Minions Sukses di Indonesia
A
A
A
FILM komedi animasi, Minions berhasil mencuri perhatian pencinta film di Indonesia. Sejak tayang pada Rabu (17/6), Minions berhasil meraih pendapatan besar di Indonesia.
Dilansir dari Variety, film garapan Pierre Coffin ini sukses meraup 41% lebih besar dibandingkan Despicable Me 2.Tidak hanya di Indonesia, makhluk superimut berwarna kuning ini juga meraih sukses di Australia. Sama seperti di Indonesia, pendapatan hari pertama di Australia juga lebih besar 32% dibandingkan Despicable Me 2. Sejak Kamis (19/6), Minions telah ditayangkan di Malaysia dan Singapura serta 40 negara lainnya, termasuk Inggris dan Prancis.
Namun di negara asalnya, Amerika Serikat, Minions baru akan ditayangkan pada 10 Juli mendatang. Universal Pictures telah melakukan penayangan perdana Minions di Indonesia dan Australia. Minions sukses ditayangkan di 461 lokasi. Tak salah, sang sutradara, Pierre Coffin memilih Indonesia, betapa tidak, pada hari pertama pemutaran perdananya, Rabu (17/6), Minions yang diputar di 461 lokasi berhasil meraup USD987.716 atau lebih dari Rp13 miliar.
Perolehan itu sangat mencengangkan karena jumlah penonton naik cukup signifikan. Jika dibandingkan dengan premiere Despicable Me pada 2013, jumlah di Indonesia naik 41% dan di Australia naik 32%. Strategi tim produksi film Minion terbukti berhasil mengalihkan perhatian penikmat film yang terlena dengan Jurassic World.
Di Indonesia, Minions menjadi film yang paling sering ditonton pada hari pembukanya, mengalahkan Fast & Furious 7. Indominus Rex pun tergeser dan kalah populer dengan Stuart, Kevin, dan Bob yang menggemaskan itu. Sang sutradara, Pierre Coffin, menyukai bahasa Indonesia sehingga memasukkan setidaknya tiga kata di film itu. “Bahasa Minions adalah campuran bahasa yang saya sukai, misalnya Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia, dan Yunani,” ujar Coffin.
Indonesia tidak asing baginya. Sebab, Coffin masih berdarah Indonesia. Ibunya adalah penulis novel legendaris, NH Dini. Selain sebagai sutradara, Coffin juga berperan sebagai pengisi suara dari para minion. Dengan jenaka dia ucapkan bahasa minion yang unik dan lucu. Jika penonton memperhatikan kata-kata yang diucapkan dalam Minions, maka akan terdengar kata “terimakasih” dan “masalah”.
Ya, di antara bahasa-bahasa yang digunakan oleh minion, bahasa Indonesia ternyata memiliki arti tersendiri bagi Coffin. Coffin cukup mengenal budaya dan bahasa Indonesia dari ibunya, NH Dini, penulis kondang Indonesia yang berkarier selama kurang lebih 60 tahun. Coffin lahir dan besar di Prancis dan tinggal bersama Yves Coffin setelah orang tuanya berpisah.
Coffin mengasah kemampuannya ketika bersekolah di sekolah animasi Gobelin di Paris. Di sana dia menggarap film We’re Back A Dinosaur Story (1993), yang disutradarai oleh Steven Spielberg. Kemudian dia menyutradarai film animasi pendek berjudul Pings (1997). Pada tahun berikutnya, dia menciptakan karakter dua hewannya itu Pat, si kuda nil, dan Stan, anjing, untuk tayangan acara anak-anak di jaringan TV Prancis, TF1.
Video klip Pat dan Stan bernyanyi The Lion Sleeps Tonight menjadi sangat terkenal karena begitu sering tayang di media sebagai iklan cokelat Fererro’s Kinder. Dikabarkan, Coffin akan menggarap film animasi Flanimals yang diangkat dari buku cerita anakanak karangan Ricky Gervais.
Karakter Minions pertama kali diperkenalkan melalui sebuah film animasi keluarga, Despicable Me pada 2010. Di sana, Minions merupakan anak buah dari penjahat super bernama Gru. Meskipun ceritanya tidak berfokus pada sosok Minions, para Minions menjadi salah satu sosok penting.
Film ini kembali menceritakan tentang para Minions. Tiga minion, Stuart, Kevin, dan Bob, memimpin teman-temannya untuk mencari majikan paling jahat dan akhirnya mereka bertemu dengan Scarlet Overkill.
