Tebar Virus Keliling Bali
A
A
A
Bali bukan hanya Kuta. Oleh karena itu, Komunitas Bali Backpacker ingin me ngenalkan keindahan Bali yang tersebar di berbagai tempat, baik kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Awalnya pada 2000-an, komunitas Bali Backpacker dibentuk dengan tujuan membantu wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang ingin mengunjungi Bali dan sekitarnya. Menurut mereka, kebanyakan backpacker asal luar negeri yang lebih aktif untuk bertanya tentang info traveling ke Bali atau daerah lainnya. Tak jarang dari mereka akhirnya ikut melakukan perjalanan bersama. Atas dasar itulah, komunitas ini dinamakan Komunitas Bali Backpacker.
Yang menarik, banyak wisatawan asing yang hanya mengenal Kuta sebagai tempat wisata menarik di Bali. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil riset kecil-kecilan mereka selama menemani wisatawan yang pergi ke Bali. “Ternyata hampir 90% dari mereka hanya tahu tentang Bali dan Kuta. Jadi, kami pun mulai aktif ‘menjerumuskan’ mereka untuk traveling lebih dalam di Bali,” ungkap Wahyudi, salah satu anggota aktif Komunitas Bali Backpacker.
Komunitas Bali Backpacker menjadi media informasi terkait transportasi, akomodasi, kebudayaan, dan seni di daerah Bali, Jawa, Lombok, hingga keli ling Indonesia. Selain itu, komunitas ini juga sering mengadakan sharing trip (biaya perjalanan ditanggung bersama atau patungan). Program sharing trip biasanya diadakan minimal setahun sekali untuk perjalanan yang panjang. Sejak 2005 Komunitas Bali Backpacker juga membuka rumah (open house) untuk setiap backpacker/traveler atau siapa pun yang membutuhkan tempat untuk berkumpul, bertanya bahkan untuk menginap secara gratis.
Sejak 2005 hingga 2009, komunitas ini mulai aktif mengangkat pariwisata lain selain Bali, seperti Lombok, Pulau Komodo, dan Kalimantan yang pada waktu itu belum terlalu dikenal. Pada 2011 komunitas ini akhirnya dipanggil oleh Kementerian Pariwisata, yang diwakili oleh M Faried selaku Direktur Promosi Dalam Negeri untuk merancang sebuah program. Bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar), lalu dibuatlah program “Lihat Indonesia”.
Program ini diluncurkan pertama kali pada 2011, dengan tema Explore Sulawesi. Sejak tergabung dalam program “Lihat Indonesia” bersama Kemenpar, Komunitas Bali Backpacker juga tidak lupa membudayakan social traveling. Yaitu mengajak para traveler untuk melakukan kegiatan sosial di tempat yang mereka datangi atau ikut serta berkontribusi positif bersama penggiat konservasi alam dan pemerhati budaya.
Sampai saat ini, Komunitas Bali Backpacker telah berhasil menjelajahi sekitar Kalimantan, Bali, Lombok, NTT (Labuan Bajo, Pulau Komodo), Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Meskipun belum menyabet banyak penghargaan, Komunitas Bali Backpacker telah berhasil membuat materi video traveling yang ditayangkan di televisi online Belanda, Airport TV di beberapa bagian Amerika Serikat, ditayangkan di beberapa pameran di Jakarta, dan pernah diundang sebagai salah satu pembicara di salah satu tayangan televisi swasta.
Adapun untuk agenda akhir 2015, akan diluncurkan program “Lihat Indonesia” dengan tema Explore Sumatera. Untuk saat ini, program “Lihat Indonesia” yang sedang berjalan adalah Keliling Jawa Timur. Program Keliling Jawa Timur sudah dimulai sejak 27 Februari lalu yang dilepas oleh Tri Rismaharini,Wali Kota Surabaya, dan akan berakhir di Surabaya pada akhir tahun ini.
Larissa huda
Awalnya pada 2000-an, komunitas Bali Backpacker dibentuk dengan tujuan membantu wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang ingin mengunjungi Bali dan sekitarnya. Menurut mereka, kebanyakan backpacker asal luar negeri yang lebih aktif untuk bertanya tentang info traveling ke Bali atau daerah lainnya. Tak jarang dari mereka akhirnya ikut melakukan perjalanan bersama. Atas dasar itulah, komunitas ini dinamakan Komunitas Bali Backpacker.
Yang menarik, banyak wisatawan asing yang hanya mengenal Kuta sebagai tempat wisata menarik di Bali. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil riset kecil-kecilan mereka selama menemani wisatawan yang pergi ke Bali. “Ternyata hampir 90% dari mereka hanya tahu tentang Bali dan Kuta. Jadi, kami pun mulai aktif ‘menjerumuskan’ mereka untuk traveling lebih dalam di Bali,” ungkap Wahyudi, salah satu anggota aktif Komunitas Bali Backpacker.
Komunitas Bali Backpacker menjadi media informasi terkait transportasi, akomodasi, kebudayaan, dan seni di daerah Bali, Jawa, Lombok, hingga keli ling Indonesia. Selain itu, komunitas ini juga sering mengadakan sharing trip (biaya perjalanan ditanggung bersama atau patungan). Program sharing trip biasanya diadakan minimal setahun sekali untuk perjalanan yang panjang. Sejak 2005 Komunitas Bali Backpacker juga membuka rumah (open house) untuk setiap backpacker/traveler atau siapa pun yang membutuhkan tempat untuk berkumpul, bertanya bahkan untuk menginap secara gratis.
Sejak 2005 hingga 2009, komunitas ini mulai aktif mengangkat pariwisata lain selain Bali, seperti Lombok, Pulau Komodo, dan Kalimantan yang pada waktu itu belum terlalu dikenal. Pada 2011 komunitas ini akhirnya dipanggil oleh Kementerian Pariwisata, yang diwakili oleh M Faried selaku Direktur Promosi Dalam Negeri untuk merancang sebuah program. Bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar), lalu dibuatlah program “Lihat Indonesia”.
Program ini diluncurkan pertama kali pada 2011, dengan tema Explore Sulawesi. Sejak tergabung dalam program “Lihat Indonesia” bersama Kemenpar, Komunitas Bali Backpacker juga tidak lupa membudayakan social traveling. Yaitu mengajak para traveler untuk melakukan kegiatan sosial di tempat yang mereka datangi atau ikut serta berkontribusi positif bersama penggiat konservasi alam dan pemerhati budaya.
Sampai saat ini, Komunitas Bali Backpacker telah berhasil menjelajahi sekitar Kalimantan, Bali, Lombok, NTT (Labuan Bajo, Pulau Komodo), Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Meskipun belum menyabet banyak penghargaan, Komunitas Bali Backpacker telah berhasil membuat materi video traveling yang ditayangkan di televisi online Belanda, Airport TV di beberapa bagian Amerika Serikat, ditayangkan di beberapa pameran di Jakarta, dan pernah diundang sebagai salah satu pembicara di salah satu tayangan televisi swasta.
Adapun untuk agenda akhir 2015, akan diluncurkan program “Lihat Indonesia” dengan tema Explore Sumatera. Untuk saat ini, program “Lihat Indonesia” yang sedang berjalan adalah Keliling Jawa Timur. Program Keliling Jawa Timur sudah dimulai sejak 27 Februari lalu yang dilepas oleh Tri Rismaharini,Wali Kota Surabaya, dan akan berakhir di Surabaya pada akhir tahun ini.
Larissa huda
(ars)