Eksis Bergaya Saat Liburan
A
A
A
LIBURAN jadi saat-saat tak terlupakan bagi para pencandu jalan-jalan. Momen ini pun ingin terus dikenang lewat foto. Tampil fashionable dikala mengunjungi tempat-tempat wisata pun menjadi suatu keharusan.
Khairiyyah Sari, 39, sejak kecil sudah terbiasa traveling , tapi tak seperti traveler kebanyakan. Wanita yang berprofesi sebagai konsultan mode (style consultant ) ini begitu memerhatikan penampilannya saat liburan. “Sejak SD saya sudah kepikiran untuk tampil fashionable saat traveling , misalnya sweter warna ini kayaknya bagus kalau difoto,” ungkap Sari saat berbincang dengan KORAN SINDO, belum lama ini.
Traveling bagi Sari adalah momen yang harus diingat seumur hidup. Oleh karena itu, dia ingin tampil total dan tidak asal-asalan dalam berpakaian. Walau diakui wanita yang pernah menjadi juara None Jakarta era 90-an tersebut, traveling cukup menguras energi dan rentan menjadi lelah. Namun, selalu tampil cantik dan menarik tetap menjadi poin penting apalagi untuk keperluan dokumentasi foto pribadi.
“Saya suka gemes sama mereka yang traveling, tapi kurang memerhatikan penampilan. Apa enggak sayang pergi jauh-jauh lalu dapat landmark bagus, tapi ketika foto pakaiannya lusuh. Padahal, nantinya foto itu akan dipajang,” imbuh Sari lagi. Jadi, Sari pun tak keberatan untuk mempersiapkan hal-hal berbau mode saat akan melancong.
Namun, dia sudah menekankan bahwa saat traveling jangan sampai barang bawaan menjadi overpack . Karena menurutnya, bukan seorang traveler bila tak bisa mengatur apa saja yang dibawa. Jadi, bisa mengemas bawaan seringkas mungkin, tapi tetap bisa tampil fashionable saat traveling , itulah tantangan yang selalu menarik bagi Sari. Berpakaian sebagaimana orang lokal, jadi satu trik tersendiri dan pilihan berpakaian di negara atau tempat tujuan.
Sebab, kata Sari, dengan begitu sebagai traveler akan bisa lebih membaur. Selain tak terlihat mencolok di antara penduduk lokal akan menghindarkan diri dari tindak kejahatan. Pernah dirinya memakai kain sari waktu ke India, termasuk mengenakan aksesori tutupan kepala seperti sorban. Begitu pun ketika ke Jepang, Sari memakai outwear berupa kimono.
Dia membuat gaya yang menarik karena dipadu dengan rok lebar dan baju basic , kemudian menambahkan ikat pinggang bernapas kontemporer. Riset sebelum pergi ke tujuan menjadi hal pertama yang dilakukan Sari. Saat pergi ke Amerika Serikat (AS) yang kebetulan sedang musim dingin, dirinya membawa dua koper besar.
Tak lupa dia menyisihkan ruang untuk barang belanjaan yang kebanyakan juga merupakan benda mode. Pernah dirinya traveling di AS selama 2 bulan, mengandalkan kekuatan styling untuk sweter, padupadan baju, maka setiap hari penampilannya tak pernah terlihat sama.
Sari mengutarakan, sebelum menentukan memakai baju apa, justru pilihan awal yang dilakukannya adalah menetapkan sepatu yang akan dibawa. Sari akan membawa dua sepatu bot untuk siang dan malam hari di negara musim dingin. Selebihnya, dia lebih suka memakai sepatu flat berhubung kakinya juga sudah cukup jenjang.
Nazrya Octora, pencandu jalanjalan lainnya lebih suka tampil eyecatching saat traveling . Dalam pemilihan sepatu misalnya, dia biasanya menyertakan satu jenis heels sebagai persiapan. “Saya pernah tibatiba diajak ke restoran yang agak formal untuk makan malam. Untungnya memang selalu bawa satu heels . Untuk itu, saya akan pilih warna heels yang netral, seperti cokelat atau hitam supaya cocok dengan baju apa pun,” kata wanita yang akrab disapa Rya ini.
