Waspada Infeksi di Rumah Sakit

Senin, 15 Juni 2015 - 09:19 WIB
Waspada Infeksi di Rumah Sakit
Waspada Infeksi di Rumah Sakit
A A A
BERHARAP sembuh ketika berobat ke rumah sakit, sebagian orang justru terserang infeksi di rumah sakit. Kebersihan lingkungan rumah sakit yang kurang terjaga merupakan salah satu penyebabnya.

Penularan infeksi di rumah sakit dapat dengan mudah terjadi melalui interaksi langsung dan tidak langsung (kontak fisik, udara) antara petugas medis kepada pasien, pasien satu kepada pasien lain, maupun pasien kepada pengunjung.

Menurut dr Delly Chipta Lestari SpMK, Staf Departemen Mikrobiologi FKUI RSCM, penyebab terjadinya infeksi nosokomial bisa ditularkan melalui dokter atau suster merawat seorang pasien yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen (organisme atau virus penyebab penyakit).

“Hal ini bisa terjadi jika tenaga medis dalam pelayanan kesehatan tersebut tidak bisa menjaga kebersihan, terutama kebersihan tangan setiap kali akan dan sesudah menangani pasien,” ungkap dr Delly Chipta Lestari SpMK dalam Simposium “Hand Hygiene Practice in Hospital, Reducing Hospital Acquired Infection (HAI)” yang diadakan atas kerja sama Lifebuoy dari PT Unilever Indonesia Tbk, Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Delly Chipta Lestari menambahkan, ada beberapa faktor penyebab tertularnya infeksi, di antaranya banyaknya mikroorganisme yang menyebar yang dibawa tiap-tiap pasien dan melemahnya sistem kekebalan tubuh pada beberapa pasien saat sakit. Penularan infeksi bisa dilakukan oleh staf tenaga medis pada pasien, pasien dengan pasien, dan pasien dengan pengunjung.

Namun, kampanye kebersihan tangan yang diinisiasi oleh WHO sejak 2008 ternyata tidak maksimal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ICU. Tingkat kepatuhan dalam jangkauan Healthcare workers (HCW) hanya 41%–62% meskipun fasilitas atau infrastruktur untuk kebersihan tangan cukup memuaskan.

Kekhawatiran ini juga disampaikan oleh dr Adib Abdullah Yahya MARS selaku Direktur Utama Rumah Sakit MMC. Menurut dia, meskipun banyak sekali obat dan teknologi kesehatan modern yang mampu menangani berbagai penyakit bermunculan, ternyata masih banyak rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya justru bukanlah menjadi tempat yang aman untuk penyembuhan karena mengabaikan faktor kebersihan di lingkungan rumah sakit.

Tangan merupakan perantara yang paling sering dijumpai dalam penularan patogen atau penyakit dari perawatan kesehatan. Oleh karena itu, diwajibkan menjaga kebersihan tangan mereka untuk menghindari penularan patogen terkait perawatan kesehatan dari satu pasien ke pasien lain melalui tangan petugas kesehatan.

Kejadian nosokomial rentan terjadi pada pasien yang baru menjalani operasi melalui alat, seperti kateter dan selang infus. Selain karena alat yang tidak steril, pasien bisa terinfeksi dari pengunjung atau petugas RS yang tengah sakit. Infeksi nosokomial biasanya terjadi setelah 48 jam (dua hari). Misalnya, ada pasien anak dirawat karena diare, kemudian pada hari ketiga tiba-tiba muncul infeksi baru, seperti infeksi paru.

“Setiap pekerja perawatan kesehatan atau orang yang terlibat dalam perawatan pasien perlu khawatir tentang kebersihan tangan mereka, termasuk dokter. Langkah yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dapat melindungi pasien terhadap kuman berbahaya dilakukan pada tangan atau hadir di kulitnya sendiri. Selain itu, dapat melindungi dirinya sendiri dan lingkungan kesehatan dari kuman berbahaya,” papar dr Adib Abdullah Yahya.

Mencuci tangan menjadi cara yang baik untuk pencegahan terjadinya penularan penyakit. Berdasarkan keterangan dari Research and Public Health, menunjukkan bahwa cuci tangan pakai sabun atau CTPS mampu menghilangkan sekitar 92% organisme (penyebab penyakit infeksi) di tangan.

“Dengan adanya kolaborasi PERSI dan KARS bersama Lifebouy mengampanyekan ‘Sehat Ada di Tangan Kita’, tentunya bisa memberi gaung lebih besar sehingga kesadaran masyarakat terhadap infeksi terkait pelayanan kesehatan semakin tinggi dan risiko terjangkit pun bisa dihindari,” ujar Dr dr Sutoto MKes, Head of PERSI.

Untuk memudahkan dan memperluas jangkauan sebaran edukasi, PERSI–KARS didukung oleh Lifebuoy meluncurkan buku “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Khusus Kebersihan Tangan” yang akan didistribusikan ke sejumlah besar instansi rumah sakit di Indonesia. Buku ini diharapkan bisa menjadi pedoman pembelajaran bagi praktisi medis tentang pentingnya kebersihan tangan.

Larissa huda
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5324 seconds (0.1#10.140)