Latte Art Throwdown Uji Kemampuan Para Barista

Minggu, 05 Juli 2015 - 11:44 WIB
Latte Art Throwdown Uji Kemampuan Para Barista
Latte Art Throwdown Uji Kemampuan Para Barista
A A A
LATTE ART menjadi salah satu keahlian seorang barista dalam menyajikan kopi dengan konsep berbeda.

Indonesian Latte Art Artist Community, sebuah wadah bertemunya barista Indonesia, mengadakan Latte Art Throwdown yang terselenggara pada Jumat, 12 Juni 2015, bulan lalu di Watt Coffee Jalan Kwitang Raya No14, Senen, Jakarta Pusat. Latte art merupakan seni menghias di atas cangkir espresso dengan bahan dasar minuman cappuccino dan cafe latte .

Acara yang merupakan kerja sama antara Indonesian Latte Art Artist Community dan coffee shop lokal ini mengundang banyak barista untuk mengikuti kompetisi yang bertujuan bukan untuk persaingan, tetapi untuk menjalin tali silaturahmi sebagai front man di industri kopi Indonesia. Pendiri Indonesian Latte Art Artist Community, Ardian Maulana, mengatakan acara ini cukup diminati barista Indonesia, khususnya Jakarta. Sebanyak 60 orang mendaftar, namun hanya 48 peserta yang lolos seleksi mengikuti acara throw down ini.

“Throw down seperti ini, kami menggunakan sistem bola, yaitu harus kelipatan empat. Tidak hanya itu, jumlah ini juga merupakan kesepakatan awal yang ditentukan pihak coffee shop , mulai dari ketersediaan mereka memberikan kuntitas, seperti susu dan waktu,” sebut Ardian. Permainan dalam acara ini, peserta harus memilih satu dari sepuluh pola dasar yang disediakan secara acak setiap rondenya. “Sedangkan untuk final, saya akan membuat latte art dan peserta yang lolos harus mengikuti pola tersebut,” lanjut Ardian.

Sebanyak 48 peserta yang ikut, hanya ada tiga pemenang yang akan mendapat hadiah dari beberapa sponsor yang telah bekerja sama dalam acara Latte Art Throwdown ini. Dari keempat finalis, juara pertama dimenangkan oleh Brian Setyawan yang juga sebagai barista disalah satu coffee shop di Jakarta. “Ada tiga juri yang menilai hasil pola dari peserta, di antaranya saya, owner Watt Coffee, dan Melia Haruko Pramanik, office manager Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI). Kami memakai penilaian standard world championship, “ sebutnya.

Selesai perlombaan, Indonesian Latte Art Artist Community juga memberikan arahan kepada peserta tentang tata cara membuat latte art yang benar. Contohnya, cara memegang gagang cangkir yang benar, suhu susunya harus berapa derajat agar tidak terlalu panas. Hal ini juga menjadi bekal untuk peserta jika ingin mengikuti kompetisi latte art tingkat nasional, salah satunya diadakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia. Indonesian Latte Art Artist Community merupakan komunitas yang dibangun oleh pasangan suami istri, Adrian dan Naya.

Terbentuk pada awal Februari 2014, komunitas ini merupakan wadah untuk kerabat yang suka kopi dan latte art . Saat ini telah terkumpul sebanyak 110 member dari seluruh penjuru Indonesia. “Awalnya hanya ada 5-10 orang. Kami pun membuat kaus dalam rangka menarik anggota dengan cara saya sounding melalui media sosial. Siapa yang membeli kaus ini otomatis bergabung ke komunitas kami. Sekarang anggota pun sudah tersebar ke beberapa kota seperti Pekanbaru, Medan, Makassar, Bali, Yogyakarta dan Solo,” tutur Adrian yang juga pernah menjadi seorang barista .

Tentunya, bergabung di Indonesian Latte Art Artist Community mempunyai keuntungan untuk para anggota, terutama saat ada acara-acara tertentu. Contohnya acara Latte Art Throwdown ini yang dikenakan biaya untuk peserta, untuk member dikenakan Rp15.000 dan nonmember Rp25.000. Bagi yang mau bergabung ke Indonesian Latte Art Artist Community dapat menghubungi Ardian di nomor 085771218600.

balqis eghnia
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3823 seconds (0.1#10.140)