Ahli Pastikan Informasi Covid-19 Bisa Sembuh dengan Aspirin Adalah Hoaks
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa waktu belakangan ramai pembicaraan soal pesan berantai di WhatsApp yang menginformasikan bahwa Covid-19 bukan virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi.
Dijelaskan juga di pesan tersebut bahwa Kementerian Kesehatan Singapura tak mau mengikuti tata laksana pengobatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetapi mengandalkan aspirin sebagai obat Covid-19. Resep aspirin yang dituliskan di informasi ini adalah aspirin 100 mg dan Paracetamol 650 mg.
Pengobatan aspirin dipilih, menurut informasi di pesan itu, karena Covid-19 adalah penyakit yang menyebabkan penggumpalan darah, dan ini yang menyebabkan pasien sesak napas karena kekurangan oksigen. Karena kondisi itu juga, pasien berisiko meninggal dunia.
Baca juga: Strain Virus Berubah, Vaksin Covid-19 Diperkirakan Akan seperti Vaksin Influenza
Seperti kebanyakan pesan broadcast lainnya, ada kalimat imbauan untuk menyebarkan pesan tersebut.
"Bagikan informasi ini kepada keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda untuk mengeluarkan mereka dari ketakutan akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, tetapi bakteri yang hanya terpapar radiasi," bunyi isi pesan tersebut.
Menerima informasi ini, MNC Portal mencari tahu kebenarannya dengan bertanya kepada ahli, dalam hal ini Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan, dr. Dicky Budiman . Dia dengan gamblang menjelaskan informasi tersebut masuk dalam kategori kabar hoaks.
"Hoaks itu, apalagi jelas ada kalimat bagikan kepada orang terdekat atau orang tersayang," ungkap dr. Dicky Budiman, melalui pesan singkat, Kamis (24/11/2022).
Ada alasan ilmiah mengapa dr. Dicky mengatakan bahwa informasi tersebut hoaks. Menurutnya, sudah jelas dalam berbagai jurnal ilmiah bahwa Covid-19 adalah virus, bukan bakteri apalagi dikaitkan dengan paparan radiasi.
"Informasi seperti ini sebetulnya sudah ramai menjelang akhir 2020. Tapi, ini ternyata sudah dimodifikasi sama yang bikin kabar hoaks, ditambah dan dikurangi. Padahal, intinya sama yaitu kabar hoaks," tuturnya.
Dijelaskan juga di pesan tersebut bahwa Kementerian Kesehatan Singapura tak mau mengikuti tata laksana pengobatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetapi mengandalkan aspirin sebagai obat Covid-19. Resep aspirin yang dituliskan di informasi ini adalah aspirin 100 mg dan Paracetamol 650 mg.
Pengobatan aspirin dipilih, menurut informasi di pesan itu, karena Covid-19 adalah penyakit yang menyebabkan penggumpalan darah, dan ini yang menyebabkan pasien sesak napas karena kekurangan oksigen. Karena kondisi itu juga, pasien berisiko meninggal dunia.
Baca juga: Strain Virus Berubah, Vaksin Covid-19 Diperkirakan Akan seperti Vaksin Influenza
Seperti kebanyakan pesan broadcast lainnya, ada kalimat imbauan untuk menyebarkan pesan tersebut.
"Bagikan informasi ini kepada keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda untuk mengeluarkan mereka dari ketakutan akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, tetapi bakteri yang hanya terpapar radiasi," bunyi isi pesan tersebut.
Menerima informasi ini, MNC Portal mencari tahu kebenarannya dengan bertanya kepada ahli, dalam hal ini Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan, dr. Dicky Budiman . Dia dengan gamblang menjelaskan informasi tersebut masuk dalam kategori kabar hoaks.
"Hoaks itu, apalagi jelas ada kalimat bagikan kepada orang terdekat atau orang tersayang," ungkap dr. Dicky Budiman, melalui pesan singkat, Kamis (24/11/2022).
Ada alasan ilmiah mengapa dr. Dicky mengatakan bahwa informasi tersebut hoaks. Menurutnya, sudah jelas dalam berbagai jurnal ilmiah bahwa Covid-19 adalah virus, bukan bakteri apalagi dikaitkan dengan paparan radiasi.
"Informasi seperti ini sebetulnya sudah ramai menjelang akhir 2020. Tapi, ini ternyata sudah dimodifikasi sama yang bikin kabar hoaks, ditambah dan dikurangi. Padahal, intinya sama yaitu kabar hoaks," tuturnya.