3 Film Indonesia di Panggung Festival Film Cannes 2015
A
A
A
FESTIVAL Film Cannes ke-68 sudah dimulai. Pembukaan berlangsung pada Rabu (13/5) dan berakhir Minggu (24/5) di Cannes, Prancis.
Ribuan film dari berbagai negara bersaing untuk menjadi yang terbaik. Tahun ini ada tiga film Indonesia masuk nominasi. Film yang menjadi pembuka di Festival Film Cannes adalah film Prancis berjudul La Tete Haute (Standing Tall) karya Emmanuelle Bercot. Film tersebut cukup menarik dengan latar perjalanan hidup seorang anak bernama Malony, mulai usia 6 hingga 18 tahun.
Kisahnya terekam melalui peradilan anak dan upaya yang tidak mengenal lelah dari seorang hakim serta seorang konselor untuk menyelamatkannya. Pada ajang ini hadir juri yang kompeten, dipimpin oleh dua bersaudara dari Amerika Serikat Joel dan Ethan Coen, yang memenangkan Palme dPalme dOr pada 1991. Juri lainnya, aktris Prancis Sophie Marceau dan aktor Amerika Jake Gyllenhaal.
Adapun tiga film Indonesia yang diputar dan bersaing di ajang tersebut, yakni Filosofi Kopi, Tabula Rasa yang akan bersaing di kategori Cannes Market Screening dan film pendek The Fox Exploits The Tiger Might masuk nominasi Critic’s Week . “Semua (nominasi) yang kami dapatkan untuk berlaga di ajang sebesar Cannes Film Festival ini sungguh di luar prediksi kami,” kata Lucky Kuswandi, sutradara film The Fox Exploits The Tiger’s Might .
Saat mendaftarkan filmnya ke festival itu, Lucky mengaku tidak melakukan secara langsung, tetapi melalui proses online . Film produksi Babibuta Film ini masuk nominasi setelah menggeser sekitar 1.750 karya film pendek yang masuk ke meja panitia.
Sementara Angga Dwimas Sasongko, produser sekaligus sutradara film Filosofi Kopi merasa mendapat kesempatan besar ketika filmnya masuk nominasi. Masyarakat dunia bisa menyaksikan kemampuan sineas Indonesia dan latar pengambilan gambarnya.
“Di sana (Paris) kami tim Filosofi Kopi akan buka booth , berjualan berbagai minuman kopi asli Indonesia. Saya dan beberapa pemain juga nanti jaga tempat untuk lebih mengenalkan film, khususnya kekayaan alam Indonesia melalui suguhan segelas kopi,” terangnya.
Berkembang pesatnya perfilman Indonesia yang berkualitas ini semakin membuktikan bahwa karya anak bangsa patut diperhitungkan di pentas internasional. Sutradara dan aktor Lukman Sardi mengaku, membaiknya film Indonesia ini harus terus didukung oleh generasi muda.
“Mereka (generasi muda) masih fresh , belum terpaku pada pola industri yang ada. Mereka bebas mau bikin film apa saja dan positifnya karya mereka diakui,” kata Lukman.
Thomasmanggalla/ Fatturahman hakim
Ribuan film dari berbagai negara bersaing untuk menjadi yang terbaik. Tahun ini ada tiga film Indonesia masuk nominasi. Film yang menjadi pembuka di Festival Film Cannes adalah film Prancis berjudul La Tete Haute (Standing Tall) karya Emmanuelle Bercot. Film tersebut cukup menarik dengan latar perjalanan hidup seorang anak bernama Malony, mulai usia 6 hingga 18 tahun.
Kisahnya terekam melalui peradilan anak dan upaya yang tidak mengenal lelah dari seorang hakim serta seorang konselor untuk menyelamatkannya. Pada ajang ini hadir juri yang kompeten, dipimpin oleh dua bersaudara dari Amerika Serikat Joel dan Ethan Coen, yang memenangkan Palme dPalme dOr pada 1991. Juri lainnya, aktris Prancis Sophie Marceau dan aktor Amerika Jake Gyllenhaal.
Adapun tiga film Indonesia yang diputar dan bersaing di ajang tersebut, yakni Filosofi Kopi, Tabula Rasa yang akan bersaing di kategori Cannes Market Screening dan film pendek The Fox Exploits The Tiger Might masuk nominasi Critic’s Week . “Semua (nominasi) yang kami dapatkan untuk berlaga di ajang sebesar Cannes Film Festival ini sungguh di luar prediksi kami,” kata Lucky Kuswandi, sutradara film The Fox Exploits The Tiger’s Might .
Saat mendaftarkan filmnya ke festival itu, Lucky mengaku tidak melakukan secara langsung, tetapi melalui proses online . Film produksi Babibuta Film ini masuk nominasi setelah menggeser sekitar 1.750 karya film pendek yang masuk ke meja panitia.
Sementara Angga Dwimas Sasongko, produser sekaligus sutradara film Filosofi Kopi merasa mendapat kesempatan besar ketika filmnya masuk nominasi. Masyarakat dunia bisa menyaksikan kemampuan sineas Indonesia dan latar pengambilan gambarnya.
“Di sana (Paris) kami tim Filosofi Kopi akan buka booth , berjualan berbagai minuman kopi asli Indonesia. Saya dan beberapa pemain juga nanti jaga tempat untuk lebih mengenalkan film, khususnya kekayaan alam Indonesia melalui suguhan segelas kopi,” terangnya.
Berkembang pesatnya perfilman Indonesia yang berkualitas ini semakin membuktikan bahwa karya anak bangsa patut diperhitungkan di pentas internasional. Sutradara dan aktor Lukman Sardi mengaku, membaiknya film Indonesia ini harus terus didukung oleh generasi muda.
“Mereka (generasi muda) masih fresh , belum terpaku pada pola industri yang ada. Mereka bebas mau bikin film apa saja dan positifnya karya mereka diakui,” kata Lukman.
Thomasmanggalla/ Fatturahman hakim
(ftr)