Dua Pasang Hati

Kamis, 18 Juni 2015 - 09:51 WIB
Dua Pasang Hati
Dua Pasang Hati
A A A
Ketika batuk Keenan mereda, diam-diam dokter itu tersenyum geli mendapati wajah Lara yang khawatir padanya. ”UHUK!!! UHUKKK!” Keenan pura-pura terbatuk lagi, sesudahnya ia terkekeh, tentu membuat wajah Lara kebingungan karenanya, namun ia tersadar beberapa detik kemudian, ternyata cowok di hadapannya ini tengah menjahilinya.

”KEENAN!!! Lo boongin gue ya?” Lara memukul lengannya sejadijadinya. ”Hehehehehe. Lo mau coba nggak, bikinan lo ini?” tanya cowok itu masih menahan tawa. Lesung pipi kecil miliknya terlihat. ”Enak ya? Apa keasinan?” Lara makin terperanjat, tiba-tiba Keenan menyodorkan sendoknya pada gadis itu. Ketika Lara bersiap memakan nasi goreng itu, Keenan menjauhkan suapannya dari arah Lara, lalu memakannya sendiri.

Kontan Lara semakin sebal, melirik Keenan tertawa-tawa. ”Ambil sendok sendirilah. Gue nggak biasa sharing sama orang,” ucap Keenan, sambil menatap Lara datar. Wajah Lara memerah seketika, saat Keenan bersikap sedikit arogan kepadanya. Ah, emang gue yang terlalu banyak berharap, Lara merutuk dalam hati. Sejurus kemudian, gadis itu beranjak pergi dari kursinya, namun kemudian dicegat Keenan.

”Ke mana?” ”Ambil sendoklah.” Lara sengaja menjawab ketus. Eh, yang dijudesin malah acuh seolah tidak berbuat apaapa. Ih cowok ini ngegemesin banget deh, cueeeeeek parah! Lara memasang mukanya kecut, karena ngerasa sedikit dipermalukan oleh cowok itu. Dua kali, lho. Cowok itu menatap Lara keheranan, bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi dengannya.

”Iya, Ra. Iya, masakan lo enak, kok. Kali ini aja sih, paling karena bumbunya instan,” komentar Keenan dengan maksud menenangkan Lara yang sedikit kesal padanya. ”Gue tau gue nggak bisa masak. Nggak usah gitu juga.” ”Kan gue bilang enak. Kok lo masih marah juga sih?” ”Siapa yang marah sih, gue nggak marah-marah sama lo.” ”Itu buktinya!” ”Apa?” Lara membalas dengan nada sedikit naik.

”Ya muka lo, by safeweb"> kayak baju belom disetrika gitu.” ”Apaan sih, nggak lucu!” Keenan mendadak panik, sepertinya Lara marah beneran padanya. ”Cih, udah umur segini aja masih ngambek.” ”Apa bedanya sama lo?” Lara membalas sengit. Dalam hati Keenan, sebenernya dia mulai kehilangan akal bagaimana menghadapi Lara yang seumur-umur belum pernah semarah ini padanya.

Maka cowok itu memutar posisi duduknya, menghadap Lara. Kedua mata cokelat susu Keenan memandang sepasang mata indah milik gadis itu. Lara beberapa kali mengerjapkan matanya, terkesiap dengan sikap Keenan yang seolah manis padanya. Hatinya berharap banyak agar cowok itu benar-benar meminta maaf. ”Jadi perempuan itu, jangan terlalu manja deh.”

Cowok itu menyentil pelan dahi Lara, cewek itu semakin kesal dibuatnya. Benerbener deh orang ini! Nyesel gue ngijinin cowok ini masuk ke rumah, spesial banget lagi masakin nasgor, euhhhh! Lara menahan semua emosinya dalam hati. ”Keenan, lo tau nggak ini udah jam berapa?” Lara tak menanggapi ucapan Keenan. Cowok itu melirik pergelangan tangan kirinya, oh iya.

Jam tangan gue kan ilang, Keenan berkata dalam hati. Lara menatap jam dinding yang berdetak terus, ”Jam setengah dua belas. You know ? Jadi gue minta, lo pulang sekarang.” Alis Keenan bertaut, ”Lo ngusir gue sekarang, gara-gara gitu doang?” Senyum sinisnya mengembang lagi. ”Siapa sih yang ngusir? Lo itu jadi cowok jangan kurang ajar.

Bertamu ke rumah cewek malem-malem, numpang makan, terus sekarang disuruh pulang malah protes. Jangan samain gue sama mantan­- mantan lo ya!” tukas Lara dingin. Gantian Keenan yang terkejut dengan omelan Lara barusan. Setelah sekian lama bertemu gadis itu, belum pernah Lara membahas soal mantan-mantan Keenan. Dia beneran marah nih? Cowok itu bertanya-tanya dalam hati.

Sembilan Keenan akhirnya memutuskan pulang dari rumah Lara. Ia sepertinya paham jika Lara sungguh marah padanya, walaupun ia sendiri merasa tidak melakukan apa-apa. Hati Keenan merasa tidak enak setelahnya, hingga berpikir apakah dia begitu keterlaluan? Tunggu! Keenan tersadar sesuatu. Seumurumur dia dan Lara saling bertemu, belum pernah ia melihat Lara benarbenar marah padanya, sampai tadi saat Keenan pulang pun, ia hanya mengantarnya sampai pintu rumah. (bersambung)

OLEH: VANIA M. BERNADETTE
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4691 seconds (0.1#10.140)