Jadi Tontonan dan Tuntunan

Senin, 08 Juni 2015 - 08:29 WIB
Jadi Tontonan dan Tuntunan
Jadi Tontonan dan Tuntunan
A A A
PENASARAN dengan kisah Razia Sultan, perempuan pertama muslim yang memimpin Delhi, India? Malam ini, pukul 20.00 WIB MNCTV akan menayangkan secara perdana serial yang menginspirasi masyarakat, khususnya kaum wanita.

Di usianya yang masih belia, 19 tahun, Razia diangkat menjadi penerus raja. Perempuan cantik ini memang memiliki kemampuan untuk memimpin.

Ditambah lagi, kepeduliannya terhadap perjuangan kesetaraan hak budak begitu besar. Namun, kisahnya menjadi seorang sultan, penuh liku dan pertentangan dari berbagai kalangan. Pasalnya, perempuan dianggap tidak pantas memimpin kerajaan. Di Indonesia pun, kisah Razia Sultan kerap menjadi pertanyaan. Hal itu setelah MNCTV mengunjungi beberapa kampus untuk menggelar diskusi soal Razia Sultan. Banyak mahasiswa yang penasaran dengan ceritanya.

Seperti diskusi yang digelar di Universitas Paramadina pada 21 Mei lalu, acara dihadiri akademisi dari Universitas Paramadina, Prof DR Abdul Hadi, yang merupakan ahli kebudayaan dan sejarah Islam. Beragam komentar dan tanggapan berdatangan dari mahasiswa. Salah satunya menanyakan keakuratan kisah. Demikian ketika MNCTV menyambangi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Diskusi yang dihadiri ratusan mahasiswa ini berjalan hangat.

Salah satu pertanyaan yang muncul dari mahasiswa adalah Razia Sultan tidak terlalu cocok sebagai tontonan pada bulan puasa karena tidak mencerminkan wanita muslim yang memakai kerudung. Menjawab hal ini, pihak MNCTV mengatakan, Razia Sultan pada awalnya memang tidak diberikan pendidikan mengenai kerudung.

Namun untuk mengetahui alasan lebih lanjut, para mahasiswa diminta untuk menyaksikan serial tersebut. Pasalnya, semua jawaban ada di episode-episode selanjutnya. Pada kesempatanitu, DrAdiHadianto MA sebagaiperwakilanUniversitas Negeri Jakarta(UNJ) mengaku masyarakat Indonesia membutuhkan tontonan-tontonanyangbisamenjadi tuntunan.

Dosen UNJ ini menceritakan kegemaran anaknya menonton TV, salah satu serial yang paling disukainya adalah kisah Umar Bin Khattab yang ditayangkan MNCTV pada Ramadan tahun lalu.“Sehabis menonton film itu, dia langsung pasang sorban dikepalanya dan bawa pedang mainan, dan dia bilang, saya adalah Umar Bin Khattab,” kata Adi meniru perkataan anaknya.

Penggalan cerita yang disampaikan Adi menjelaskan bahwa televisi mempunyai peran dalam mendidik masyarakat sehingga alangkah baiknya jika tontonan-tontonan yang disajikan oleh media merupakan tontonan yang bisa memberikan hal positif kepada pemirsa. Memasuki Ramadan ini, MNCTV yang menayangkan serial Razia Sultan , dinilai sebagai langkah baik dalam memberikan tontonan yang menjadi tuntunan.

Adi mendukung serial Razia Sultan sebagai tontonan yang bermanfaat bagi masyarakat. MNCTV menghadirkan Razia Sultan ini karena ingin kisah tersebut bisa berdampak positif untuk mereka yang menontonnya. Kurangnya tontonan yang mendidik untuk generasi muda pada era sekarang ini, menjadi salah satu alasan MNCTV menyiarkan Razia Sultan. Endah Hari Utari selaku Direktur Program & Produksi MNCTV menceritakan perjuangannya mendapatkan serial Razia Sultan ini dari ZeeTV , pemegang hak siar Razia Sultan .

Endah menyebutkan pada saat bargaining dengan pihak televisi terbesar di India tersebut, MNCTV harus bersaing dengan 10 stasiun televisi lain, 3 di antaranya adalah stasiun TV dari Indonesia. Setelah menyaksikan serial Razia Sultan yang ditayangkan pukul 20.00 WIB, MNCTV juga memanjakan penonton dengan sinetron unggulan yang tak kalah menarik, yakni Arjuna.

Sinetron ini dihadirkan setelah penayangan Razia Sultan , tepat pukul 21.00 WIB. Untuk lebih memperkenalkan sinetron baru tersebut, kemarin sejumlah bintang Arjuna hadir di area car free day (CFD), Bundaran HI, Jakarta. Warga yang asyik berolahraga kerap menghentikan aktivitasnya dan ikut bergabung menyaksikan aksi para tokoh dalam sinetron yang akan bercerita tentang pandawa lima ini.

Beberapa tokoh Arjuna yang ikut meramaikan area CFD, antara lain Rico Verald yang berperan sebagai Arjuna, Agung Saga (Nakula), dan Ario Gumilang (Sadewa).

Fatturahman hakim
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0703 seconds (0.1#10.140)