Terarium yang Menawan
A
A
A
TERARIUM kini menjadi idola baru di kalangan masyarakat kota yang menyenangi tanaman hias. Cukup dalam wadah kaca yang tak makan tempat, keindahan dan manfaatnya sudah bisa dimiliki.
Bromelia mini berwarna hijau kemerah-merahan bertengger cantik di sebuah wadah kaca. Di sampingnya, terdapat hiasan keong yang membuat tampilan keseluruhan tanaman di dalam wadah kaca semakin enak dilihat. Inilah terarium, sebuah seni yang kini digandrungi para pencinta tanaman hias.
Terarium adalah seni merangkai tanaman atau ekosistem darat dalam sebuah wadah tertentu. Kata ini merupakan gabungan dari Tera (bumi) yang berarti lahan dan ekosistem darat, sementara arium (wadah) biasa diartikan sebagai tempat tumbuh atau kandang. Seni ini muncul dari sebuah percobaan yang dilakukan ahli botani dari Inggris Nathaniel B Ward yang mencoba menanam berbagai tanaman tropis dalam wadah kaca tertutup. Berbagai percobaan ini yang melahirkan konsep The Wardian Cases dan menjadi dasar ilmu pembuatan terarium.
Tren yang dimulai dari beberapa negara Eropa dan Australia inilah yang menjadi tolok ukur ahli terarium di Indonesia. Berbagai jenis tanaman bisa ditanam di terarium, tapi tidak semua akan cocok untuk berada dalam wadah terarium. Tanaman hias sukulen, seperti kaktus, sanseviera, echeiveria, bromelia cocok untuk terarium kering atau terbuka. Tanaman hias seperti sirih gading, philodendron , aglaonema cocok untuk terarium basah atau tertutup.
Sementara moss atau lumut saat ini digunakan untuk kedua tipe terarium. “Semua tanaman hias dengan ukuran mini pada umumnya cocok, tetapi kita harus tahu sifat tumbuh mereka. Jangan sampai dalam satu wadah sifat tumbuhnya beda-beda, nanti tanamannya tidak serempak tumbuhnya dan cepat mati,” ungkap Raden Nanda Teguh Perkasa, pemilik toko Tanaman A Little Of Gardenia yang menjual terarium di Bandung. Tak hanya mempercantik ruangan, terarium juga berfungsi sebagai tanaman antipolusi dan antiradiasi.
Tanaman di dalam wadah ini mampu menyerap radiasi dari barang-barangelektronik yang biasa ada di meja kantor atau di dalam rumah, sekaligus bisa menyerap baubauan yang sedap. Karena keindahan dan manfaatnya ini, terarium berkembang cepat di Indonesia, utamanya di wilayah perkotaan yang memiliki lahan terbatas untuk berkebun. Apalagi, jenis tanaman yang bisa ditanam di terarium banyak terdapat di Indonesia.
Tanaman mini untuk terarium terdapat di seluruh Jawa Barat, mulai dari Sukabumi, Cianjur, Karawang, Bogor, Bandung, Garut, dan Tasikmalaya. Tak hanya menjajal memelihara terarium, sebagian pencinta terarium juga terjun dalam bisnis ini. Hitungan bisnisnya memang cukup menggiurkan. Saat ini, satu terarium harganya mulai dari Rp50.000 untuk wadah kecil hingga Rp400.000 untuk wadah besar.
“Harga terarium termasuk mahal karena harga wadahnya yang mahal, untuk tanamannya sendiri justru sangat murah sekali,” tutur Natasha Roesli, pemilik studio bunga Fleuri di kawasan Jakarta Selatan. Para pencinta terarium ini umumnya datang dari kalangan menengah ke atas, seperti ibu rumah tangga, restoran, dan pegawai kantoran. Menurut Raden yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 1,5 tahun lalu, mereka ini umumnya memang menyukai keindahan tanaman hias.
“Ada tiga kriteria kenapa orang tertarik dengan terarium. Pertama, karena keindahan rangkaiannya. Kedua, manfaat dari tanamannya. Ketiga, karena hobinya merawat dan mengoleksi tanaman,” ujar Raden yang dalam seminggu dapat menjual 50-100 terarium, bahkan jika ramai bisa sampai 300 buah setiap minggunya.
Perawatan mudah
Tentu saja, keindahan tanaman dalam terarium bergantung pada cara perawatannya. “Tanaman di dalam terarium dapat bertahan dengan sangat lama, bergantung perawatannya. Jika terpapar sinar matahari dengan baik, cahayanya pas, dan tidak terlalu banyak mengandung air, tanaman dapat bertahan lama,” ujar Natas ha yang menekuni bisnis terarium sejak tahun lalu. Tidak hanya tanaman yang dapat ditemui dan dirawat dengan mudah, wadahnya pun tidak sulit merawatnya.
Tidak ada batasan untuk mengganti wadah yang menjadi tempat tanaman. “Biasanya para seniman terarium menggunakan konsep terarium kering dengan tanaman yang pertumbuhan vegetatifnya (batang, daun) lambat, atau jika menggunakan terarium basah yang tumbuh vegetatifnya cepat bisa dilakukan pemangkasan. Untuk pupuk bisa disuplai dengan pupuk cair. Tetapi jika wadah sudah terlalu kotor dan pengguna bosan dengan rangkaiannya, wadah baru dapat diganti,” ujar Raden.
“Karena cuaca Jakarta yang cukup panas dan lembap membuat wadah terarium lebih sering diganti. Biasanya jika kondisi tanaman sudah parah dan tidak sehat, 4-5 minggu sekali wadah harus diganti,” tambah Natasha.
