Inspirasi dari Traveling
A
A
A
TREN traveling yang melanda masyarakat Indonesia melahirkan sebuah tren baru tata rambut. Sebuah paduan antara kekayaan budaya dan tren mode pada era tertentu.
Ada sebuah fakta menarik yang disampaikan Dyah Fitrisally, Strategic Marketing Manager Profesional PT Akasha Wira International Tbk. Ternyata aspirasi utama konsumen saat ini adalah kebiasaan traveling. Banyak masyarakat yang menghabiskan waktunya untuk liburan bersama teman, keluarga, atau orang terdekat mereka.
Kegiatan travelingyang saat ini digemari masyarakat memperlihatkan beragam perpaduan budaya dan waktu, seperti makanan, gaya hidup, mode, dan sebagainya yang beberapa tahun belakangan semakin populer. Dengan biaya travelyang semakin terjangkau, masyarakat dari berbagai latar belakang memiliki akses yang sama untuk berwisata.
Dengan begitu masyarakat dapat merasakan dan melihat langsung kebudayaan lain beserta sejarahnya. Kecenderungan inilah yang membuat Makarizo meluncurkan tren rambut bertema Fuzione. Artinya, fusionatau perpaduan dari kekayaan budaya mancanegara dengan era tertentu yang kita temukan saat traveling.
“Fuzione mencerminkan perpaduan kekayaan budaya dan era dari empat benua, mulai Eropa, Afrika, Amerika, hingga Asia,” ujar Dyah dalam acara peluncuran tren rambut Makarizo spring/summerdan fall/winter2015di Ecovention, Ocean Ecopark, Ancol, beberapa waktu lalu.
Tim artistik Makarizo menampilkan 16 dandanan kreatif dengan tampilan pret-a-porteryang dapat dipakai seharihari dan haute coutureyang dramatis. “Tren rambut Makarizo menginspirasi hairdresseruntuk memberikan servis baru kepada klien, baik berupa straightening, perming, maupun coloring.
Untuk coloring, Makarizo Concept Ultimax yang terkenal dengan warna dan kontrasnya hadir dengan 10 warna baru,” sebut Wong Inte, Indonesia Marketing Manager Profesional PT Akasha Wira International Tbk. Catwalk yang cukup besar dengan tata cahaya yang berwarna-warni semakin menarik perhatian pengunjung dalam acara hair showyang ditampilkan oleh Makarizo.
Sebelum para model menampilkan tata rambut terbaru yang menjadi tren 2015/2016, pengunjung seakan dibawa ke dalam pesawat untuk melakukan travelingke berbagai negara. Pramugari, pramugara, dan para travellerpun dihadirkan ke atas catwalkuntuk menghadirkan kesan seperti sedang di bandara.
Tidak hanya itu, tarian dari berbagai benua juga ditampilkan dalam show yang diadakan selama hampir dua jam ini. Setelah tarian dari benua Eropa ditampilkan, mulailah tren rambut dari Eropa ditampilkan di atas catwalk dengan tren Shinglelishyang ditampilkan pertama kali. Shinglelish adalah nama dari perpaduan Shingle English Rose. Perpaduan potongan Flapper Shingledan kecantikan English Rosepada tahun 1920-an menjadi fokus utama tren rambut ini.
Shingle bobyang dipadukan dengan rambut keriting bervolume menggambarkan sisi manis dan juga karisma seorang perempuan. Kemudian, tren rambut dari Afrika, Afroquediambil dari perpaduan Afrika dan periode Baroque. Afroque mengubah rambut lurus nan halus menjadi kelopak-kelopak pita besar dengan kompleksitas turbanAfrika yang menjulang di atas kepala, seperti tatanan rambut bouffantzaman Baroque, menawarkan sebuah tampilan haute coutureyang chicdan elegan.
Berlanjut ke benua Amerika dengan tren Bracazilly. Bracazillyadalah perpaduan Brazilian Carnavaledengan era 1950-an yang tampak “hidup” dalam rockandroll. Keceriaan Brazilian Carnavaleserta kesan klasik dan funky dari rockabillydisatukan dalam gaya rambut Haute Couture Bracazilly.
Poni yang panjang diberi volume seperti poni Bettie Page, sedangkan sisa rambut dibiarkan lurus namun diberi tambahan ornamen yang menyerupai kostum Brazilian Carnavale. Tren rambut yang terakhir berasal dari Asia, yaitu Harabuki. Harabuki menyatukan gaya populer harajukudari Jepang dengan elegansi kabuki, teater tradisional Jepang.
Harajukumenawarkan street fashionceria yang “memberontak” dari gaya pakaian tradisional Jepang, sedangkan kabuki memberi kesan artistik tersendiri. Dengan menyatukan kecantikan abadi rambut hitam panjang pada kabuki dan warna-warna menyala serta potongan asimetris, semua itu melambangkan gaya harajukuyang eksentrik.