Iman firmansyah
Dilansir dari Variety, film garapan Pierre Coffin ini sukses meraup 41% lebih besar dibandingkan Despicable Me 2.Tidak hanya di Indonesia, makhluk superimut berwarna kuning ini juga meraih sukses di Australia. Sama seperti di Indonesia, pendapatan hari pertama di Australia juga lebih besar 32% dibandingkan Despicable Me 2. Sejak Kamis (19/6), Minions telah ditayangkan di Malaysia dan Singapura serta 40 negara lainnya, termasuk Inggris dan Prancis.
Namun di negara asalnya, Amerika Serikat, Minions baru akan ditayangkan pada 10 Juli mendatang. Universal Pictures telah melakukan penayangan perdana Minions di Indonesia dan Australia. Minions sukses ditayangkan di 461 lokasi. Tak salah, sang sutradara, Pierre Coffin memilih Indonesia, betapa tidak, pada hari pertama pemutaran perdananya, Rabu (17/6), Minions yang diputar di 461 lokasi berhasil meraup USD987.716 atau lebih dari Rp13 miliar.
Perolehan itu sangat mencengangkan karena jumlah penonton naik cukup signifikan. Jika dibandingkan dengan premiere Despicable Me pada 2013, jumlah di Indonesia naik 41% dan di Australia naik 32%. Strategi tim produksi film Minion terbukti berhasil mengalihkan perhatian penikmat film yang terlena dengan Jurassic World.
Di Indonesia, Minions menjadi film yang paling sering ditonton pada hari pembukanya, mengalahkan Fast & Furious 7. Indominus Rex pun tergeser dan kalah populer dengan Stuart, Kevin, dan Bob yang menggemaskan itu. Sang sutradara, Pierre Coffin, menyukai bahasa Indonesia sehingga memasukkan setidaknya tiga kata di film itu. “Bahasa Minions adalah campuran bahasa yang saya sukai, misalnya Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia, dan Yunani,” ujar Coffin.
Indonesia tidak asing baginya. Sebab, Coffin masih berdarah Indonesia. Ibunya adalah penulis novel legendaris, NH Dini. Selain sebagai sutradara, Coffin juga berperan sebagai pengisi suara dari para minion. Dengan jenaka dia ucapkan bahasa minion yang unik dan lucu. Jika penonton memperhatikan kata-kata yang diucapkan dalam Minions, maka akan terdengar kata “terimakasih” dan “masalah”.
Ya, di antara bahasa-bahasa yang digunakan oleh minion, bahasa Indonesia ternyata memiliki arti tersendiri bagi Coffin. Coffin cukup mengenal budaya dan bahasa Indonesia dari ibunya, NH Dini, penulis kondang Indonesia yang berkarier selama kurang lebih 60 tahun. Coffin lahir dan besar di Prancis dan tinggal bersama Yves Coffin setelah orang tuanya berpisah.
Coffin mengasah kemampuannya ketika bersekolah di sekolah animasi Gobelin di Paris. Di sana dia menggarap film We’re Back A Dinosaur Story (1993), yang disutradarai oleh Steven Spielberg. Kemudian dia menyutradarai film animasi pendek berjudul Pings (1997). Pada tahun berikutnya, dia menciptakan karakter dua hewannya itu Pat, si kuda nil, dan Stan, anjing, untuk tayangan acara anak-anak di jaringan TV Prancis, TF1.
Video klip Pat dan Stan bernyanyi The Lion Sleeps Tonight menjadi sangat terkenal karena begitu sering tayang di media sebagai iklan cokelat Fererro’s Kinder. Dikabarkan, Coffin akan menggarap film animasi Flanimals yang diangkat dari buku cerita anakanak karangan Ricky Gervais.
Karakter Minions pertama kali diperkenalkan melalui sebuah film animasi keluarga, Despicable Me pada 2010. Di sana, Minions merupakan anak buah dari penjahat super bernama Gru. Meskipun ceritanya tidak berfokus pada sosok Minions, para Minions menjadi salah satu sosok penting.
Film ini kembali menceritakan tentang para Minions. Tiga minion, Stuart, Kevin, dan Bob, memimpin teman-temannya untuk mencari majikan paling jahat dan akhirnya mereka bertemu dengan Scarlet Overkill.
Iman firmansyah
(ftr)