Pakaian yang jadi andalan perempuan yang bekerja di bidang relation and communication di perusahaan multinasional ini pun bukan yang aneh-aneh. Untuk tampil eyecatching di depan kamera, dia banyak bermain dengan warna. Kemudian trik lain saat mengenakan baju yang sebenarnya mendasar dan bagaimana cara memakainya.
Misalnya sweter yang dipadu dengan kemeja berkerah bisa tampil berbeda dari sweter yang dipadu dengan terusan babydoll . “Saya juga suka pakai batik, kalau di luar negeri jadi unik. Batik Cirebon yang punya motif dan warna cerah, seperti merah atau biru itu membuat penampilan lebih berwarna,” tambah Rya.
Meski tampaknya perlu waktu memikirkan bagaimana tetap tampil fashionable saat traveling , baik Sari maupun Rya merasa, tetap terlihat menarik saat traveling merupakan kesenangan pribadi dan tak pernah ada beban untuk menerapkannya.
Hampir senada diungkapkan blogger sekaligus konsultan mode Dewi Utari. Dia mengaku tak pernah membawa lebih dari satu koper untuk bepergian. Isi kopernya hanya seputar busana dan aksesori esensial yang sebelumnya sudah dia rancang padu padannya sebelum berangkat guna dipakai sesuai lamanya waktu traveling.
Selama lebih dari 8 tahun menjalani hobi traveling , Dewi biasa membawa 1 koper untuk seminggu dan 3 sepatu yaitu untuk aktivitas sehari-hari, sepatu pesta, dan sepatu olahraga. “Yang pasti flat, tapi untuk kondisi tertentu saya selalu sedia hak tinggi di dalam tas saya,” imbuhnya.
Sebagai senjata andalan, Dewi juga selalu membawa jaket kulit berwarna hitam setiap dirinya traveling . Baginya, jaket hitam ala biker dapat membuat tampilannya menjadi lebih menarik.
Dyah ayu pamela
Khairiyyah Sari, 39, sejak kecil sudah terbiasa traveling , tapi tak seperti traveler kebanyakan. Wanita yang berprofesi sebagai konsultan mode (style consultant ) ini begitu memerhatikan penampilannya saat liburan. “Sejak SD saya sudah kepikiran untuk tampil fashionable saat traveling , misalnya sweter warna ini kayaknya bagus kalau difoto,” ungkap Sari saat berbincang dengan KORAN SINDO, belum lama ini.
Traveling bagi Sari adalah momen yang harus diingat seumur hidup. Oleh karena itu, dia ingin tampil total dan tidak asal-asalan dalam berpakaian. Walau diakui wanita yang pernah menjadi juara None Jakarta era 90-an tersebut, traveling cukup menguras energi dan rentan menjadi lelah. Namun, selalu tampil cantik dan menarik tetap menjadi poin penting apalagi untuk keperluan dokumentasi foto pribadi.
“Saya suka gemes sama mereka yang traveling, tapi kurang memerhatikan penampilan. Apa enggak sayang pergi jauh-jauh lalu dapat landmark bagus, tapi ketika foto pakaiannya lusuh. Padahal, nantinya foto itu akan dipajang,” imbuh Sari lagi. Jadi, Sari pun tak keberatan untuk mempersiapkan hal-hal berbau mode saat akan melancong.
Namun, dia sudah menekankan bahwa saat traveling jangan sampai barang bawaan menjadi overpack . Karena menurutnya, bukan seorang traveler bila tak bisa mengatur apa saja yang dibawa. Jadi, bisa mengemas bawaan seringkas mungkin, tapi tetap bisa tampil fashionable saat traveling , itulah tantangan yang selalu menarik bagi Sari. Berpakaian sebagaimana orang lokal, jadi satu trik tersendiri dan pilihan berpakaian di negara atau tempat tujuan.
