Tambah Usia, Tambah Penyakit

Senin, 29 Juni 2015 - 11:08 WIB
Tambah Usia, Tambah Penyakit
Tambah Usia, Tambah Penyakit
A A A
MEMILIKIusia yang panjang adalah impian bagi setiap orang, maka tak heran setiap tahunnya orang akan berdoa akan diberikan panjang umur tiap perayaan ulang tahun.

Namun, doa ini akan menjadi menyiksa apabila usia panjang tidak dibarengi dengan kondisi fisik yang sehat. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) yang merupakan organisasi riset kesehatan global independen di Universitas Washington me - nya takan, dengan turunnya tingkat kematian, penyakit dan cedera nonfatal justru mengambil porsi yang lebih besar dalam bidang kesehatan di dunia.

Menurut analisis baru yang dilakukan terhadap 301 penyakit dan cedera di 188 negara, penduduk di seluruh dunia kini memiliki rentang hidup yang lebih lama. Namun, mereka harus menjalaninya dengan kesehatan yang buruk, seperti yang ditunjukkan dengan angka penderita penyakit dan cedera yang menurun lebih lambat daripada angka kematian.

Years Lived with Disability (YLD) atau hidup dengan disabilitas menguantifikasi dampak dari masalah kesehatan yang memengaruhi mobilitas, pendengaran, penglihatan, ataupun penyebab rasa sakit tertentu. Pada 2013, depresi tingkat tinggi, kehilangan pendengaran, serta COPD, atau penyakit penyumbatan paru kronis masuk ke dalam daftar 10 penyebab hidup dengan disabilitas di Indonesia.

Baik pria maupun wanita, penyebab utama hidup dengan disabilitas masih tetap sama selama periode ini, tapi semakin bertambah korbannya karena pertumbuhan populasi dan penuaan. YLD per orang meningkat di 139 dari 188 negara selama rentang 1990 hingga 2013, artinya lebih banyak orang menjalani sebagian besar hidupnya dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Gangguan muskuloskeletal, dikombinasikan dengan cedera fraktura dan jaringan lunak, menyumbang seperlima dari total YLD global pada 2013, dengan jumlah yang bervariasi mulai dari 11% di Mali hingga 30% di Korea Selatan. Gangguan mental dan penyalahgunaan zat terlarang juga telah menyebabkan 20% dari total YLD global yang bervariasi antara 15% di Jerman hingga 37% di Qatar.

Penelitian yang diterbitkan The Lancet pada Senin (8/6) dengan mengambil tema besar “Analisis Sistematik untuk Global Burden of Disease Study 2013” yang dilakukan oleh konsorsium peneliti internasional yang mengerjakan proyek Global Burden of Disease yang dipimpin oleh IHME di Universitas Washington merupakan studi pertama yang meneliti jangkauan, pola, serta tren kemunduran kesehatan nonfatal di seluruh dunia.

“Banyak negara di seluruh dunia telah membuat kemajuan besar dalam mengatasi penyakit fatal, tetapi justru penyakit nonfatallah yang menjadi ancaman serius berikutnya dalam hal beban penyakit,” kata Profesor Theo VOS dari IHME, penulis utama studi tersebut. “Desakan untuk mengatasi penyakit dan cedera nonfatal ini semakin meningkat seiring bertambahnya populasi dan meningkatnya rentang hidup penduduk,” tambahnya.

Para peneliti menemukan bahwa dengan semakin bertambahnya umur seseorang, mereka akan mengalami lebih banyak penyakit yang disebabkan oleh penyakit dan cedera nonfatal. Banyak orang juga menderita komplikasi penyakit. Jumlah orang yang menderita 10 penyakit atau lebih meningkat menjadi 52%. Tidak hanya orang tua yang mengalaminya. Meskipun dampak YLD meningkat seiring usia, dari 2,3 miliar orang yang menderita lebih dari lima penyakit, sekitar 81% berusia di bawah 65 tahun.

Para peneliti juga menemukan hanya beberapa penyakit dengan jumlah yang relatif sedikit justru memiliki dampak besar. Ada dua penyakit akut yang menyebabkan 20 miliar kasus penyakit baru secara global pada 2013, yaitu infeksi saluran pernapasan atas (18,8 miliar) dan diare (2,7 miliar).

larissa huda
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6922 seconds (0.1#10.140)