Andari novianti
Bromelia mini berwarna hijau kemerah-merahan bertengger cantik di sebuah wadah kaca. Di sampingnya, terdapat hiasan keong yang membuat tampilan keseluruhan tanaman di dalam wadah kaca semakin enak dilihat. Inilah terarium, sebuah seni yang kini digandrungi para pencinta tanaman hias.
Terarium adalah seni merangkai tanaman atau ekosistem darat dalam sebuah wadah tertentu. Kata ini merupakan gabungan dari Tera (bumi) yang berarti lahan dan ekosistem darat, sementara arium (wadah) biasa diartikan sebagai tempat tumbuh atau kandang. Seni ini muncul dari sebuah percobaan yang dilakukan ahli botani dari Inggris Nathaniel B Ward yang mencoba menanam berbagai tanaman tropis dalam wadah kaca tertutup. Berbagai percobaan ini yang melahirkan konsep The Wardian Cases dan menjadi dasar ilmu pembuatan terarium.
Tren yang dimulai dari beberapa negara Eropa dan Australia inilah yang menjadi tolok ukur ahli terarium di Indonesia. Berbagai jenis tanaman bisa ditanam di terarium, tapi tidak semua akan cocok untuk berada dalam wadah terarium. Tanaman hias sukulen, seperti kaktus, sanseviera, echeiveria, bromelia cocok untuk terarium kering atau terbuka. Tanaman hias seperti sirih gading, philodendron , aglaonema cocok untuk terarium basah atau tertutup.
Sementara moss atau lumut saat ini digunakan untuk kedua tipe terarium. “Semua tanaman hias dengan ukuran mini pada umumnya cocok, tetapi kita harus tahu sifat tumbuh mereka. Jangan sampai dalam satu wadah sifat tumbuhnya beda-beda, nanti tanamannya tidak serempak tumbuhnya dan cepat mati,” ungkap Raden Nanda Teguh Perkasa, pemilik toko Tanaman A Little Of Gardenia yang menjual terarium di Bandung. Tak hanya mempercantik ruangan, terarium juga berfungsi sebagai tanaman antipolusi dan antiradiasi.
Tanaman di dalam wadah ini mampu menyerap radiasi dari barang-barangelektronik yang biasa ada di meja kantor atau di dalam rumah, sekaligus bisa menyerap baubauan yang sedap. Karena keindahan dan manfaatnya ini, terarium berkembang cepat di Indonesia, utamanya di wilayah perkotaan yang memiliki lahan terbatas untuk berkebun. Apalagi, jenis tanaman yang bisa ditanam di terarium banyak terdapat di Indonesia.
Tanaman mini untuk terarium terdapat di seluruh Jawa Barat, mulai dari Sukabumi, Cianjur, Karawang, Bogor, Bandung, Garut, dan Tasikmalaya. Tak hanya menjajal memelihara terarium, sebagian pencinta terarium juga terjun dalam bisnis ini. Hitungan bisnisnya memang cukup menggiurkan. Saat ini, satu terarium harganya mulai dari Rp50.000 untuk wadah kecil hingga Rp400.000 untuk wadah besar.
“Harga terarium termasuk mahal karena harga wadahnya yang mahal, untuk tanamannya sendiri justru sangat murah sekali,” tutur Natasha Roesli, pemilik studio bunga Fleuri di kawasan Jakarta Selatan. Para pencinta terarium ini umumnya datang dari kalangan menengah ke atas, seperti ibu rumah tangga, restoran, dan pegawai kantoran. Menurut Raden yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 1,5 tahun lalu, mereka ini umumnya memang menyukai keindahan tanaman hias.
“Ada tiga kriteria kenapa orang tertarik dengan terarium. Pertama, karena keindahan rangkaiannya. Kedua, manfaat dari tanamannya. Ketiga, karena hobinya merawat dan mengoleksi tanaman,” ujar Raden yang dalam seminggu dapat menjual 50-100 terarium, bahkan jika ramai bisa sampai 300 buah setiap minggunya.
Perawatan mudah
Tentu saja, keindahan tanaman dalam terarium bergantung pada cara perawatannya. “Tanaman di dalam terarium dapat bertahan dengan sangat lama, bergantung perawatannya. Jika terpapar sinar matahari dengan baik, cahayanya pas, dan tidak terlalu banyak mengandung air, tanaman dapat bertahan lama,” ujar Natas ha yang menekuni bisnis terarium sejak tahun lalu. Tidak hanya tanaman yang dapat ditemui dan dirawat dengan mudah, wadahnya pun tidak sulit merawatnya.
Tidak ada batasan untuk mengganti wadah yang menjadi tempat tanaman. “Biasanya para seniman terarium menggunakan konsep terarium kering dengan tanaman yang pertumbuhan vegetatifnya (batang, daun) lambat, atau jika menggunakan terarium basah yang tumbuh vegetatifnya cepat bisa dilakukan pemangkasan. Untuk pupuk bisa disuplai dengan pupuk cair. Tetapi jika wadah sudah terlalu kotor dan pengguna bosan dengan rangkaiannya, wadah baru dapat diganti,” ujar Raden.
“Karena cuaca Jakarta yang cukup panas dan lembap membuat wadah terarium lebih sering diganti. Biasanya jika kondisi tanaman sudah parah dan tidak sehat, 4-5 minggu sekali wadah harus diganti,” tambah Natasha.
Andari novianti
(ars)