Memopulerkan Tenun dan Batik Riau
A
A
A
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau menggelar Lancang Kuning Fashion Festival pada 9-13 Juni 2015. Kegiatan yang mengusung tema “Cantik dengan Tenun dan Batik Motif Riau” tersebut salah satunya diisi dengan kegiatan perlombaan yang diikuti 12 kabupaten se-Riau.
Setiap kabupaten mengutus dua orang peserta untuk menampilkan potensi tenun dan batik khas Riau dari daerah masing-masing. Kegiatan perdana ini digelar di Mal SKA dan SKA Co Ex Pekanbaru, Riau. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, Fahmizal, ST, MSi dalam mewakili sambutan Gubernur Riau menyampaikan bahwa fashion merupakan salah satu dari 14 sektor ekonomi kreatif yang turut mendukung dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para desainers dari berbagai kabupaten/kota se-Riau yang sangat antusias mengikuti perlombaan ini. Para dewan juri telah benar-benar selektif dan objektif dalam memilih kreasi tenun dan batik Riau terbaik,” ungkap Fahmizal di Acara Puncak di Co Ex Pekanbaru, Jumat (12/6).
Fashion festival ini juga diharapkan dapat memacu kreativitas perancang busana lokal dari Riau sehingga mampu bersaing di tingkat nasional ataupun internasional. Sementara itu, Tengku Zul Efendi Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Provinsi Riau mengatakan, semoga dengan kegiatan ini, pakaian khas Riau seperti tenun Siak yang hanya dikenal sebagai bahan pakaian formalitas dapat dikembangkan menjadi model masa kini dan masa depan, dengan tetap menyesuaikan budaya Riau.
Secara umum, tenun Siak memiliki motif yang relatif banyak. Motif dan tenun Siak merupakan hasil dan interpretasi flora, fauna, dan alam sekitar. “Terdapat lima motif tenun Siak yang sudah populer dan sudah dipatenkan, di antaranya Delima Susun Bunga Tampuk, Bunga Kecubung Timbal Balik Berpagar Raja, Bunga Panah Siku Bertajuk Timbal Balik, Pasu Berjajar Berlas Amelur, Burung Bintara Ombak-ombak,” tutur Neng Elida, pengelola BPPMKB (Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Keluarga Berencana) Pekanbaru, Riau.
Sementara itu, motif Batik Riau terinspirasi oleh bentuk tabir yang mempunyai pola garis vertikal dari atas ke bawah. Menurut Neng, di dalam bidang garis tersebut dibubuhi motif asal daerah Riau, terutama diambil dari sulaman tekat. Batik Tabir Riau memiliki banyak motif beberapa, di antaranya Kuntum Mekar Tajuk Bersusun dan Kuntum Bunga Mekar Melambai.
Selain menampilkan karya yang dibawakan para model di catwalk , para desainer juga mempresentasikan karyakaryanya. Perlombaan ini juga menghadirkan perancang busana nasional Sapto Djojokartiko dan Rudi Chandra sebagai dewan juri. Setelah dilakukan tahap penjurian akhirnya terpilihlah tiga pemenang.
Juara pertama diraih Kabupaten Rokan Hilir, peringkat kedua diraih oleh Kabupaten Kuansing dan peringkat ketiga diraih oleh Kota Pekanbaru. Ketiganya menampilkan baju-baju ready to wear yang dikreasikan dengan motif tenun Siak dan batik Tabir Riau.
Dwi nur ratnaningsih
Setiap kabupaten mengutus dua orang peserta untuk menampilkan potensi tenun dan batik khas Riau dari daerah masing-masing. Kegiatan perdana ini digelar di Mal SKA dan SKA Co Ex Pekanbaru, Riau. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, Fahmizal, ST, MSi dalam mewakili sambutan Gubernur Riau menyampaikan bahwa fashion merupakan salah satu dari 14 sektor ekonomi kreatif yang turut mendukung dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para desainers dari berbagai kabupaten/kota se-Riau yang sangat antusias mengikuti perlombaan ini. Para dewan juri telah benar-benar selektif dan objektif dalam memilih kreasi tenun dan batik Riau terbaik,” ungkap Fahmizal di Acara Puncak di Co Ex Pekanbaru, Jumat (12/6).
Fashion festival ini juga diharapkan dapat memacu kreativitas perancang busana lokal dari Riau sehingga mampu bersaing di tingkat nasional ataupun internasional. Sementara itu, Tengku Zul Efendi Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Provinsi Riau mengatakan, semoga dengan kegiatan ini, pakaian khas Riau seperti tenun Siak yang hanya dikenal sebagai bahan pakaian formalitas dapat dikembangkan menjadi model masa kini dan masa depan, dengan tetap menyesuaikan budaya Riau.
Secara umum, tenun Siak memiliki motif yang relatif banyak. Motif dan tenun Siak merupakan hasil dan interpretasi flora, fauna, dan alam sekitar. “Terdapat lima motif tenun Siak yang sudah populer dan sudah dipatenkan, di antaranya Delima Susun Bunga Tampuk, Bunga Kecubung Timbal Balik Berpagar Raja, Bunga Panah Siku Bertajuk Timbal Balik, Pasu Berjajar Berlas Amelur, Burung Bintara Ombak-ombak,” tutur Neng Elida, pengelola BPPMKB (Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Keluarga Berencana) Pekanbaru, Riau.
Sementara itu, motif Batik Riau terinspirasi oleh bentuk tabir yang mempunyai pola garis vertikal dari atas ke bawah. Menurut Neng, di dalam bidang garis tersebut dibubuhi motif asal daerah Riau, terutama diambil dari sulaman tekat. Batik Tabir Riau memiliki banyak motif beberapa, di antaranya Kuntum Mekar Tajuk Bersusun dan Kuntum Bunga Mekar Melambai.
Selain menampilkan karya yang dibawakan para model di catwalk , para desainer juga mempresentasikan karyakaryanya. Perlombaan ini juga menghadirkan perancang busana nasional Sapto Djojokartiko dan Rudi Chandra sebagai dewan juri. Setelah dilakukan tahap penjurian akhirnya terpilihlah tiga pemenang.
Juara pertama diraih Kabupaten Rokan Hilir, peringkat kedua diraih oleh Kabupaten Kuansing dan peringkat ketiga diraih oleh Kota Pekanbaru. Ketiganya menampilkan baju-baju ready to wear yang dikreasikan dengan motif tenun Siak dan batik Tabir Riau.
Dwi nur ratnaningsih
(bbg)