Teh Hijau dan Joging Cegah Alzheimer

Kamis, 07 Mei 2015 - 09:14 WIB
Teh Hijau dan Joging Cegah Alzheimer
Teh Hijau dan Joging Cegah Alzheimer
A A A
Alzheimer, siapa pun pasti tak ingin mengalaminya. Untuk mencegah penyakit ini sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, rutin joging dan minum teh hijau.

Rasanya tak ada satu orang pun yang ingin terserang gejala alzheimer, yaitu gangguan otak atau demensia menahun dan berkelanjutan. Dampaknya, penderita akan mengalami kemunduran fungsi intelektual, mengganggu aktivitas seharihari, karier, hubungan sosial, dan mengganggu aktivitas lainnya.

Sebuah penelitian yang dilansir situs Dailymail menyatakan, secangkir teh hijau dan aktivitas fisik seperti joging bisa mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit alzheimer. Mereka menemukan ekstrak teh hijau, yang disebut epigallocatechin-3-gallate (ECGC), dapat memperlambat berkembangnya alzheimer ketika dikombinasikan dengan aktivitas fisik.

Penelitian ini melakukan uji coba pada tikus dengan membiarkan tikus melakukan aktivitas fisik setelah diberikan ECGC. Hasilnya menunjukkan peningkatan ”yang luar biasa” dalam fungsi kognitif dan retensi memori pada tikus tersebut. Peneliti dari University of Missouri sekarang percaya bahwa penelitian lebih lanjut dari senyawa tertentu dalam minuman bisa mengarah pada pengobatan terbaru untuk penyakit ke depannya.

”Ekstraksi yang dilakukan secara oral serta aktivitas fisik seperti joging dapat meningkatkan beberapa perilaku dan memperbaiki gangguan kognitif pada penderita alzheimer,” ungkap Rahmat Sun, profesor biokimia di University of Missouri. Plak dan tangle atau kekacauan pada otak adalah dua masalah utama dari penyakit alzheimer. Ketiga, yaitu hilangnya hubungan antara sel-sel saraf (neuron) di otak.

”Pada pasien alzheimer, amiloidbeta peptida [A-beta] dapat menumpuk dan menyebabkan plak amiloid di otak,” ujar Todd Schachtman, profesor ilmu psikologi. Gejala alzheimer yang timbul bisa berupa kehilangan memori dan kebingungan, agitasi, dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan dan sekitarnya. ”Kami melihat cara-cara mencegah atau menunda timbulnya penyakit ini.

Kami berharap pada akhirnya dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup orang tua,” tambahnya. Penelitian terbaru menunjukkan manfaat antioksidan dalam kandungan makanan dapat mengurangi risiko alzheimer. Peneliti akhirnya menyelidiki efek aktivitas fisik dan epigallocatechin- 3-gallate (EGCG) atau akrab dikenal dengan ekstrak teh hijau, terhadap fungsi memori pada tikus.

Mereka juga meneliti efek pada tingkat A-beta pada tikus tersebut. Tikus yang pada awalnya menunjukkan gejala penyakit, akan menjalani serangkaian tes, di antaranya harus mengelilingi putaran labirin yang dibangun secara khusus dan kemudian mengamati bagaimana tikus tersebut membangun sarang.

”Tikus yang menunjukkan gejala penyakit cenderung memiliki sarang yang tidak beraturan,” kata Schachtman. Selain itu, tikus dengan gejala alzheimer, seperti kebanyakan orang, berlaku apatis terkait habitat mereka atau bahkan telah lupa bagaimana ”membuat sarang” dengan benar.

Tikus tersebut kemudian diberi ECGC dalam air dan diberikan akses ke roda berjalan. Hasilnya, fungsi kognitif mereka ditemukan telah membaik. Otak tikus kemudian dianalisis untuk menentukan dampak dari EGCG dan aktivitas fisik pada tingkat Abeta di daerah yang terkena dampak dalam otak.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4738 seconds (0.1#10.140)