secara daring, Rabu (16/11/2022).
Penularan yang begitu cepat dari XBB dikarenakan proses pembentukannya yang merupakan hasil mutasi dua subvarian Omicron yaitu BA2.1 dan BA2.75. Karena proses mutasi itu juga, kekuatan virusnya semakin lemah.
"Jadi, 'untungnya' virus ini bermutasi terus dengan cepat, karena itu juga bikin dia tidak menimbulkan kasus yang berat atau sampai fatal, beda dengan Delta di 2021," ungkap Prof. Amin.
Kondisi secara global, varian Omicron telah menguasai dunia dengan 95 persen kasus Covid-19 di 35 negara. Hanya ada sebagian kecil kasus Covid-19 di dunia disebabkan varian BQ.1.
Menurut Prof. Amin, Omicron adalah varian Covid-19 yang cerdas. Dia tak hanya bermutasi dengan tubuhnya sendiri, tapi subvarian hasil mutasinya pun bermutasi. Karena 'strategi' tersebut, varian ini masih bertahan hingga sekarang.
Per 15 November 2022, di Indonesia kenaikan kasus positif harian mencapai angka 7.893 kasus. Meski peningkatannya cukup tinggi, kebanyakan adalah orang bergejala ringan atau tanpa gejala.
"Ini sekali membuktikan bahwa XBB begitu mudah menyebar antarorang, tapi tidak ganas karena tidak menyebabkan keparahan kasus yang berarti," ujar Prof. Amin.
Sekalipun tidak ganas, Prof Amin meminta kepada masyarakat untuk tetap patuh menjalankan protokol kesehatan, termasuk memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
Bagi yang belum melengkapi dosis vaksinasi, disarankan segera melakukan vaksin guna memperkuat sistem kekebalan tubuh.
(nag)