Herita Endriana
Ada sebuah fakta menarik yang disampaikan Dyah Fitrisally, Strategic Marketing Manager Profesional PT Akasha Wira International Tbk. Ternyata aspirasi utama konsumen saat ini adalah kebiasaan traveling. Banyak masyarakat yang menghabiskan waktunya untuk liburan bersama teman, keluarga, atau orang terdekat mereka.
Kegiatan travelingyang saat ini digemari masyarakat memperlihatkan beragam perpaduan budaya dan waktu, seperti makanan, gaya hidup, mode, dan sebagainya yang beberapa tahun belakangan semakin populer. Dengan biaya travelyang semakin terjangkau, masyarakat dari berbagai latar belakang memiliki akses yang sama untuk berwisata.
Dengan begitu masyarakat dapat merasakan dan melihat langsung kebudayaan lain beserta sejarahnya. Kecenderungan inilah yang membuat Makarizo meluncurkan tren rambut bertema Fuzione. Artinya, fusionatau perpaduan dari kekayaan budaya mancanegara dengan era tertentu yang kita temukan saat traveling.
“Fuzione mencerminkan perpaduan kekayaan budaya dan era dari empat benua, mulai Eropa, Afrika, Amerika, hingga Asia,” ujar Dyah dalam acara peluncuran tren rambut Makarizo spring/summerdan fall/winter2015di Ecovention, Ocean Ecopark, Ancol, beberapa waktu lalu.
Tim artistik Makarizo menampilkan 16 dandanan kreatif dengan tampilan pret-a-porteryang dapat dipakai seharihari dan haute coutureyang dramatis. “Tren rambut Makarizo menginspirasi hairdresseruntuk memberikan servis baru kepada klien, baik berupa straightening, perming, maupun coloring.
Untuk coloring, Makarizo Concept Ultimax yang terkenal dengan warna dan kontrasnya hadir dengan 10 warna baru,” sebut Wong Inte, Indonesia Marketing Manager Profesional PT Akasha Wira International Tbk. Catwalk yang cukup besar dengan tata cahaya yang berwarna-warni semakin menarik perhatian pengunjung dalam acara hair showyang ditampilkan oleh Makarizo.
Sebelum para model menampilkan tata rambut terbaru yang menjadi tren 2015/2016, pengunjung seakan dibawa ke dalam pesawat untuk melakukan travelingke berbagai negara. Pramugari, pramugara, dan para travellerpun dihadirkan ke atas catwalkuntuk menghadirkan kesan seperti sedang di bandara.
Tidak hanya itu, tarian dari berbagai benua juga ditampilkan dalam show yang diadakan selama hampir dua jam ini. Setelah tarian dari benua Eropa ditampilkan, mulailah tren rambut dari Eropa ditampilkan di atas catwalk dengan tren Shinglelishyang ditampilkan pertama kali. Shinglelish adalah nama dari perpaduan Shingle English Rose. Perpaduan potongan Flapper Shingledan kecantikan English Rosepada tahun 1920-an menjadi fokus utama tren rambut ini.
Shingle bobyang dipadukan dengan rambut keriting bervolume menggambarkan sisi manis dan juga karisma seorang perempuan. Kemudian, tren rambut dari Afrika, Afroquediambil dari perpaduan Afrika dan periode Baroque. Afroque mengubah rambut lurus nan halus menjadi kelopak-kelopak pita besar dengan kompleksitas turbanAfrika yang menjulang di atas kepala, seperti tatanan rambut bouffantzaman Baroque, menawarkan sebuah tampilan haute coutureyang chicdan elegan.
Berlanjut ke benua Amerika dengan tren Bracazilly. Bracazillyadalah perpaduan Brazilian Carnavaledengan era 1950-an yang tampak “hidup” dalam rockandroll. Keceriaan Brazilian Carnavaleserta kesan klasik dan funky dari rockabillydisatukan dalam gaya rambut Haute Couture Bracazilly.
Poni yang panjang diberi volume seperti poni Bettie Page, sedangkan sisa rambut dibiarkan lurus namun diberi tambahan ornamen yang menyerupai kostum Brazilian Carnavale. Tren rambut yang terakhir berasal dari Asia, yaitu Harabuki. Harabuki menyatukan gaya populer harajukudari Jepang dengan elegansi kabuki, teater tradisional Jepang.
Harajukumenawarkan street fashionceria yang “memberontak” dari gaya pakaian tradisional Jepang, sedangkan kabuki memberi kesan artistik tersendiri. Dengan menyatukan kecantikan abadi rambut hitam panjang pada kabuki dan warna-warna menyala serta potongan asimetris, semua itu melambangkan gaya harajukuyang eksentrik.
Herita Endriana
(ars)