Bahaya Konsumsi Lemak Jenuh
A
A
A
LEMAK memang dibutuhkan oleh tubuh, namun bila berlebihan bisa mengganggu kesehatan. Untuk itu batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak, khususnya lemak jenuh.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang setiap harinya. Terdapat enam jenis nutrisi yang harus didapatkan dalam asupan makanan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Adapun komposisi yang baik untuk asupan protein, baik itu dari protein hewani maupun nabati dianjurkan 10%–20% dari kalori kebutuhan tubuh, karbohidrat sekitar 45%–65%, karbohidrat sederhana sekitar 5%, dan lemak dianjurkan kurang dari 30% dari kalori kebutuhan tubuh. Sementara kebutuhan kolesterol hanya boleh dikonsumsi kurang dari 300 mg/hari. Lemak dibutuhkan oleh tubuh, tapi bila berlebihan justru menimbulkan masalah kesehatan.
Menurut Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc MS SpGK, masalah yang timbul ini akibat asupan lemak melebihi kebutuhan lemak harian. Berdasarkan American Heart Association, anjuran konsumsi lemak adalah 25%–35% per hari dan harus dibatasi asupan lemak jenuh kurang dari 7% dari kalori total. Untuk asupan lemak trans harus kurang dari 1% dari kalori total per hari. Kemudian sisa asupan harus dipenuhi dari asam lemak tidak jenuh.
“Orang Indonesia kebanyakan melakukan makan gorengan. Padahal, itu sumber lemak jenuh,” ungkap dr Fiastuti, Dokter Spesialis Gizi Klinik Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Lemak jenuh kerap disebut sebagai lemak jahat yang berisiko menyumbat peredaran darah. “Jika lemak jahat menyumbat peredaran darah ke jantung, dampaknya serangan jantung. Jika menyumbat peredaran darah ke otak, akan berisiko stroke,” tambah Fiastuti yang dijumpai saat peluncuran produk minyak goreng Tropicana Slim Canola Oil, beberapa waktu lalu.
Fungsi lemak pada tubuh manusia cadangan energi, bantalan, dan pelindung berbagai organ penting, menjaga bentuk dan suhu tubuh, dan membantu penyerapan vitamin A,D,E, K. Sementara fungsi lemak dalam makanan, yaitu untuk menghasilkan kalori, menyebabkan rasa enak, dapat mengikat vitamin, mengandung asam lemak esensial, dan menghasilkan aroma dan bau tertentu.
Namun, jika makanan yang banyak mengandung lemak jenuh akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Salah satunya dapat menyebabkan peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein). LDL sering disebut kolesterol jahat, berbentuk lemak mirip lilin. Lemak jenuh ini sering ditemui di atas meja makan lewat hidangan yang mengandung lemak hewani, kulit ayam, produk susu fullcream, dan minyak seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.
“Contoh makanan dengan tinggi lemak misalnya satu porsi Fast Food saja sudah mengandung 28 gram lemak (41,2%), dua buah gorengan mengandung 18,8 gram lemak (28,1%), bahkan satu porsi nasi padang mengandung 25–30 gram lemak (37-45%). Padahal, anjuran asupan lemak berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Indonesia hanya 25% dari energi total,” papar Fiastuti. Jika konsumsi lemak jenuh tinggi, sedangkan lemak tidak jenuh cenderung rendah, tingkat kolesterol dalam tubuh juga akan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan serum kolesterol darah juga tinggi.
Kemudian akan terbentuk plak atheroma dalam pembuluh darah yang berdampak pada penyempitan pembuluh darah ke jantung. Jika hal ini terjadi maka dampak terburuknya adalah terjadinya kematian otot jantung yang dapat menyebabkan kematian. Untuk menghindari berbagai penyakit dari lemak jenuh ini, Fiastuti menghimbau untuk memilih makanan yang mengandung lemak tak jenuh. Lemak tidak jenuh berfungsi membantu menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak dalam darah yang dibutuhkan tubuh untuk diubah menjadi energi. Selain itu, lemak tak jenuh dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL. Lemak tak jenuh dapat diperoleh dari kacangkacangan, minyak zaitun, dan alpukat. Sementara untuk minyak dianjurkan menggunakan minyak kanola, minyak olive,atau minyak jagung.
