Dari Tiongkok ke India

Selasa, 19 Mei 2015 - 09:56 WIB
Dari Tiongkok ke India
Dari Tiongkok ke India
A A A
Pasar smartphone di Tiongkok akhirnya mencapai titik jenuh. Selanjutnya, para raksasa vendor smartphone global mulai melirik pasar yang dianggap potensial. Yakni India dan negara-negara Asia Pasifik seperti Indonesia.

Pengapalan smartphone di Tiongkok pada kuartal pertama 2015 turun 4,3 persen ke angka 98,8 juta unit. Ini pertama kali terjadi dalam 6 tahun terakhir. Lembaga riset IDC menyebut bahwa pasar ponsel pintar di Tiongkok telah masuk ke titik jenuh. Bahkan, tahun ini diperkirakan tidak akan tumbuh lagi. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 1,35 miliar, Tiongkok menjadi pasar smartphone terbesar di dunia.

Sekitar 800 juta orang di negara tersebut menggunakan smartphone. Vendor seperti Apple, misalnya, mencetak rekor pendapatan USD16,8 miliar di China pada kuartal 2014 silam lewat iPhone 6. Begitu juga dengan vendor lokal Xiaomi yang dalam 4 tahun tumbuh menjadi perusahaan dengan nilai USD46 miliar. Sejak 2011, China telah menggeser Amerika sebagai pasar smartphone terbesar di dunia.

Tapi, dengan pasar yang mulai jenuh ini, para vendor harus mencari ceruk pasar baru untuk berekspansi. ”Salah satunya India dan kawasan Asia Pasifik,” ungkap analis IDC Xiaohay Tay. Xiaomi adalah vendor yang terhitung sukses berpentrasi di India. Produk mereka terjual ratusan ribu unit melalui situs online Flipkart.com tahun lalu. Market share mereka pada kuartal 4 2014 mencapai 4 persen.

India adalah satu-satunya negara yang memiliki skala seperti China. Tahun ini, diperkirakan ada 111 juta smartphone terjual di India dan 149 juta pada 2016 mendatang. Bahkan pasar Tiongkok dan India memiliki kesamaan: sama-sama terobsesi dengan fitur dan spesifikasi, tapi sangat sensitif dengan harga. Tentu saja, kesamaan seperti itu juga ditemukan juga di Indonesia yang memiliki 248 juta penduduk dan 30% diantaranya (75 juta orang) sudah terhubung ke internet. diperkirakan, pada 2015 penjualan smartphone di Indonesia dapat menembus 40 juta unit.

Memang jauh lebih kecil dari India, tapi angka tersebut sangat menjanjikan. Dan ternyata strategi sukses yang dipakai pun relatif sama: flash sale. Yakni memasarkan ponsel secara terbatas dalam waktu yang juga sangat singkat. Xiaomi adalah contoh sukses bagaimana menjual ponsel melalui jalur e-commerce di India. Dan strategi flash sale itu juga sangat sukses di Indonesia, digunakan oleh vendor Tiongkok lainnya seperti Lenovo hingga merek lokal dan Eropa.

Menurut Varun Sharma, CEO Coolpad India, taktik flash sale terbilang murah dan sangat efektif. ”Kita tidak perlu mengeluarkan bujet besar dalam marketing atau membangun jaringan distribusi,” katanya. Menurut analis Gartner Anshul Gupta, para vendor ponsel Tiongkok datang ke India pada saat yang tepat. ”India masih dalam tahap awal dari peralihan feature phone ke smartphone, karena itu mereka bisa mendapatkan keuntungan yang besar,” katanya.

Danang arradian
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8427 seconds (0.1#10.140)