Sebab, kata Sari, dengan begitu sebagai traveler akan bisa lebih membaur. Selain tak terlihat mencolok di antara penduduk lokal akan menghindarkan diri dari tindak kejahatan. Pernah dirinya memakai kain sari waktu ke India, termasuk mengenakan aksesori tutupan kepala seperti sorban. Begitu pun ketika ke Jepang, Sari memakai outwear berupa kimono.
Dia membuat gaya yang menarik karena dipadu dengan rok lebar dan baju basic , kemudian menambahkan ikat pinggang bernapas kontemporer. Riset sebelum pergi ke tujuan menjadi hal pertama yang dilakukan Sari. Saat pergi ke Amerika Serikat (AS) yang kebetulan sedang musim dingin, dirinya membawa dua koper besar.
Tak lupa dia menyisihkan ruang untuk barang belanjaan yang kebanyakan juga merupakan benda mode. Pernah dirinya traveling di AS selama 2 bulan, mengandalkan kekuatan styling untuk sweter, padupadan baju, maka setiap hari penampilannya tak pernah terlihat sama.
Sari mengutarakan, sebelum menentukan memakai baju apa, justru pilihan awal yang dilakukannya adalah menetapkan sepatu yang akan dibawa. Sari akan membawa dua sepatu bot untuk siang dan malam hari di negara musim dingin. Selebihnya, dia lebih suka memakai sepatu flat berhubung kakinya juga sudah cukup jenjang.
Nazrya Octora, pencandu jalanjalan lainnya lebih suka tampil eyecatching saat traveling . Dalam pemilihan sepatu misalnya, dia biasanya menyertakan satu jenis heels sebagai persiapan. “Saya pernah tibatiba diajak ke restoran yang agak formal untuk makan malam. Untungnya memang selalu bawa satu heels . Untuk itu, saya akan pilih warna heels yang netral, seperti cokelat atau hitam supaya cocok dengan baju apa pun,” kata wanita yang akrab disapa Rya ini.
Pakaian yang jadi andalan perempuan yang bekerja di bidang relation and communication di perusahaan multinasional ini pun bukan yang aneh-aneh. Untuk tampil eyecatching di depan kamera, dia banyak bermain dengan warna. Kemudian trik lain saat mengenakan baju yang sebenarnya mendasar dan bagaimana cara memakainya.
Misalnya sweter yang dipadu dengan kemeja berkerah bisa tampil berbeda dari sweter yang dipadu dengan terusan babydoll . “Saya juga suka pakai batik, kalau di luar negeri jadi unik. Batik Cirebon yang punya motif dan warna cerah, seperti merah atau biru itu membuat penampilan lebih berwarna,” tambah Rya.
Meski tampaknya perlu waktu memikirkan bagaimana tetap tampil fashionable saat traveling , baik Sari maupun Rya merasa, tetap terlihat menarik saat traveling merupakan kesenangan pribadi dan tak pernah ada beban untuk menerapkannya.
Hampir senada diungkapkan blogger sekaligus konsultan mode Dewi Utari. Dia mengaku tak pernah membawa lebih dari satu koper untuk bepergian. Isi kopernya hanya seputar busana dan aksesori esensial yang sebelumnya sudah dia rancang padu padannya sebelum berangkat guna dipakai sesuai lamanya waktu traveling.
Selama lebih dari 8 tahun menjalani hobi traveling , Dewi biasa membawa 1 koper untuk seminggu dan 3 sepatu yaitu untuk aktivitas sehari-hari, sepatu pesta, dan sepatu olahraga. “Yang pasti flat, tapi untuk kondisi tertentu saya selalu sedia hak tinggi di dalam tas saya,” imbuhnya.
Sebagai senjata andalan, Dewi juga selalu membawa jaket kulit berwarna hitam setiap dirinya traveling . Baginya, jaket hitam ala biker dapat membuat tampilannya menjadi lebih menarik.
Dyah ayu pamela
(ftr)