Larissa Huda
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang setiap harinya. Terdapat enam jenis nutrisi yang harus didapatkan dalam asupan makanan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Adapun komposisi yang baik untuk asupan protein, baik itu dari protein hewani maupun nabati dianjurkan 10%–20% dari kalori kebutuhan tubuh, karbohidrat sekitar 45%–65%, karbohidrat sederhana sekitar 5%, dan lemak dianjurkan kurang dari 30% dari kalori kebutuhan tubuh. Sementara kebutuhan kolesterol hanya boleh dikonsumsi kurang dari 300 mg/hari. Lemak dibutuhkan oleh tubuh, tapi bila berlebihan justru menimbulkan masalah kesehatan.
Menurut Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc MS SpGK, masalah yang timbul ini akibat asupan lemak melebihi kebutuhan lemak harian. Berdasarkan American Heart Association, anjuran konsumsi lemak adalah 25%–35% per hari dan harus dibatasi asupan lemak jenuh kurang dari 7% dari kalori total. Untuk asupan lemak trans harus kurang dari 1% dari kalori total per hari. Kemudian sisa asupan harus dipenuhi dari asam lemak tidak jenuh.
“Orang Indonesia kebanyakan melakukan makan gorengan. Padahal, itu sumber lemak jenuh,” ungkap dr Fiastuti, Dokter Spesialis Gizi Klinik Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Lemak jenuh kerap disebut sebagai lemak jahat yang berisiko menyumbat peredaran darah. “Jika lemak jahat menyumbat peredaran darah ke jantung, dampaknya serangan jantung. Jika menyumbat peredaran darah ke otak, akan berisiko stroke,” tambah Fiastuti yang dijumpai saat peluncuran produk minyak goreng Tropicana Slim Canola Oil, beberapa waktu lalu.
Fungsi lemak pada tubuh manusia cadangan energi, bantalan, dan pelindung berbagai organ penting, menjaga bentuk dan suhu tubuh, dan membantu penyerapan vitamin A,D,E, K. Sementara fungsi lemak dalam makanan, yaitu untuk menghasilkan kalori, menyebabkan rasa enak, dapat mengikat vitamin, mengandung asam lemak esensial, dan menghasilkan aroma dan bau tertentu.
Namun, jika makanan yang banyak mengandung lemak jenuh akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Salah satunya dapat menyebabkan peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein). LDL sering disebut kolesterol jahat, berbentuk lemak mirip lilin. Lemak jenuh ini sering ditemui di atas meja makan lewat hidangan yang mengandung lemak hewani, kulit ayam, produk susu fullcream, dan minyak seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.
“Contoh makanan dengan tinggi lemak misalnya satu porsi Fast Food saja sudah mengandung 28 gram lemak (41,2%), dua buah gorengan mengandung 18,8 gram lemak (28,1%), bahkan satu porsi nasi padang mengandung 25–30 gram lemak (37-45%). Padahal, anjuran asupan lemak berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Indonesia hanya 25% dari energi total,” papar Fiastuti. Jika konsumsi lemak jenuh tinggi, sedangkan lemak tidak jenuh cenderung rendah, tingkat kolesterol dalam tubuh juga akan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan serum kolesterol darah juga tinggi.
Kemudian akan terbentuk plak atheroma dalam pembuluh darah yang berdampak pada penyempitan pembuluh darah ke jantung. Jika hal ini terjadi maka dampak terburuknya adalah terjadinya kematian otot jantung yang dapat menyebabkan kematian. Untuk menghindari berbagai penyakit dari lemak jenuh ini, Fiastuti menghimbau untuk memilih makanan yang mengandung lemak tak jenuh. Lemak tidak jenuh berfungsi membantu menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak dalam darah yang dibutuhkan tubuh untuk diubah menjadi energi. Selain itu, lemak tak jenuh dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL. Lemak tak jenuh dapat diperoleh dari kacangkacangan, minyak zaitun, dan alpukat. Sementara untuk minyak dianjurkan menggunakan minyak kanola, minyak olive,atau minyak jagung.
Larissa Huda
(ars)